17. TERUS BERJUANG

81 5 1
                                    

Double upp

Happy Reading 📖

*****

Malam harinya Kara terlihat sedang sibuk dengan buku tugasnya ketika seseorang mengetuk pintu kamarnya.

"Kara, Kamu di dalam?" terdengar suara Lina dari luar memanggil namanya.

"IYA MA, MASUK AJA!" teriaknya. Lalu tak lama pintu kamar itu pun terbuka. Menampakkan wanita berumur kisaran 35 tahun yang masih terlihat cantik dan awet mudah.

"Ada apa, Ma?" tanya Kara.

"Mama dengar, kamu minggu depan ada olimpiade matematika ya?" tanya Lina.

"Ohh iya, Ma. Ini Kara lagi belajar" ucap gadis itu.

Mendengar perkataan anaknya, Lina pun mendekat lalu mengelus lembut rambut Kara sembari tersenyum.

"Bagus, belajar yang rajin ya. Kamu harus bisa banggain Mama" ucap Lina lembut. Sedangkan Kara hanya bisa tersebut kecut mendengar perkataan Mamanya. Seharusnya ia senang bukan karena sang Mama mau menyemangati dirinya, namun entah mengapa ia merasa tidak senang dengan ucapan itu.

"I-iya, Kara pasti banggain Mama" ucapnya dengan senyum yang sedikit dipaksakan.

"Lanjut lagi, Mama masih ada urusan di kantor. Jangan lupa kunci kamarnya ya" ucap Lina. Mengecup singgat puncak kepala sang anak sebelum akhirnya keluar dari kamar.

Kara memandangi pintu kamarnya sesaat, melihat mamanya yang sudah menutup pintu kamarnya kembali. Sebelum akhirnya helaan napas terdengar dari gadis itu.

Yah mau bagaimana lagi, semenjak Papanya meninggalkan mereka tujuh tahun yang lalu. Mamanya menjadi orang yang sibuk semenjak itu, karena harus meneruskan perusahaan sang Papa. Apalagi Mamanya sekarang sudah menjadi seorang Singel Mom dan itu pasti sangat sulit, maka dari itu Kara juga harus sedikit mengerti akan hal itu.

*****

Kara baru saja memasuki kelasnya, langsung di suguhkan pemandangan kelas yang sudah seperti pasar karena suara teman-temannya yang heboh.

Bagaimana tidak, dari jam pelajaran pertama hingga kedua saat ini, guru yang seharusnya mengajar di kelasnya tidak hadir karena dinas keluar Kota dan satunya lagi cuti lahiran.

Kara menghela napas lalu kembali berbalik keluar kelas, namun sebelum benar-benar keluar. Teriakan dari Monica menghentikan langkahnya.

"Ra, mau kemana?" sahut Monica sedikit keras.

"Perpus" jawab Kara lalu kembali melangkah meninggalkan kelas yang sudah seperti pasar itu.

"Si paling rajin, susulin gak nih?" tanya Monica kepada Siska.

"Nggak usah, dia butuh ruang sendiri buat fokus belajar. Bentar lagi kan olim-nya mulai" ujar Siska.

Monica manggut-manggut. "Iya juga, yaudah lanjutin. Terus lo sama Ridho gimana?" tanya Monica. Siska pun kembali melanjutkan ceritanya dan di dengarkan oleh Monica.

*****

Disisi lain,tepatnya di perkumpulan Nathan dan teman-temannya. Hari ini mereka ber-enam sedang bolos di kantin belakang sekolah, mereka sedang menghindari pelajaran matematika yang sedang berlangsung di dalam kelasnya.

"Miris amat kisah percintaan lo, Do" ucap Kevin geleng-geleng. "Lo enggak ada niat buat cari lainnya aja" lanjutnya memberi saran.

"Ya mau gimana lagi, gue udah cinta mati sama dia dan gak pengen cari yang lain juga" ujar Ridho lesuh.

"Ck. Dasar bulol!" ujar Arga menimpali.

"Bulol apaan dah!?' tanya Ridho penasaran.

