" Terimakasih atas tumpangannya"
Ashley turun dari motor hendak masuk kerumah namun Yeol menahannya.
"Sorry soal dikampus tadi" Yeol meminta maaf. Sepanjang perjalanan tadi Yeol tuh hampir gak fokus nyetir karena merasa bersalah udah marah-marah ke semua orang. Yeol sendiri juga gak ngerti kenapa jika ada ketidakjelasan dari kabar seseorang tuh selalu buat dia panik.
Dalam hati Yeol, dia sebenarnya menyimpan hal-hal yang gak semua orang tau termasuk Author *ehh* jadi ya semisal Yeol marah kayak orang kesetanan, harus ada hal logis yang dia berikan meski sebenarnya ada maksud lain dibalik itu semua.
"Lo bisa gak kalau apa-apa tuh gak usah kebawa emosi? Apalagi orang yang lu hadapi tuh Indah! Lo tau sendiri dia dramanya kek apa" Bukannya menerima maafnya Yeol, Ashley malah mengomel ke Yeol yang membuat Yeol agak sedikit tertampar sih cuma Yeol juga nahan tawa karena menurut Yeol, Si Ashley kalau ngomel tuh lucu.
"Mau orangnya drama, orangnya baik, orangnya kayak Binatang sekalipun, gue tetep gak bisa tinggal diem kalau ada apa-apa sama mereka" Jelas Yeol yang menurut Ashley masih bikin agak heran.
"Nyatanya indah gapapa kan?"
"Bukan soal indah aja tapi—"
"Ok stop!" Ashley mengehentikan omongan nya Yeol. Bukannya gimana ya pemirsa, Ashley tuh udah hafal betul kalau debat sama Yeol pasti tidak berujung karena Yeol itu sekalinya peduli atau khawatir sama orang, dia bakal lakuin cara terbaik buat menjaga orang itu. Padahal mah kadang orang-orang yang di khawatirin suka gak tau diri. Yeol! Yeol! bisa gak sih jangan terlalu baik sama orang!
"Lo boleh peduli sama orang lain tapi jangan kelewatan" kata Ashley menasehati. " Karena kadang mereka yang lo peduliin suka gak tau diri dan gak tau terimakasih"
Skakmat. Tertampar tidak Yeol?! Perkataan Ashley ada benarnya juga. Cuma ya ego Yeol kalau dah peduli tuh gedenya melebihi planet neptunus sehingga kadang Ashley, Zhi, atau teman-temannya yang lain kayak "Yaudah deh Yeol suka-suka lu aje!"
"Gue turun ya" pamit Ashley akhirnya. Yeol hanya mengangguk.
Sehabis Ashley pamit, Yeol cuma natap punggung temannya itu sampai menghilang dibalik gerbang tinggi. Yeol gak langsung pergi guys melainkan merenung dulu tuh dia mengingat masa lalu yang telah menjadi kenangan.
"Gue cuma gak mau—kehilangan lagi?"
Yeol bertanya sendiri, dijawab sendiri. Ternyata masa lalu Yeol yang dipikirin cukup kelam juga cuma ya gak mungkin toh dia memberikan alasan itu ke orang lain untuk perlakuannya selama ini?
Yeol hanya menunggu waktu sebenarnya untuk dia bisa ikhlasin semuanya. Dan dia hanya butuh pendengar yang tepat untuk meredamkan api di hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Them.
Teen FictionKumpulan cerita pendek 7 orang dengan jalan hidupnya masing-masing. Cerita ini bersifat fiksi yaitu tidak berdasarkan kisah nyata. Apabila ada kesalahan kata,kalimat, atau tanda baca, mohon maaf. HAPPY READING! Dont forget to vote and comment!