Rizki

97 8 13
                                    

Konon katanya matahari yang bersinar bisa membuat banyak orang bahagia karena memancarkan kehangatan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Konon katanya matahari yang bersinar bisa membuat banyak orang bahagia karena memancarkan kehangatan. Orang yang baik, murah senyum, tulus dapat membuat orang-orang di sekitarnya bahagia karena aura positif yang dipancarkan.

Namun, dibalik cerah dan hangatnya matahari, tak semua orang bisa bahagia ketika melihat matahari itu. Ada yang merasa kepanasan, ada pula yang merasa risih karena silaunya cahaya dari matahari tersebut. Sebaik-baiknya seseorang, ia tetap dapat menjadi peran antagonis bagi hidup beberapa orang.

Bresss!!!

Rizki membuka matanya kaget saat merasakan wajahnya terkena sesuatu yang basah. Hasbi, kakak laki-lakinya baru saja menyiram wajah Rizki dengan segelas air penuh.

"Bangun goblok! Lo mau bolos? Ini sudah jam 7 pagi" ucap Hasbi ketus.

Mendengar perkataan Hasbi, Rizki buru-buru melihat jam weker yang ia taruh dikasurnya. Benar kata Hasbi, jarum jam sudah menunjukkan pukul 07.02 sementara jam masuk sekolah Rizki 07.30 pagi. Artinya Rizki hanya punya 28 menit dari sekarang untuk bersiap-siap dan berangkat agar tidak terlambat.

"Gue boleh izin aja bang hari ini?" Tanya Rizki.

"Gak" Jawab Hasbi dingin. "Gue sama Bang Yulius bayar sekolah lo gak murah ya! Enak aja lo mau main izin"

"Tapi badan gue sakit bang" Keluh Rizki. "Abang pukul Rizki kemarin"

"Ya seorang pembunuh kayak lo emang pantes dapetin itu" Hasbi menjawab dengan suara datar. "Lagian lo juga melanggar aturan ya kemarin yaitu pulang telat"

"Kemarin macet bang dijalan"

"Bacot"

"Bang, mau sampai kapan lo benci sama gue? Bukan gue yang bunuh Deril bang"

"Sampai lo ngerasain apa yang Deril rasain"

Baru saja Rizki ingin menjawab lagi, Hasbi sudah membalikkan badannya meninggalkan Rizki yang menatap nanar abangnya.

"Bang, gue bukan pembunuh..." lirih Rizki kemudian berdiri lalu berjalan menuju kamar mandi.

Rizki sampai di sekolahnya pukul tujuh lebih dua puluh delapan menit. Ia bernafas lega karena masih sisa dua menit untuk ia berjalan menuju kelasnya, ruang XII IPS 2.

"Pagi guys!" Rizki menyapa teman-teman kelasnya.

"Pagi!!!" Jawab mereka dengan ceria Ketika Rizki masuk dan menyapa.

"iki!!!" Salah seorang siswi yang duduk dibangku sebrang menghampiri Rizki yang baru saja menaruh tas diatas kursi. Siswi itu bernama Winda, pacar Rizki sejak SMP.

"Selamat pagi" Ucap Rizki tersenyum.

"Are you good?" Tanya Winda yang melihat wajah Rizki bagian pipi yang keliatan dilapisi concealer.

"Sebenarnya aku kurang enak badan aku harus tetap sekolah karena biaya sekolah mahal" Rizki terkekeh namun Winda tau ada yang lelaki itu sembunyikan.

"Bang Hasbi pukul kamu lagi? Atau Bang Yulius?" Tangan kanan Winda bergerak memegang lembut pipi kiri Rizki yang tertutup concealer itu.

Them.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang