7. Merasa Bersalah

1 1 0
                                    

Hari ini di cafe cukup sepi, tidak seperti biasanya. Tapi sepinya cafe membuat Risa bersyukur karena Kim tidak masuk hari ini, sedikit pelanggan saja membuat Risa keteteran apalagi jika sebaliknya.

Risa sedang mengelap meja-meja bekas pelanggan, karena kebetulan belum ada yang datang lagi ke cafe nya.

Setelahnya Risa langsung mengambil ponsel dan hendak menelpon Kim. Tapi sayang Kim tidak mengangkat telpon nya. Beberapa kali dia menelpon Kim dan hasilnya nihil, Kim tetap tidak mengangkat telpon.

Dan jelas itu membuat Risa khawatir dengan sahabat nya itu.

"Kenapa nggak di angkat sih Kim?"

Gerutu risa khawatir.

Tanpa pikir panjang Risapun langsung merapihkan diri, mengambil tas dan langsung pergi hendak ke rumah Kim. Cafe dia serahkan dulu pada dua orang yang biasa kerja part time.

Risa benar-benar khawatir dan langsung memanggil taxi. Di sepanjang jalan ke rumah Kim, Risa terus menelpon Kim dan masih sama dia tidak mengangkat telponnya.

"Pak bisa tolong ngebut sedikit pak. Saya buru-buru!"

Pinta Risa pada supir taxi.

15 menit berlalu dan Risa baru sampai di depan gang rumah Kim. Dia langsung berlari menyusuri gang cukup sempit untuk ke rumah Kim. Risa tahu kalau saja Kim tinggal seorang diri sekarang, setelah Ibu nya meninggal sebulan yang lalu. Sedangkan ayahnya sudah meninggal ketika Kim masih kecil.

Risa sudah sampai di rumah Kim. Risa mencoba menggedor rumah Kim dan tidak ada yang merespon.

"KIM...KIM...!!!" Teriak Risa sebari menggedor rumah Kim.

Risa mencoba melihat dari kaca rumah Kim satu persatu. Dari mulai ruang tengah yang kosong tidak ada siapa siapa. Risa langsung mengintip dari celah kecil kaca jendela kamar Kim.

"SHIITTTTT!!!"

Risa melihat Kim sedang berbaring di lantai dekat kamar mandi kamarnya. Dan Risa melihat banyak darah disana. Sudah Risa pastikan bahwa Kim tidak sadarkan diri.

Risapun berteriak meminta tolong warga sekitar dan beberapa tetangganya Kim datang. Mereka mencoba membantu Risa mendobrak pintu rumah Kim dan berhasil.

Risa langsung lari ke kamar Kim dan melihat sahabatnya itu tidak sadarkan diri dengan wajah yang sangat pucat. Dan darah di lantai.
Ternyata darah itu dari pergelangan tangan Kim. Risa melihat pisau dapur di dekat tubuh Kim.

Risa langsung melihat sekeliling mencoba mencari kain untuk menghentikan pendarahan dari tangan Kim.

Tanpa pikir panjang Risa meminta beberapa orang untuk mengangkat Kim untuk segera di bawa ke rumah sakit terdekat.

Risa langsung membawa Kim dengan taxi menuju rumah sakit. Di sepanjang jalan Risa menangis dan mencoba membangunkan Kim yang masih tidak sadarkan diri.

Risapun sampai di rumah sakit dan Kim langsung di tindak oleh perawat rumah sakit disana. Risa menunggu Kim diluar dan berdoa semoga Kim baik-baik saja.

Risa mencoba menelpon Nean tapi sayang dia tidak menjawab panggilan Risa.

"Neaaann angkaatt please!!"

Nihil.

Nean tidak mengangkat telpon Risa. Risa takut terjadi apa apa pada Kim, jadi dia berusaha mencari bantuan lain agar dia tidak sendirian disini. Dia takut.

"Kak Tyar? Nggak nggak!"

Dia langsung teringat satu nama di pikiran nya. Dan langsung menelpon orang itu.

TYARISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang