Story by : HinataLight8
Rate : M
Genre: Fluffy, Family, Healing, Friendship, & Romance.
Diclaimer: All Characters of Naruto is belongs to Masashi Kishimoto.
This story is mine.
Warning: All Typo(s), Out Of Chara, If you dislike this story, please turn back with peace. No flames with barbarian's words, Be Nice for critic, Typo and others. Thank you.
_________________________________________
---***---
Dikafe tempat mereka biasa berkumpul, Naruto duduk berhadapan dengan Hinata. Lewat beberapa tahun wanita itu terlihat semakin cantik dan mempesona dimata Naruto, terutama saat tengah mengurus anaknya yang sangat lincah dan menggemaskan.
Sejujurnya, Naruto ingin sekali menggendong dan menciumi Boruto saat ini juga. Bagaimanapun anak itu adalah anak kandungnya, anak yang dilahirkan dari wanita yang sangat Ia cintai.
Namun, mengingat janjinya pada Hinata bahwa Ia takkan mengungkit apapun soal Boruto, batin Naruto sungguh menderita.
Naruto begitu merindukan Boruto, selama ini Ia hanya mampu sesekali mengunjungi dan melihat tumbuh kembang putranya dari media sosial Hinata dan beberapa lembar foto laporan dari orang suruhannya.
Tidak hanya merindukan Boruto, terhadap ibu dari anaknya pun Naruto begitu merindu.
"Naruto, kurasa Boruto sangat mirip denganmu. Lihat warna mata dan rambutnya benar-benar menyerupaimu." celetuk Tamaki tiba-tiba saat mereka semua sedang menikmati kudapan berupa kue ulang tahun Boruto.
Hinata terbatuk dan Naruto tersedak. Keduanya saling menatap seklias, Naruto dengan cepat mengalihkan keadaan.
"Hinata, kalau kau perlu Ayah untuk Boruto sepertinya kau sudah menemukan kandidat yang tepat. Tamaki bilang anakmu mirip denganku." ujar Naruto dengan nada bercanda.
Semuanya tergelak, kecuali Sasuke dan Shikamaru yang hanya melirik pada Naruto. Hinata hanya diam dan sejenak Naruto menangkap mimik tegang diwajah itu, sedangkan Shizuka mengamati keduanya bergantian.
Ino yang menyadari keresahan Shizuka dengan cepat menjelaskan kepada tunangan Naruto sehingga kesalahpahaman tidak terjadi.
"Sungguh gaya hidup yang aneh." Cibir Shizuka setelah mendapatkan penjelasan dari Ino mengenai pilihan hidup Hinata.
"Kau tidak bisa mengatakan itu jika tidak mengetahui alasannya dan kau juga tidak berhak menilai baik buruknya pilihan seseorang." Sahut Naruto membela Hinata.
"Naruto, sudahlah. Aku sudah biasa menerima pandangan dan komentar seperti itu, santai saja." Jawab Hinata sambil tersenyum kearah Naruto dan Shizuka.
"Ibuuuuu..... hikss...hiksss... Paman Ciba memakan kue Boluto....!!!!"
Ditengah pembicaraan mereka teralihkan dengan suara cempreng dan tingkah menggemaskan Boruto yang menangis cemberut karena kuenya dimakan Kiba.
Beberapa langkah sebelum Boruto sampai ketempat duduk Ibunya, Naruto berdiri memotong langkah anak itu lalu menggendongnya.
"Boruto, jangan menangis. Paman akan belikan semua kue yang ada disana untukmu." tunjuk Naruto pada etalase cafe yang memajang berbagai jenis variant kue.
"Benalkahhhhh... Wahhhhh... Paman Naluto celalu baik pada Boluto, tidak seperti paman Ciba yang nakal.." Masih menggendong Boruto, Naruto membawa anak itu menuju etalase kue.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'not Married [End]
RastgeleSelama dua puluh tiga tahun menjalani hidup, tak pernah sekalipun Hinata merasa antusias apalagi tertarik disaat teman-temannya berbicara tentang pernikahan dan membina rumah tangga. Boleh dikatakan Hinata cukup apatis mengenai hal itu. "Kau serius...