Zhi. (2)

15 2 0
                                    


"Darimana lo?"

Zia, perempuan yang berstatus sebagai kembaran Zhi mendapati lelaki itu sedang meminum air di depan dispenser.

"Club" jawab Zhi singkat.

"Again?!"

"Gue cuma temenin yang lain. Gue gak minum"

Zia menghampiri Zhi, berdiri dihadapan lelaki itu dengan tatapan datarnya.

"Lo inget ya! Lo pernah kecelakaan gara-gara lo mabuk dan sampai sekarang ingatan lo belum juga kembali! Kalau sampai lo minum terus mabuk lagi, gue lepas tangan deh! Lo mati sekalipun, gue ga peduli" sarkas Zia kemudian berlalu meninggalkan Zhi yang menatapnya sendu.

Hati Zhi merasa sedikit miris melihat jarak yang tercipta diantara dia dengan kembarannya itu.

3 tahun lalu Zhi sempat megalami kecelakaan tabrak lari karena ia mabuk lalu berjalan sempoyongan dari club ke jalan raya tanpa kesadaran penuh. Alasannya, karena putus cinta. Mantan pacarnya selingkuh dengan sahabatnya sendiri. Dan lebih jahanamnya lagi, sang perempuanlah yang memutus semua hubungan dengan Zhi. Singkatnya, perempuan itu lebih memilih selingkuhannya.

Tak ada yang menemani Zhi pada saat itu. Zia sebenarnya peduli hanya saja Zhi tak mau membuka mulut soal apa yang dia alami. Malam itu, Zia ditinggal sendirian dirumah oleh Zhi.

Zhi mabuk sendiri di club, menanggung semua rasa sakitnya sendirian. Orang tua? Hahaha kedua orang yang ia sebut ayah dan ibu itu terlalu sibuk dengan dunia kerja mereka sehingga Zhi dan Zia sering ditinggal dirumah sendirian.

Bukan tanpa alasan juga Zhi tak mau menceritakan masalahnya pada Zia. Ia hanya tak mau mendengar omelan kembarannya yang kelewat extrovert itu sedangkan dirinya adalah manusia paling introvert. Meski Zhi tau, Zia adalah pendengar yang baik.

Setelah insiden kecelakaan, Zhi kehilangan ingatannya karena benturan yang keras dikepala belakangnya. Mau tak mau keluarga dan kawan-kawan Zhi memulai dari nol kembali untuk memperkenalkan diri pada Zhi pasca pemulihannya.

Namun kejadian itu membuat Zia menjadi sosok putri es bagi Zhi. Ia hampir setahun ini tidak pernah melihat senyum kembarannya itu. Alasannya berat, orang tua mereka menyalahkan Zia atas kecelakaan yang menimpa Zhi. Mereka mengatakan Zia tak becus untuk menjaga saudara kembarnya. Namun diotak Zia saat itu, "Bahkan Zia gak tau Zhi pergi ke club malam itu" Zia memakai alasan itu untuk membela diri , namun nyatanya Zia tetap salah dimata orang tuanya.

Zia tak pernah mendapatkan uang saku lagi sejak itu dari kedua orang tuanya. Padahal ia masih membutuhkan biaya untuk kuliah dan itu tidak sedikit. Zia terpaksa bekerja paruh waktu di salah satu café yang gajinya lebih dari cukup untuk biaya kuliah dan kebutuhan pribadi.

Mungkin ini terlalu berat bagi Zia sehingga keadaan psikis nya tidak sebaik dulu. Ia benar-benar membenci Zhi karena baginya, Zhi adalah penyebab semua hal memilukan ini terjadi pada hidupnya.

Zhi tau dia salah. Zhi mencoba menebus kesalahan itu dengan memberikan setengah uang sakunya pada Zia, namun Zia tak pernah menyentuh uang itu sama sekali sehingga uang itu selalu dan selalu berbalik pada Zhi.

Tidak ada interaksi sehangat dulu dirumah Zhi. Berkali-kali Zhi mencoba mengajak kembarannya itu ngobrol namun Zia hanya menjawabnya dengan singkat atau tidak dihiraukan sama sekali. Zhi seperti sendirian dirumah itu.

"Mau sampai kapan lo diemin gue begini zia?" Zhi bergumam pelan sembari menghembuskan nafasnya lelah. 

 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Them.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang