Jesna menyudahi kegiatan belajarnya ketika mendengar bunyi nada dering ponselnya. Ternyata panggilan video call dari kontak bernama My Wafa. Segera Jesna geser tombol biru untuk menjawab. Wafa di sana langsung tersenyum gemas saat layar ponselnya hanya penuh dengan wajah close up Jesna.
"Lucu banget."
Puji Wafa seketika membuat Jesna melayang. Dari situ juga Jesna akhirnya sedikit menjauhkan wajahnya dari kamera depan.
"Lucu dong kan punya kamu." Balas Jesna. Harus menye kalau ngga menye bukan Jesna.
"Besok aku ada latian futsal yang. Mau ikut?"
Tawar Wafa. Supaya Jesna ngga nyari lagi jadi harus pamit dengan hati-hati.
Jesna sempat mikir. Sejurusnya mengangguk. "Oke deh. Besok aku libur les aja." Katanya.
Di layar Wafa tampak berkerut dahi. Terlihat tidak suka dengan apa yang barusan Jesna katakan.
"Mau bolos ya? Ga boleh sayang."
Respon pacar Jesna itu dengan lembut. Beda banget sama Jesna yang suka mencak-mencak.
"Ngga bolos yang. Aku kan juga jenuh belajar terus." Jesna mencari pembelaan. Padahal niatnya memang mau bolos les dan ngintil Wafa latihan. Sekali aja Jesna nakal. Besok ngga lagi. Kalau inget tapi.
"Ya udah kalau gitu. Gih tidur."
Suruh Wafa. Cowok itu malah sudah tiduran di kasurnya lengkap dengan piyama tidur. Langsung menurut Jesna pun mengangguk. Lagipun ini sudah waktunya Jesna tidur. Dia tidak mau begadang karena porsi belajarnya sudah dia anggap cukup untuk ulangan harian sejarah besok.
”Kamu juga cepet tidur ya?" Pesan Jesna.
"Oke. Sleep well sayang. Have a nice dream. Byee..."
"Kamu juga. Byeee.."
Pip.
~~~~~
Jesna manyun kaya bebek memandang penampilan Wafa yang sudah lengkap dengan setelan Jersey futsal.
"Kenapa nih?" Tanya Wafa. Sudah gemas duluan dan main uyel-uyel pipi Jesna.
"Kamu kalau ngga ganteng-ganteng gitu bisa ngga sih yang?" Tanya Jesna. Oh ngambeknya gara-gara itu.
Anehnya emang udah level 100.
"Apa sih? Ngambek gitu lucu banget?" Wafa bukan menjawab malah makin gemas ke Jesna.
"Aku ganteng cuma punya kamu pokoknya." Asli nih Wafa jadi narsis. Pengin Jesna cubit tapi sayang nanti lecet.
Jesna mengangguk patuh. Percaya kalau Wafa setia dan tidak akan berpaling darinya.
"Duduk di tribun jangan tidur ya?" Pesan Wafa. Dengan kedua tangannya masih setia di pipi Jesna. Jesna mengangguk lagi. Pipinya makin ditekan Wafa sampai bibirnya bukan mirip bebek lagi. Ini kaya mau nyosor aja.
"Cium." Kata Jesna. Dan Wafa mengecup keningnya.
"Dah. Yuk ke lapangan." Ajak Wafa. Tangannya lalu turun dari pipi Jesna dan beralih untuk menggenggam tangan Jesna.
Dari ruang ganti. Mereka sudah sampai di lapangan. Jesna membawa serta tas milik Wafa ke tribun. Mana ada dua tas tadi yang dibawa oleh Wafa. Satu tas buat sekolah dan satu lagi untuk perlengkapan futsalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
OVT (Riize Wonbin)
Teen FictionMemiliki pacar kapten futsal yang super kharismatik membuat Jesna selalu overthinking. Karena ternyata punya pacar ganteng tidak selalu bahagia. Pertanyaan 'kamu dimana? Sama siapa?' harus Jesna tanyakan setiap waktu. Rasa khawatir berlebihan cender...