Zhi.

19 3 0
                                    




Apapun yang sudah terjadi, terimakasih karena telah datang tanpa harus aku minta. Setidaknya, kehadiranmu membuatku aman.

 Setidaknya, kehadiranmu membuatku aman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Anjrit! Anjrit! Anjrittt!"

Umpatan kekesalan keluar dari mulut perempuan berumur dua puluh tahun itu. Laura berjalan cepat memasuki club malam dengan isi kepala yang begitu berisik lantaran ia mengetahui sesuatu yang membuat jantungnya hampir copot.

"Yang bener aja! Masak Stefanus gitu?!"

Ruangan gelap dengan lampu warna-warni yang diiringi musik dengan volume keras, beserta banyaknya manusia dengan berbagai karakter, membuat kepala Laura mendadak pusing.

"Ini yang namanya dunia malam?! Bukannya memberi healing tetapi menguji emosi!" Begitu kalimat yang terlintas diotak Laura.

Mata bulat Laura melihat kesekeliling mencari insan yang menjadi tujuannya berlabuh ditempat ini.

" GOTCHA!" Laura menemukan sosok yang ia cari sedang duduk didekat meja bar bersama beberapa orang. Laura tampak asing dengan dua orang disebelah Stefanus. Mungkin temannya tapi Laura tak peduli dengan itu.

"This time for know apakah dia udah beneran nganu sama cewek yang dibilang Salma atau enggak"

Laura mengambil langkah mendekati meja bar itu namun ia bersandar dipilar tembok yang berada didekat sana. Lelaki itu tidak akan menyadari keberadaan nya karena ada lumayan banyak orang diarea meja bar.

"Bro!" panggil salah satunya sembari menepuk bahu Stefanus. Laura memasang telinga, menguping sebisa mungkin ditengah berisiknya ruangan itu.

"Lo sama viola udah lakuin itu?"

"Lakuin apa anjir?"

Ck. Teman satunya lagi berdecak, "Gausah pura-pura bodo lu! Lo udah HS sama dia kan"

Stefanus tertawa tipis, baru paham maksud temannya, Calvin. (saat Ricard memperjelas ucapan Calvin)

"Iya udah" jawab Stefanus santai sementara Laura yang mendengarnya memasang tampang cengo. YA KAGET LAH ANJIR!

"Lo brengsek sih stef!" Ricard menimpali, "kalau Viola hamil gimana?"

"Gue pake pengaman"

"Gak menjamin Viola gak bakal hamil" sahut Calvin.

"Gue akan tanggung jawab"

Ricard menaikkan alisnya, "Emang lo cinta?"

"Gue gatau tapi ketika I touch her, rasanya secandu itu"

ENOUGH! Laura sudah tak tahan akan omongan mereka bertiga. Menjijikan juga menyakitkan bagi hati Laura.

Laura berjalan cepat menuju pintu keluar. Tanpa ia sadari, seseorang sedari tadi memperhatikannya dari sofa yang tak jauh dari sana saat Laura menguping percakapan tadi. Pandangan lelaki itu terus mengekorinya hingga Laura menghilang dibalik pintu.

Them.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang