Hari ini pagi menyambut dengan sangat baik. Para pengurus panti asuhan juga sudah terbangun dan mengerjakan pekerjaan nya masing masing.
Anak anak yang sudah bangun hanya kalangan anak sekolahan saja, sisanya masih terlelap di kasurnya tanpa ada niatan bangun dan melihat matahari pagi.
Tetapi tentunya sembari bekerja tak seru jika tanpa berbincang bincang. Yah.. Atau lebih sering kita jumpai dengan kata 'menggosip', itu rutinitas mereka setiap hari kan?.
...
" Aku rasa rian tak salah kemarin.. ". Ujar salah satu bibi membuat yang lain bertanya tanya.
" Memang nya ada bi? Apa yang dikatakan rian kemarin? ".
" Iya, bukankah kemarin itu ada tamu bernama soobin dan mereka fokus bermain dengan nya saja..? ".
Mereka jadi ikut penasaran dan menanyakan hal yang lain yang bersangkutan dengan hari kemarin.
" Tidak tidak, ini tentang yeonjun.. ".
" Kalian tak menyadarinya? ". Tanya bibi tersebut.
Bibi yang paling tua diantara mereka pun menyahut.
" Aku menyadari nya. Yeonjun ku makin membaik". Ujarnya dengan kasih sayang yang tersirat diwajahnya.
.
Itu Bibi Hima. Bibi yang merawat dan menyanyangi yeonjun dari sejak ia ditaruh di panti sampai sebesar sekarang.
Sebelum bibi yang lain memulai percakapan pun, bibi hima menyadari akan perubahan yeonjun yang cukup signifikan. Dan itu bahkan tak perlu dibahas dengan menggosip seperti ini.
" Yeonjun ku terlihat lebih cerah.. ".
Bibi yang lain pun terdiam. Mereka paham maksud dari bibi hima.
.
.
.
" Piuu piu! Piu piu piuuu! ".
Yeonjun menggulir bola matanya malas. Tak bisakah manusia di sebelah nya ini diam sejenak saja?. Dari sejak ia dijemput didepan panti oleh soobin lalu diperjalanan sampai didepan sekolah memarkirkan mobil. Mulutnya tak mau diam. Rasanya ingin ia penggal kepalanya itu agar tak usah hidup sekalian.
" Soobin diamlah".
" Kenapa? ". Tanya soobin memiringkan kepalanya.
" Kau menjadi pusat perhatian". Balas yeonjun lirih.
" Pusat perhatian? Apa yang yeonjun maksud pusat dunia?? Apakah itu artinya aku pusat dunia mu??? ".tanya soobin antusias.
Yeonjun pasrah. Ia menutup mata nya pasrah lalu mengarahkan tangannya menimpuk pelan pipi soobin agar menghadap kedepan dan tak menimbulkan atensi berlebihan padanya.
Sejujurnya ia masih takut ditatap intens oleh murid murid disekolah ini. Biasanya ia mendapat tatapan hina, sekarang tatapan heran.
Besok akan seperti apa lagi?.
" Jangan berlebihan, aku takkan pernah membalas confess mu".
" Baik. Kalau begitu aku juga takkan menyerah untuk menunggu jawaban iya dari mulutmu".
" Hah.. Menolak itu sangat tak enak.. ". Ungkap yeonjun.
" Tentu, menunggu itu juga menyakitkan".
Yeonjun mendongak. Soobin tetap berjalan sambil menghadap kedepan sambil memberikan tatapan sinis pada orang orang yang menatap kearah yeonjun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Angel and Devil (Soobjun)
RandomJika setelah kematian cerita ini akan berakhir, hal tersebut tidak untuk 'Choi yeonjun'. . Pemuda sebatang kara yang hidup didalam panti asuhan, harus menerima kepahitan hidup dan menjalaninya. Tak hanya itu, ia juga harus menghadapi pemuda bernam...