"Bucin tolol!" ucap Arga sembari tertawa lepas. Sedangkan Ridho sudah memasang wajah masamnya.

"Tau ahh, kesel deh gue" ucap Ridho dengan muka merajuknya.

"Muka lo gak usah di gituin. Jijik ege!" sahut Bima ikut menimpali, karena geli melihat tingkah temannya yang satu itu.

"Napa lo, bos dari tadi diem aje" ujar Bima.

"Enggak" ucapnya cuek.

"Lagi mikirin cewenya kali" ujar Kevin.

"Emang si bos punya cewe?" tanya Bima.

"Maksud gue, si Kara" ucap Kevin memperjelas.

"Ohh, mereka kan belum jadian"

"Bentar lagi juga pasati jadian" ucap Kevin sembari menyenggol lengan Nathan. Membuat sang empu berdecak sebal.

"Jadi kapan lo mau nerima dia? Jangan di cuekin terus, kasian anak orang lo anggurin mulu" sahut Bima.

"Gue gak suka dia" ucap Nathan tidak peduli.

"Engak suka tapi sering kasih perhatian lebih" ujar Arga menimpali.

"Kalo emang gak suka jangan kasi perhatian berlebihan seakan-akan lo ngasih dia harapan. Kasian anak orang lo baperin muluh" ujar Bima menasehati. Cowo itu sedikit simpati melihat gadis yang selalu di gantungin oleh sahabatnya ini.

"Hm" Nathan menimpali dengan deheman

"Jangan, ham-hem doang, dengarin. Kalo gak mau lo nyesel nantinya"

"Gue tau!" ucap Nathan lalu berdiri hendak meninggalkan kantin.

"Mau kemana lo?" tanya Bima

"Cari angin" ucap Nathan singkat lalu kembali melangkah keluar dari kantin meninggalkan teman-temannya.

*****

"NATHAN!!" panggil Kara dari belakang membuat sang punya nama menoleh.

"Aku nebeng pulang yah?" ucap gadis itu saat sampai di depan Nathan.

"Gak, pulang sendiri!" ucap Nathan kembali melanjutkan langkahnya menuju parkiran.

"Yah kok gitu sih, aku gak ada yang jemput. Anterin yah?" ucapnya memohon sembari memegang tangan Nathan.

"Ada ojek sama taxi, lo bisa naik salah satunya" ujar Nathan melepaskan tanganya dari cekalan Kara.

"Iya tau, tapi tadi aku bawa uangnya pas. Aku nebeng kamu aja ya, ya pliss" ujar Kara dengan puppy eyesnya.

"Punya kaki kan? Jalan aja, manja banget!" ucap Nathan kembali melangkah ke arah motornya.

"Jahat banget sih! Untung ganteng" ucap gadis itu bergerutu.

Sedangkan Nathan tak mempedulikannya. Cowok itu menaiki motor besarnya, lalu menjalankan motornya itu meninggalkan halaman sekolah tanpa menoleh lagi kepada Kara yang sudah mengomel dari tadi. Cowok itu memang tidak peka huh!!

"Liat aja nanti. Aku bikin kamu bucin mampus ke aku!!" ucap gadis itu tak tau dengan siapa. Pasalnya orang yang di bicarakan sudah menghilang dari lingkungan sekolahan.

"Eh Ra, lo jadi nebeng sama gue gak nih?" ujar Monica yang baru saja sampai di parkiran.

Ya benar Kara tadi itu hanya membual soal tak ada yang mengantar pulang. Nyatanya gadis itu tadi sudah janjian dengan temannya itu kalo akan pulang bersama. Yang tadi itu cuman modus, kali aja di anterin beneran kan mayan bisa peluk-peluk si doi dikit.

"Iya dong. Ayo!" ucap gadis itu berjalan mendahului temannya.

"Yang minta nebeng siapa, yang di tinggal siapa. Emang temen ngak tau diri!" omel Monica kemudian menyusul Kara.

*****

Segini dulu...
Makasih yang udah mampir

Maaf kalo dikit...

See youu❣️

NATHKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang