Karena hari Sabtu libur dan Jesna gabut. Gadis itu mengajak Binbin kucing kesayangannya untuk ikut street fidding. Cuma di sekitaran jalan dekat kompleks rumah soalnya di sana banyak kucing jalanan juga karena lumayan dekat sama pasar pagi.
Jesna diikuti Binbin menyusuri jalan. Tak lupa Jesna membawa makanan kucing, susu, sama beberapa obat. Jesna suka iba jika melihat kucing yang datang dengan bekas luka. Jadi mending dia preventif duluan.
Belum lama jalan sudah banyak kucing yang menghampiri Jesna. Sambil dielus sayang Jesna menaruh satu genggam pakan ke setiap 3 kucing yang datang.
"Dimakan ya pus." Kata Jesna ke kucing-kucing yang sedang lahap makan.
"Binnn itu buat temen-temen kamu jangan ikut makan juga.." Jesna menarik Binbin yang malah menyerobot makanan para kucing jalanan.
Digendonglah si Binbin oleh Jesna agar anteng. Jesna memandang iba sekaligus sayang ke para kucing-kucing jalanan. Betapa beruntungnya Binbin yang mendapat kasih sayang Jesna. Makan tinggal makan dan mendapat tempat yang layak. Sedangkan para kucing di depannya merasakan sebaliknya. Harus saling berebut untuk bisa bertahan hidup.
Jesna kemudian berjalan lagi untuk mencari kucing jalanan yang lain. Jesna tersenyum ketika dia menemukan induk kucing dan keempat anaknya di dekat pembuangan sampah. Jesna segera menghampiri induk kucing tersebut dan memberinya makan. Serta Jesna juga memberi susu untuk anak induk kucing tadi.
"Anak-anaknya lucu ya Bin?" Jesna mencoba ngobrol dengan Binbin yang sebenarnya hanya diam memandang induk kucing dan keempat anaknya.
"Sampai sini aja kali ya Bin. Pulang yuk?" Ajak Jesna masih menggendong Binbin.
Ketika Jesna berbalik, dia terkejut bukan main karena menemukan Sendy berdiri di depannya.
"Astaga Lo ngapain sih anjir!!" Jesna mengatur nafasnya.
Sendy tersenyum melihat Jesna yang terkejut.
"Lo juga ngapain di sini?" Tanya balik Sendy.
"Bukan urusan Lo, udah minggir." Jesna berusaha menggeser badan Sendy untuk memberinya jalan.
"Ini daerah kekuasan gue kali. Bayar dulu kalau mau gue kasih jalan." Sendy mengadahkan tangan kanannya di depan Jesna.
"Apaan sih Lo sosoan malak orang. Gue teriak nih?" Ancam Jesna. Sendy malah ketawa kencang.
"Haha... Enggak-enggak. Ini daerah rumah gue Na. Masa Lo lupa? Dulu juga suka main di sekitar sini lu." Balas Sendy.
"Dulu ya dulu. Sekarang ya sekarang." Balas Jesna sudah tidak sinis.
"Iya iya kita bahas sekarang deh." Balas Sendy.
Jesna menghela napas panjang. "Sendyyyy gue ga lagi mau bercanda ya. Lo kalau bukan temen udah gue piting nih!"
KAMU SEDANG MEMBACA
OVT (Riize Wonbin)
Teen FictionMemiliki pacar kapten futsal yang super kharismatik membuat Jesna selalu overthinking. Karena ternyata punya pacar ganteng tidak selalu bahagia. Pertanyaan 'kamu dimana? Sama siapa?' harus Jesna tanyakan setiap waktu. Rasa khawatir berlebihan cender...