5. Terlau Baik

2 1 0
                                    

"Kamu baru pulang Ris?"

Risa melihat Tyar sedang duduk di sofa sebari menonton tv.

"Iya kak!"

Risa langsung pergi dan hendak masuk ke kamar.

"Nggak ada yang mau kamu omongin Ris?"

Langkah Risa tertahan. Dia menghembuskan nafas berat. Risa memutar haluan dan menghampiri Tyar. Dia duduk di samping Tyar yang sedang fokus menonton acara tv.

"Maaf, Risa nggak ngabarin kakak kemarin. Karena Risa ketiduran di apartement Nean!"

Risa menatap Tyar yang masih saja fokus menonton tv.

"Baikalah!"

Ucap Tyar singkat tanpa menatap Risa, dan membuat Risa sedikit kesal.

"Apa maunya sih?"

Gerutut Risa dalam hati

"Risa mau pindah kak!"

Tyar yang tadinya menghiraukan Risa, sekarang menatapnya tajam.

"Apa maksud kamu?"

"Risa akan pindah dari sini kak!"

"Kemana?"

"Nean ngasih Risa apartement!"

"Nean?"

"Iya, kak Nean membeli apartement untuk kita tinggali nanti. Untuk sekarang Risa bisa menempati apartement itu dulu!"

"Kita?"

"Kenapa harus pindah Ris?"

"Kenapa kaka peduli?"

Bahtyar langsung mengambil remote dan mematikan tv. Dan menatap Risa tajam.

"Peduli? Yah jelas aku peduli Ris. Aku sengaja ngajak kamu kesini supaya aku bisa ngawasin kamu. Kamu lupa Ris, apa yang kamu alamin waktu tinggal sendiri?"

Deg

Tiba-tiba jantung Risa mencelos ketika mengingat kejadian itu.

"Sekarang kaka nggak perlu khawatir. Risa sudah bisa menjaga diri Risa sendiri. Nean juga nggak bakalan ngebiarin Risa dalam bahaya!"

Tyar malah tersenyum kecut.

"Nean? Kamu mau andelin orang kaya dia? Terus 4 bulan lalu dia kemana waktu kamu butuh dia? Nggak ada! Kamu terlalu percaya sama cowo kaya dia!"

"Terus aku harus ngandelin siapa kak? Kak Tyar? Aku wanita waras yang nggak mau nyakitin wanita lain kak!"

Sekarang Tyar yang berbalik menatap Risa tanpa sepatah kata.

"Aku tahu apa yang kak Nirmala rasain ketika tahu kalau kaka bawa aku ke rumah ini. Dan itu pun berlaku sama kak Nean . Dia nggak suka liat aku tinggal di rumah kakak! Harusnya kakak lebih tahu kenapa mereka bersikap seperti itu!"

Lagi-lagi Tyar terdiam dan hanya menatap Risa lekat.

"Kakak sayang kak Nirmala kan? Akupun sama, aku menyayangi kak Nean. Dan aku tidak mau menyakitinya!"

Tyar mencoba mengatur nafasnya yang entah kenapa dadanya teras berat.

"Pokoknya, kamu nggak boleh pindah!"

"Aku tetap mau pindah!"

Ucap Risa sebari meninggalkan Tyar sendirian. Risa pergi dari apartement Tyar yang sekarang terasa sesak disana. Pintu apartement pun tertutup dan Risa mencoba mengatur nafasnya dan memegang dadanya yang sesak.

Air mata Risapun jatuh.

"Asal kak Tyar tahu, aku takut. Aku sangat takut rasa ini tumbuh lagi . Rasa yang aku coba kubur selama bertahun tahun. Aku takut perjuanganku melupakan mu sia-sia. Karena sekarang aku akan menyakiti hati yang lain jika rasa ini tumbuh lagi"

TYARISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang