5. Mendekap hangat

730 93 19
                                    

•Twilight•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•Twilight•
























































































































































































Perasaan Dinandra saat ini campur aduk. Ia hendak sekali bertanya kepada Haura kronologi bagaimana gadis itu bisa berakhir menginap di apartemen nya Mahira. Namun, ketika ia melirik wajah Haura dari spion motornya, Dinandra memilih untuk menyimpan pertanyaan nya terlebih dahulu, mengingat jika Haura tengah sakit. Ia tidak ingin mereka berakhir saling beradu mulut.

Mungkin bukan sekarang waktu yang tepat bagi Dinandra untuk bertanya.

Tapi, jujur saja- ada beragam perasaan yang berkecamuk di dalam dadanya, menciptakan sensasi gemuruh yang sangat mengusik jiwa. Dinandra merasa sangat marah dan juga cemburu.

Dinandra tidak bisa membayangkan bagaimana Mahira yang mungkin saja bisa memanfaatkan kondisi Haura yang tengah jatuh sakit itu. Sungguh, ia sangat tak rela.

Maka dengan laju kecepatan motornya yang sedang, Dinandra pun mengendarai motornya itu dalam diam, Hingga akhirnya keduanya pun sampai di depan rumah Dinandra.

Sedangkan gadis yang menempati jok belakang motornya itu masih saja tertidur pulas, dengan pipi gembul nya yang ia sandarkan di salah satu bahu gadis yang lebih tua. Dinandra yang menyadari itupun tersenyum tipis, tak kuasa menahan rasa gemasnya terhadap gadis bermata kucing yang sudah lama menjadi sang pencuri hatinya.

"Haura- bangun, kita udah sampai," panggil Dinandra dengan lembut, seraya satu tangannya terulur untuk mengusap lutut Haura dengan penuh afeksi.

Detik berikutnya terdengar erangan kecil yang lolos dari sela bibir Haura. Gadis bermata kucing itu malah menduselkan hidung mancungnya pada punggung Dinandra. Kedua kelopak matanya seolah enggan terbuka, dikarenakan rasa pening yang masih mendera kepalanya.

Tidak ada cara lain. Maka dengan rasa kesabaran nya yang seluas samudra itu Dinandra mencoba untuk menggendong Haura di punggungnya. Untung saja Haura yang masih terlelap itu seolah peka- gadis itu melingkari kedua lengannya di leher Dinandra, seraya mengistirahatkan pipinya yang terasa begitu hangat di salah satu pundak gadis yang lebih tua darinya itu.

Dinandra memutuskan untuk membawa Haura kerumah nya saja, mengingat jika kak Karin masih belum pulang. Ia hanya tak ingin jika Haura yang tengah jatuh sakit itu berbaring sendirian. Jadi, biarkanlah dirinya saja yang merawat Haura.

Twilight | CatnipzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang