3. Kini bertemu

734 109 20
                                    

•Twilight•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•Twilight•

































































































































































































"Mahira, beneran ga perih?" Tanya Hanum, guna memastikan kondisi lengan Mahira yang melepuh diakibatkan karena terkena tumpahan kopi nya tadi.

Lagian, siapa yang tidak khawatir tatkala menyaksikan sendiri bagaimana panasnya kopi yang masih beruap itu mengenai permukaan kulit putih milik Mahira?

Sedangkan yang ditanya malah tidak merespon pertanyaan yang Hanum lontarkan. Nona muda Kalanath itu masih termenung, benar-benar memikirkan gadis bermata kucing itu. Ia yakin sekali, jika mereka pernah bertemu sebelumnya.

"Mahira?" Panggil Hanum lengkap dengan raut khawatir.

Setelahnya Mahira tersadar. Wanita itu menoleh dengan cepat kearah Hanum yang masih melihatnya dengan penuh kekhawatiran. Lantas, si nona muda Kalanath itu tersenyum tipis guna memberitahu jika ia baik-baik saja. "Saya gapapa- ga perih sama sekali kok."

Namun, disaat Mahira baru saja menyelesaikan perkataannya itu, tiba-tiba saja rasa panas pada lengannya yang terkena kopi panas itu mulai berdenyut- dimana hal itu sukses membuat Mahira meringis pelan.

"Akh!"

Yah, Mahira berbohong perihal rasa perih pada lengannya itu.

Tentu saja Hanum yang mendengar Mahira yang meringis menjadi semakin panik dibuatnya. Wanita itu kembali membasuh lengan Mahira yang memerah dengan air mengalir, sembari berharap jika aksi yang ia lakukan itu mampu mengurangi rasa perih pada lengan sang nona muda Kalanath itu.

"Ayo kita ke rumah sakit!" Seru Hanum dengan panik.

Anehnya, Mahira malah menggelengkan kepalanya dengan keras- tak menyetujui seruan Hanum yang masih dilanda rasa panik itu. Ia benar-benar tidak ingin menginjakkan kedua kakinya lagi di lantai gedung beraroma obat-obatan itu.

"S-saya ga mau..." Balas Mahira dengan bisikan lirih.

Wanita berbadan mungil disebelah nya itu berdecak tak suka- merasa keheranan dengan Mahira yang keras kepala itu. "Ra, tapi ini kulit Lo udah melepuh!" Seru nya.

Mahira yang keras kepala itu masih berpendirian dengan kemauannya sendiri. "Saya ga mau, Hanum." Balasnya tak kalah tegas.

Kalau sudah seperti ini, Hanum hanya bisa mengalah. Ia menghela nafasnya dengan kasar, lalu menganggukkan kepalanya. "Okey, fine! Tapi nanti gue panggilin dokter pribadi Lo buat obatin lengan Lo ini, deal?"

Twilight | CatnipzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang