Part 1 (Keajaiban)

243 29 1
                                    

1 setengah tahun kemudian.

...

Pagi kembali menyambutnya. Yeonjun terpaksa membangunkan diri dari alam mimpinya dan menjalani kehidupan seperti biasa. Hari ini sekolah menunggu nya untuk datang menikmati  siksaan yang telah ada.

Bertambahnya hari, minggu, bulan sampai ke tahun. Perlakuan mereka pada yeonjun makin tak manusiawi. Luka lebam mungkin penuh ada di sekujur tubuhnya, dan tak ada satupun yang mengetahui kecuali sang Tuhan yang maha Kuasa dengan dirinya.

Yeonjun menjambak rambutnya frustasi lalu bangkit dari ranjang tidurnya. Pulang sekolah ia akan berangkat kembali untuk kerja part time nya, setelah itu jika partner kerjanya tak curang ia akan bisa pulang cepat, berbeda lagi jika ia menghilang begitu saja. Mau tak mau semua pekerjaan ditumpahkan padanya dan ia harus pulang malam setelah semuanya selesai.

Ia raih handuk yang ada di jemuran dan segera masuk kedalam kamar mandinya.

" Mungkin,.mandi akan lebih baik.. ".

.

.

Saat ini seragam sekolah sudah melekat pada tubuhnya. Hanya ala kadarnya, karna sampai disana juga semua akan percuma jika dirimu akan babak belur lagi seperti biasanya.

Yeonjun menatap dirinya yang ada dicermin, jika ia ingat 2 tahun yang lalu dirinya masih segar dan terlihat hidup. Tetapi sekarang.. Yeonjun merutuki dirinya yang ada dicermin. Kantong mata yang makin menghitam, wajah suram, diujung bibir yang terdapat luka basah yang belum kering hingga tangannya yang diperban.

Ah.. Tidak. Yeonjun tak melukai dirinya sendiri karna depresi, itu semua murni akibat 'teman-teman' di sekolahnya. Semua luka fisik dan batin diciptakan oleh teman teman nya, dan ia tak bisa mengelak fakta tersebut.

Sudah cukup muak melihat diri sendiri dicermin, yeonjun akhirnya beranjak mengambil tas nya dan pergi menuju sekolah.

.

.

.

" Wah.. Sialan! Kemana anak itu pergi?, harusnya ia berangkat sekolah sekarang ".

" Seharusnya, tapi batang hidung nya tak terlihat sejak tadi. Apa... Sekarang ia menyerah dan memilih bunuh diri? ".

" Jika itu benar, aku yang akan datang setiap hari ke kuburan nya".

" Untuk apa?? ".

" Menertawakan nya.. "

" Whahahahhah".

"Ahahahahah! ".

.

Yeonjun menghela nafas berat. Untung saja ia sempat bersembunyi, keringatnya sudah mengucur di pelipis nya bahkan bajunya juga ikutan basah karna lari terbirit-birit menghindari mereka.

Anak anak tadi adalah pembully setia yeonjun, tak ada hari untuk tak menyiksa yeonjun seorang. Hanya karna perbedaan derajat sosial yeonjun diperlakukan berbeda, bahkan beberapa guru juga memandangnya rendah hingga secara sengaja menurunkan nilainya.

Sudah beberapa kali yeonjun terancam dikeluarkan sekolah karna aduan aduan tak jelas yang dilontarkan mereka kepadanya hingga beasiswa nya akan dicabut. Tetapi tentu upaya tersebut cukup tertahan sebab kepintaran yeonjun untuk menaikkan semua nilai hingga membuat mereka ragu untuk mengeluarkan.

Yeonjun itu ibarat berlian yang dianak tirikan. Dibuang sayang, dipelihara membawa sial. Begitu pendapat mereka.

...

" Jam berapa ini? ". Monolog nya gelisah.

Pukul 07.15

Yeonjun menggaruk tengkuknya, jam pelajaran sudah dimulai 15 menit yang lalu, dan itu semua terbuang sia sia karna pelarian tak berguna untuk menghindari para pemukul.

Between Angel and Devil (Soobjun) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang