09. Ingin Membicarakan Sesuatu

20 4 0
                                    

Satya Wardhana"Lucu banget, saya nyuruh kamu tidur, tapi saya sendiri nggak bisa tidur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satya Wardhana
"Lucu banget, saya nyuruh kamu tidur, tapi saya sendiri nggak bisa tidur. Pasti kalau kamu baca ini besok, kamu ngedumel sendiri."
- 28 minutes ago

Satya Wardhana
"Kalau kamu nggak sibuk besok, saya boleh ngomong sesuatu sama kamu, Senayla?"
- 25 minutes ago

Aku sesak akibat jantungku terlalu berisik. Seketika perasaanku menjadi bercampur aduk, Om Satya mau ngomong tentang apa sampai harus mengatakannya seperti itu?

Jujur, segelintir rasa takut langsung menghampiriku. Bagaimana jika Om Satya sadar akan perubahan perasaanku kepadanya, jadi ingin membicarakan itu agar aku nggak melangkah lebih jauh?

Cukup lama kupandangi pesan itu tanpa berbuat apa pun sampai akhirnya kucoba mengumpulkan segenap keberanian tersisa untuk mengetik balasan. Biar saja kubalas sekarang, paling juga besok baru dibaca Om Satya, kan? Waktu terakhir aktif sudah 20 menit lalu, jadi mungkin saja sekarang Om Satya sudah menjelajahi alam mimpi.

Senayla Hazel
"Ngomong soal apa Om?"
- just now

Kuhembuskan nafas panjang selepas mengirimkan balasan tersebut. Kini aku sudah bener-bener nggak bisa memikirkan hal selain tentang Om Satya. Gagal sudah niatku menonton video-video Takumi Kitamura. Jadi aku duduk termenung di bangku meja komputerku sambil terus membaca pesan Om Satya berulangkali dengan hati dipenuhi kecemasan nggak berujung.

Berbagai jenis pikiran terus terlintas dalam benakku, membuatku semakin tertegun dengan cemas. Sampai kemudian aku nyaris terlonjak saat ponsel di tanganku tiba-tiba bergetar menandakan sebuah notifikasi masuk.

Saat aku lihat, tepat di sebelah nama Satya Wardhana sudah menampilkan sebuah titik hijau tanda keaktifannya saat ini. Dan, tentu saja, notifikasi tadi adalah notifikasi pesan masuk dari Om Satya.

Seketika aku menjadi sesak. Jujur, nggak siap membaca pesan tersebut meski nyatanya aku memang sedang membuka pesan Om Satya sedari tadi, sehingga aku nggak bisa mengelak. Mau nggak mau, harus tetap kubaca.

Jadi, kuberanikan diri untuk menggulirkan halaman percakapan dengan akun Satya Wardhana hingga ke bagian bawah.

Satya Wardhana
"Kamu kenapa malah aktif lagi 😒"
- just now

Sudah capek-capek takut membaca pesan Om Satya, ternyata isi pesan tersebut begitu saja.

Senayla Hazel
"Sena juga nggak bisa tidur kayak Om 🙄"
- just now

Balasanku langsung dibaca tanpa harus menunggu lama. Sepertinya Om Satya memang nggak keluar dari ruang percakapan daring ini, sama seperti aku.

Satya Wardhana
"Paling abis nonton itu tapi ngaku nggak bisa tidur 😒"
- just now

Senayla Hazel
"Sembarangan ih. Sena tuh begitu Om Satya suruh tidur langsung rebahan, mejamin mata, tapi tetep nggak bisa tidur!"
- just now

Satya Wardhana

"Kamu nurut banget bikin makin resah aja 😒"
- just now

Senayla Hazel
"Wkwkwk. Gak usah resah Om, sekali ini aja nurutnya. Besok-besok nggak bakal Sena buat Om resah lagi."
- just now

Jujur, nyesek banget harus mengatakan itu. Tapi memang benar, sudah kuputuskan untuk nggak mengganggu Om Satya lagi ke depannya. Lagipula, Om Satya tentu nggak nyaman harus merasa resah setiap hari karena menghadapiku, kan?

Ada jeda cukup lama setelah balasanku itu dibaca, membuatku sempat nyaris tenggelam dalam benakku sendiri sampai kemudian Om Satya mengetik.

Satya Wardhana
"Kamu kayaknya salah paham dengan maksud ucapan saya deh, Senayla. Boleh saya luruskan? Sekalian saya mau ngomong sesuatu sama kamu sekarang. Karena saya jadi nggak yakin saya bisa nunggu sampai besok."
- just now

Aku salah paham dengan maksud ucapan Om Satya? Walau mengernyit kebingungan, namun tetap kubalas pesan Om Satya.

Senayla Hazel
"Boleh, Om. Silahkan aja."
- just now

Kemudian Om Satya tampak mulai mengetik sesuatu. Sambil menunggu aku pun meninggalkan ponselku di atas meja komputer dan keluar kamar.

Terlalu gugup menunggu Om Satya selesai mengetik membuatku mules, dan mules mengakibatkanku menjadi lapar. Jadi aku berniat mencari sesuatu di dapur untuk kujadikan ganjalan pereda mules. Karena aku nggak menemukan lauk makan malam yang tersisa di kulkas, kuputuskan untuk membuat mie saja.

Selesai membuat mie selama lima menit hingga meletakkan di atas meja makan, aku lekas kembali sebentar ke kamar untuk mengambil ponsel. Saat hendak berbalik ke dapur, tiba-tiba saja listrik padam.

Tepat saat itu pula pesan Om Satya berdenting masuk.

Satya Wardhana
"Saya jatuh cinta sama kamu, Senayla."

- just now

Satya Wardhana
"Saya tahu saya lancang dan aneh banget. Kamu nggak harus ngasih jawaban atas perasaan saya sekarang. Saya cuma mau kamu tahu, kalau saya sayang sama kamu, Senayla. Jadi kamu jangan ngerasa kalau keresahan saya itu karena terganggu sama kamu, justru sebaliknya."
- just now

"- just now

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BitterSweet [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang