6. Perasaan

7 2 0
                                    

Risa sudah memantapkan hatinya akan pindah dari tempat Bahtyar ke tempat Nean. Risa melihat jam di ponselnya.

23.56

Risa kembali berfokus membereskan barang-barangnya ke dalam koper. Dia tidak mau berlama-lama tinggal disini, apalagi setelah kejadian kemarin ketika Risa memergoki Tyar sedang berciuman.

"Selesai"

Risapun langsung merebahkan tubuhnya di ranjang.

"Tidur terakhir di ranjang ini!" Gumam Risa.

Dia sudah benar-benar yakin akan pindah dari tempat ini. Sekalipun dia akan kena semprot lagi dari Bahtyar dan Devan.

~~~

"Kamu masih dimana Kak?"

"Bentar lagi aku nyampe kok!"

"Baiklah!"

Risapun menutup telpon dari Nean. Risa meminta Nean untuk menjemputnya dan membantunya untuk melakukan pindahan. Sejak pagi Risa belum berani keluar kamar. Dia belum sanggup bertemu dengan Tyar dan tidak mau berdebat dengannya pagi buta seperti ini.

Tok tok tok

DEG

"Ris?"

Kak Tyar?

Risa langsung mengatur nafasnya dan membuka pintu kamarnya.

"Iya kak!"

Bahtyar kaget melihat koper besar di kamar Risa.

"Kamu sudah sangat yakin buat pindah Ris? Nggak mau pertimbangkan lagi?"

"Iya kak. Aku udah yakin. Kaka cukup percaya saja sama Risa!"

"Aku percaya kamu, tapi aku nggak percaya sama Nean!"

Bahtyar menatap Risa lekat.

"Aku akan baik-baik aja kak!"

Tiba-tiba bunyi bel terdengar.

"Itu Nean kak! Dia udah jemput aku. Aku pergi sekarang yah kak. Sisa barangnya nanti biar kurir yang ambil."

"Ris..!"

Tyar menahan tangan Risa. Dan Risa langsung melepaskan genggaman tangan Tyar.

"Cukup kak!"

Risapun pergi dengan kopernya menuju pintu. Risa membuka pintu dan sudah ada Nean disana.

"Udah siap Ris?"

Risa hanya mengangguk.

"Kopernya biar aku yang bawa!" Ucap Nean sebari mengambil koper yang Risa bawa.

"Aku pergi dulu yah kak!"

Ucap Risa pada Tyar yang masih menatap kepergiannya. Tyar hanya mengangguk dan berharap Risa baik-baik aja.

Risapun pergi terlebih dahulu, Tyarpun menghampiri Nean cepat.

"Nean!"

Nean hanya melihat Bahtyar tajam.

"Kalo lu jadi orang bodoh lagi, gua bakalan ambil Risa balik kesini!"

"Santai Bro! Gua tahu cara jaga pacar gua dengan baik. Dan lu nggak usah ikut campur!"

Tyar menggertakan rahangnya kesal dan menggenggal tanganya erat. Dia coba menahan agar tinjunya tidak melayang ke wajah pria di hadapannya ini.

Tyarpun menatap kepergian Risa dan Nean dari rumah nya. Tapi rasa kesalnya terhadap Nean belum selesai.

TYARISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang