10. RUMAH DAN LUKANYA

129 23 8
                                    

Holaa

Kabarnya gimana?

Kalo ada yang typo tandai aja

*****

Happy Reading 📖

*****

"Penderitaan terberat adalah kesepian, bahkan Tuhan menciptakan dunia dan seisinya karena kesepian."

*****

"Nathan!?"

Seorang gadis yang sedari tadi sibuk mengusap usap kepala anak kucing yang ada di hadapannya itu sontak kaget dengan kehadiran Nathan yang tiba-tiba sudah ada di sampingnya.

"Kok Nathan ada di sini? Sejak kapan? Udah lama?" pertanyaan berturut-turut itu di lontarkan oleh gadis itu dengan raut bingungnya.

"Satu-satu Kara" jelas Nathan kepada Kara, ia sungguh bingung harus menjawab yang mana dulu.

"Hehe sorry, jadi Nathan kenapa ada di sini?" tanya Kara mengulangi pertanyaannya.

"Gak sengaja lewat" jawab Nathan

Kara mengangguk kemudian kembali bertanya. "Terus sejak kapan ada di sini?"

"Baru aja" jawab Nathan singkat. Kara kembali menganggukkan kepalanya pertanda mengerti. Lalu tangannya kembali mengusap-usap kepala anak kucing yang berada di depannya. Gadis itu tersenyum manis kala melihat anak kucing itu telah melahap habis makanannya.

"Wah udah habis ya!" seru gadis itu senang. Membuatnya tak luput dari pandangan Nathan.

"Gak pulang?" tanya Nathan membuka suara.

Kara menatap kearah Nathan dengan senyuman yang masih tetcetak di bibirnya. "Ini mau pulang kok, kamu sendiri emang nggak pulang? " ucap Kara.

"Nanti, Ayo gue antar lo pulang" seru Nathan tetap dengan muka datarnya.

"Eh nfgak usah, aku pulang sendiri aja rumah aku juga udah dekat kok" tolak Kara.

"Sekalian aja, Toh kita searah" ucap Nathan sedikit memaksa.

"Tap_" ucapan Kara terpotong kala Nathan kembali berucap.

"Gue gak terima penolakan!" ucap Nathan penuh penekanan, kali ini dia benar-benar memaksa.

Kara menghela napas pasrah, lalu ia pun mengangguk mengiyakan ajakan Nathan. "Oke, aku pulang sama kamu". Namun sebelum benar benar beranjak ia menatap kearah anak kucing yang tadi berada di hadapannya lalu kembali berucap.

"Put aku pulang dulu ya, besok aku kesini lagi jenguk kamu. Oke!" ucap Kara sembari mengusap kepala kucing tersebut. Lalu setelahnya ia pun beranjak berdiri.

"Udah, ayo" ucap Kara kepada Nathan.

Senyum Nathan sedikit mengembang saat mendengar jawaban Kara, yang akhirnya mau pulang bersamanya. Cowok itu dengan senang mengambil tangan Kara lalu menggenggamnya membawa gadis itu menuju motornya. Tanpa cowok itu sadari bahwa perlakuannya mampu membuat jantung Kara hampir copot dari tempatnya saking deg-degannya. Rasanya banyak kupu-kupu yang beterbangan di perutnya saat ini.

*****

Seorang remaja laki-laki memarkirkan motornya dihargai sebuah rumah mewah yang biasanya terlihat gelap dan sunyi. Namun kini terlihat lebih terang dan tak sesunyi biasanya.

Dengan masih menggunakan seragam sekolahnya cowok itu melangkahkan kakinya memasuki rumah mewah itu dengan raut wajah datatarnya.

Namun saat memasuki ruang keluarga tiba-tiba ia menghentikan langkahnya kala melihat pemandangan yang tak mengenakkan di depannya. Ia menggepalkan tangannya menahan emosi yang kapan saja bisa meledak saat itu juga.

Cowok itu terus menatap kearah dua sejoli yang berbeda gender itu dengan tatapan tajamnya yang sulit di artikan. Tanpa di sadari oleh keduanya. Mereka tetap fokus pada kegiatan bercumbu nya.

Nathan kembali melangkahkan kakinya tanpa memperdulikan kegiatan gila yang di lakukan oleh dua orang itu. Hingga saat ia akan menaiki tangga, tiba-tiba langkahnya kembali berhenti kala mendengar seruan dari seseorang.

"Masih ingat pulang kamu? Dari mana saja sampai jam segini baru pulang hah!?" seru pria paruh baya itu dengan lantang masih dengan posisinya yang memangku seorang wanita yang terlihat lebih mudah darinya.

"Bukan urusan anda!" seru Nathan dingin lalu kembali melangkahkan kakinya. Namun saat kakinya baru saja sampai di anak tangga pertama pria paruh baya itu kembali berteriak kearahnya.

"JANGAN KURANG AJAR KAMU, SAYA INI AYAH KAMU DASAR TIDAK TAU SOPAN SANTUN!!" bentak pria itu yang menyebut dirinya sebagai ayah dari Nathan.

"GAK USAH URUSI HIDUP SAYA, CUKUP URUSI HIDUP ANDA SAJA DENGAN JALANG-JALANG ANDA ITU!!" ucap Nathan tidak kala lantang. Setelah mengatakan itu ia pun bergegas melangkahkan kakinya menuju kamarnya yang berada di lantai dua tanpa memperdulikan teriakan dari sang ayah.

"HEI SAYA BELUM SELESAI BICARA!! DASAR ANAK KURANG AJAR. NATHANN!!" teriak Dwantara namun tidak di hiraukan oleh Nathan.

Dwantara Wijaya seorang pengusaha sukses yang sudah sangat di kenal dalam dunia perbisnisan. Ayah kandung dari Nathan. Namun, yang membuat Nathan tidak suka dengan Ayahnya adalah sikap Ayahnya yang selalu sibuk dengan pekerjaan dan dunianya sendiri bahkan sering bermain-main dengan banyak perempuan salah satu contohnya seperti yang baru saja ia lakukan di ruang keluarga tadi.

Sebenarnya Dwantara dulu adalah sosok Ayah yang perhatian dan penyayang. Namun, saat Nadine, Bunda dari Nathan dinyatakan meninggal 5 tahun yang lalu karena tragedi kecelakaan yang menimpanya, Dwantara berubah menjadi sosok yang tidak lagi peduli ia sering menghabiskan waktunya di tempat kerja atau bermain dengan banyak perempuan di luar sana bahkan ia jarang sekali pulang ke rumah,ia seakan lupa dengan kewajibannya sebagai seorang ayah, ia lupa bahwa ia masih memiliki anak yang harus ia jaga dan perhatikan. Hal itulah yang membuat Nathan sangat membenci perilaku ayahnya.

*****

Nathan masuk kedalam kamarnya lalu menutup pintunya dengan kasar. Ia melemparkan tasnya ke sembarangan arah lalu merebahkan tubuhnya di atas kasur. Menggunakan lengannya untuk menutupi matanya dari sinar lampu.

Cowok itu terdiam beberapa menit, meredakan emosinya hingga akhirnya terdengar helaaan napas dari cowok itu sebelum kembali bangun dari tidurnya. Ia kemudian memutuskan beranjak dari kasurnya lalu menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Setelah beberapa menit kemudian Nathan ke luar dari kamar mandi dengan menggunakan kaos hitam polos lengan pendek di padukan dengan celana pendek selutut. Sebuah handuk kecil tergantung di lehernya, yang ia gunakan untuk mengeringkan rambutnya yang basah.

Nathan berjalan kearah meja belajarnya lalu mendudukkan dirinya di kursi. Tangannya beralih mengambil sebuah bingkai foto yang terletak di atas meja belajarnya yang memperlihatkan gambaran seorang wanita cantik yang sedang tersenyum bahagia dengan tangan yang menggandeng tangan seorang anak laki-laki yang juga sedang menampilkan tersenyum cerahnya.

Nathan tersenyum tipis, jari jempolnya bergerak mengusap foto itu. Matanya perlahan mulai memerah menahan cairan yang bisa turun kapan saja dari pelupuk matanya.

"Bunda, Atha rindu" lirih Nathan menatap gambaran dirinya dengan sang Bunda dengan tatapan sendu. Perlahan cairan bening lolos dari pelupuk mata cowok itu. Cairan yang sudah tidak bisa ia bendung lagi itu mengalir deras membasahi pipi cowok itu. Katakanlah kalau cowok itu sangat cengeng, namun ia sudah tidak bisa menahan rasa sakit yang ia rasakan. Ia begitu rindu pada Bundanya. Ia rindu rasanya di sayangi seperti dulu. Ia rindu akan perhatian-perhatian yang dulu ia dapatkan dari Bunda dan Ayahnya. Ia tidak mau seperti ini, ia tidak suka dengan kesepian ini. Sangat menyakitkan dan berat baginya.

*****

Hihi sampe sini dulu yah...

Next gak nih?

Udah ah bye bye😙

NATHKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang