Addicted to Love | 47 • The fate of birth and death

1.9K 254 72
                                    

Holaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Holaa... Romero UPDATE!!
Yuk, Komen yang buanyak + Vote, yaa.

•••

Langit menghitam, gemuruh melanda kota. Derai salju pun turun, memasuki dingin, bersamaan dengan lonceng Natal yang dibunyikan hampir di seluruh jalan. Asia tampaknya bersiap dengan segala kemungkinan, menunggu hadirnya dua malaikat mungil sepanjang bulan terakhir bersama Romero, hingga akhirnya, keduanya pun hadir. Ya, Mereka di sini sekarang, menangis bersamaan.

Tampak lebar, Romero tersenyum merekah, menatap baby box berwarna putih dengan selimut bayi berwarna biru laut. Oh, keduanya sungguh tampan, bermata hazel, rambut hitam kecoklatan dan bibir yang tipis. Tangan mungil mereka menggenggam rapat. Berteriak kencang, seolah mengumumkan kehadiran pada dunia yang tengah dingin ini, dan saat Romero memegang kedua jemari kecil mereka, keduanya pun langsung terdiam. Menatap liar dengan pandangan kabur.

Oh! Romero bergumam serak. Diam-diam menyeka air matanya yang jatuh. Hangat membasahi wajah. Kemudian, secepat kilat, pria itu berpaling. Menatap lirih pada Asia yang kontan melempar senyuman.

Are you okay?” Tanya Asia. Menarik napas panjang.

“Ya.” Romero mengangguk tegas. Lalu berjalan mendekati ranjang, tepat di mana Asia berbaring dari rasa penatnya. Ia berjuang mati-matian, merasakan sakit yang menerpa tubuhnya hampir sepuluh jam, dan Romero tetap menggenggam tangannya. Menyatukan kekuatan.

“Romero,” teriak Asia, lantang terdengar di tengah ruangan, saat pria itu memeluknya, dan sejenak memberi kecupan tepat di bibir.

“Bagaimana jahitannya? Masih terasa sakit?” Romero menyeka keringat di kening wanita itu.

“Sedikit,” kata Asia. Menggenggam tangan Romero yang kekar.

“Kau bisa mengharapkan ku dalam hal apapun, dengar?”

“Ya. Aku tahu, tapi sekarang kau sepertinya butuh tidur,” ucap Asia. Menyeka kantung mata yang menghintam pada pria itu.

“Aku belum begitu mengantuk. Kau mau minum atau makan?” Tanya Romero.

“Tidak. Aku masih ingin berbaring seperti ini tanpa bergerak,” kata Asia. Kini menatap Romero dalam.

“Kau yakin?”

“Ya.” Asia lekas mengangguk, membuat Romero menaruh pandangan hanya padanya.

“Kalau begitu aku juga ingin berbaring dengan mu di sini,” kata Romero.

“Oh really? Bagaimana dengan mereka?” Tanya Asia.

“Mereka sepertinya tidak terganggu,” kata Romero, melirik baby box yang kini begitu tenang tanpa suara.

“Aku harus memberi mereka Asi empat puluh lima menit lagi,” kata Asia.

“Ya. Akan ku pasangkan alarm. Kita bisa tidur selama itu.” Romero menarik ponsel dari saku celana nya. Mengutak-atik benda itu sebentar dan menaruhnya tak begitu jauh.

Addicted to Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang