15. Hari Setelah Putus

420 36 12
                                    

"Mesti Lo kebanyakan nangis?"

Pertanyaan itu meluncur dari mulut Hera. Geng Anakonda datang 5 menit yang lalu. Mengejutkan Jesna yang baru akan minum obat. Sesuai ajakan Hera mereka bisa kumpul untuk menghibur Jesna

"Apa lagi. Banyak nangis bikin pusing emang." Timpal Rara.

"Mumpung kita di sini. Gimana kalau kita seneng-seneng aja. Ga usah bahas hal-hal yang bikin Jesna mengingat yang bikin dia sedih." Saran Lyla. Si paling bijak dan kalem dari semuanya.

Rara menjentikkan jarinya. "Bener banget!"

Jesna tersenyum. Meski pucat tapi melihat kedatangan para bestie-nya dia bahagia. Bukan cuma keluarga yang hangat. Ternyata Jesna dikelilingi manusia-manusia yang baik.

"Gue bawa peralatan make up. Kita bikin make up tutorial gimana?" Ajak Rara mengeluarkan seperangkat alat make up dari dalam ransel. Pantas bawa ransel lumayan besar. Ternyata isinya benda ajaib.

"Terniat amat Lo sat?" Tanya Hera.

Rara cengar-cengir sok imut. Hera rolling eyes.

"Yuk. Jesna ikutan. Biar makin fresh Lo harus gue make up duluan." Rara kegirangan dan mengambil brush berserta adik kakaknya.

~~~~~

Di jam istirahat, Jesna menjadi penunggu kelas. Padahal tadi sudah diajak Lyla dan Rara untuk ngantin bersama. Tapi Jesna beralasan karena membawa bekal. Lalu Lyla dan Rara akhirnya ngantin berdua. Hera ngga usah dihitung. Jelas sama ayang Satria Cakra Langit.

Jesna membuka kotak bekalnya. Isinya ada dua potong sandwich dan susu rasa stroberi yang khusus Tyas siapkan untuk Jesna. Mengunyah dengan senyum. Jesna suka rasanya. Pas di lidahnya. Jesna tiba-tiba jadi pengin meluk Tyas. Kebiasaannya jika dimasakkan makan enak Jesna pasti senang dan meluk Tyas.

Di lain tempat di waktu yang sama. Geng Wafa bersiap ke kantin. Rey ribut ingin membawa gitarnya. Tapi Jaka mencegahnya.

"Ck! Nanti disita pak Brian mampus Lo!" Peringat Jaka. Tapi Rey tetap kekeuh.

"Bodo amat. Beli lagi." Ngeyelnya. Dan pergi mendahului dengan menenteng gitarnya.

Jaka dan Wafa sama-sama geleng kepala.

"Ngeyel tu anak. Disita beneran baru tau rasa!" Omel Jaka.

"Dahlah biarin." Lerai Wafa dan mengajak Jaka mengikuti Rey.

Untuk menuju kantin. Wafa harus melewati koridor kelas Jesna. Gedung anak IPA dan IPS itu memang terpisah.

Wafa sengaja melirik ke dalam kelas Jesna. Hanya melirik saja awalnya tidak berekspektasi jika masih ada Jesna. Karena ini jam istirahat biasanya kelas itu kosong. Tapi sebuah objek yang Wafa hafal banget itu siapa. Mengalihkan perhatiannya.

Jesna sedang makan sendirian. Itu yang Wafa lihat. Kenangan jika mereka selalu makan bersama saat jam istirahat. Wafa mengingat ulang hal tersebut. Bagaimanapun itu pilihannya, dia benar-benar sudah kecewa dengan sikap Jesna. Overprotektif, cemburu berlebihan dan yang membuat Wafa makin tak suka adalah main ribut sana ribut sini.

Jesna tersedak dan segera meminum susu kotak rasa stroberi. Di saat itu pula dia menoleh ke arah jendela. Dan melihat geng Wafa lewat. Kedua matanya memanas.

"Kenapa mesti lewat sih?" Kesal Jesna menahan air matanya turun.















OVT (Riize Wonbin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang