4. Menyatu di bawah rintik hujan

729 91 30
                                    

•Twilight•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•Twilight•




















































































































































Hari demi hari pun berlalu, keduanya- Mahira dan Haura tak pernah lagi bertemu sehabis dari kedai eskrim itu. Keduanya sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Namun, entah mengapa rasanya Mahira dan Haura ingin bertemu lagi, meskipun hanya untuk sekedar saling melihat wajah saja guna mengagumi paras lawan bicara.

Seperti saat ini, Mahira dengan setumpuk berkas yang harus ia periksa dan tanda tangani itu menghela nafasnya, merasa muak dengan semua pekerjaan yang sudah ia jalani selama beberapa tahun terakhir ini.

Mahira butuh hiburan, entah itu untuk sekedar merelaksasi kan otot tubuhnya yang terasa menegang, ataupun untuk menjernihkan pikirannya yang terasa penuh.

Perempuan jangkung itu sesekali melihat kearah roomchat nya dan Haura— yang hanya menampilkan ucapan selamat malam dari keduanya. Sungguh, Mahira sangat ingin bertemu dengan gadis pemilik mata kucing itu lagi. Namun, ia tak ingin mengusik aktivitas Haura hanya demi menuntaskan rasa rindu nya yang sudah menggebu-gebu terhadap gadis itu.

Di lemparnya gawai mahal itu kearah meja nya— tak memperdulikan jika benda pipih berbentuk persegi itu nantinya akan rusak. Tak apa, Mahira masih bisa membeli ponsel yang baru.

Helaan nafas pun lolos dari sela bibir tebal miliknya, di susul dengan terpejam nya kedua mata itu— membiarkan hening mengambil alih atmosfer di sekeliling nya.

Lalu, kedua mata bulat yang awalnya terpejam itu seketika terbuka- memandang kearah jendela ruang kerjanya yang menampilkan pemandangan langit kala siang itu. Gelap sekali. Sepertinya, sebentar lagi bumi akan menumpahkan air hujan, dikarenakan awan tak mampu lagi membendung air itu.

Kedua sudut bibirnya tanpa sadar bergerak naik, menciptakan seulas senyuman tipis yang tercetak di wajah rupawan miliknya. Ah, Mahira suka sekali dengan hujan.

Mungkin menurut sebagian orang, hujan merupakan bencana yang harus mereka hindari. Namun, menurut Mahira hujan adalah anugerah untuknya.

Hanya hujan yang menjadi teman baik nya dulu, tatkala Mahira yang masih menginjak usia remaja itu tengah bersedih.

Semesta seolah tahu jika Mahira tengah membutuhkan seseorang untuk merangkul nya yang menangis, dan langsung menurunkan hujan guna mendekap Mahira yang tak berdaya itu. Meskipun rasanya tubuh Mahira menggigil kedinginan, setidaknya ia tak lagi merasa bersedih sendirian.

Twilight | CatnipzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang