Pagi kembali menyambut hari ini. Cuaca mendung menyerbu, menyembunyikan mentari yang ingin bersinar dibalik sana.
Yeonjun sudah bersiap sejak tadi untuk berangkat kesekolah. Hari senin telah datang dan mau tak mau ia harus menyambutnya. Kemarin malam soobin menelfon nya, setelah ia angkat ia tak menemukan satu pun kata yang keluar dari handphone nya.
Beberapa kali ia menyahut tetapi dari sana tak terdengar balasan yang signifikan. Ia sedikit khawatir. Apakah ia tertidur dan tak sengaja menekan tombol telfon?. Atau ada hal lainnya.
Yeonjun ingin mengabaikan nya, tapi mau bagaimana pun ia tetap gelisah. Maka dari itu ia ingin buru buru untuk datang kesekolah.
...
Setelah berpamitan dengan bibi hima, yeonjun pun segera melangkahkan tungkainya dan berjalan pergi menuju halte terdekat. Beruntung nya disana sudah ada bus yang menunggu dan ia pun segera menaikinya.
Yeonjun baru saja membayar biaya naik busnya tetapi saat menoleh ke tempat duduk, aneh nya tak ada satu pun penumpang disana. Oh! Ralat, seperti nya ada satu laki laki berpakaian tertutup sedang duduk di kursi pojok paling belakang.
Tak ingin macam macam, yeonjun pun segera duduk dan memilih duduk didekat pak supir, kursi paling depan.
Padahal terhitung hari ini hari senin, seharusnya akan ada banyak penumpang yang masuk apalagi dijam jam segini.
06.16
.
Sambil menunggu bus nya sampai di halte sekolah, yeonjun termangu sambil melihat kearah jendela menatapi pepohonan yang bergoyang pelan akibat terpaan angin.
Krakk.
Suara dari belakang tiba-tiba menginterupsi nya. Yeonjun menoleh kebelakang dengan penasaran dan menemukan laki laki tadi berpindah duduk didekatnya lewat satu kursi.
Yeonjun tak begitu menghiraukan nya, ia tetap diam dan kembali menatap kedepan semula.
Krrak.
Lagi lagi suara yang sama terdengar di telinga nya. Kini ia tak perlu menoleh kebelakang karna lelaki tadi pindah lebih dekat ke kursi yang bersebrangan dengannya.
Yeonjun sedikit merasa tak enak. Ia melihat dari samping matanya dan menemukan jika orang itu menatapnya intens. Ia berusaha mengingat ingat, apakah mereka pernah bertemu sebelum nya hingga orang itu menatapnya terus.
Rasa ini lebih seperti dimata matai secara terang terangan. Yeonjun merasa risih.
...
Waktu berjalan sementara lelaki itu tetap disana, akhirnya pemberhentian di halte nya telah tiba. Dengan segera yeonjun pun mengambil tas ranselnya dan turun dari sana.
Setelah turun yeonjun melihat kearah belakang untuk memastikan apakah orang tadi mengikuti nya atau tidak. Ternyata tidak, ia tetap diposisi tempat duduknya dan menatap keluar kearah nya sampai bus jalan berlalu.
Yeonjun menghela nafasnya lega. Jika memang lelaki tadi ingin macam macam dengannya setidaknya ia sudah berada di kawasan sekolah.
.
.
.
Drap. Drap.
Drap. Drap. Drap.
Yeonjun melangkah pelan melewati lorong sekolah yang kini kembali menyeramkan baginya. Jika biasanya yeonjun tak perlu khawatir dengan orang-orang yang ada disekolah, kini ia kembali waspada karna soobin tak ada bersama nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Angel and Devil (Soobjun)
RandomJika setelah kematian cerita ini akan berakhir, hal tersebut tidak untuk 'Choi yeonjun'. . Pemuda sebatang kara yang hidup didalam panti asuhan, harus menerima kepahitan hidup dan menjalaninya. Tak hanya itu, ia juga harus menghadapi pemuda bernam...