6. Tumbuh dan Bersemi

441 61 9
                                    

• Twilight •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• Twilight •





































































































































"Shh, kak, pelan-pelan..." Lirih Haura tatkala lututnya yang terdapat luka lecet itu diolesi krim antibiotik oleh Mahira.

Mahira pun ikut meringis mendengarnya. Ia benar-benar berhati-hati tatkala mengobati luka yang menghiasi lutut gadis bermata kucing itu. "Makanya jangan lari-lari, kan jadinya kamu jatuh terus luka gini," omelnya, lengkap dengan kedua alis tebal miliknya yang bertaut kesal bercampur khawatir.

Saat ini keduanya tengah berada di dalam mobil sedan mahal milik Mahira, dengan salah satu kaki Haura yang luka Mahira letakkan diatas pangkuannya. Tentu saja lutut Haura yang luka sudah dibersihkan sebelumnya oleh Mahira dengan menggunakan air mineral.

Tentu saja Haura yang mendengar itupun langsung berdecak. Ayolah, padahal sudah jelas jika Mahira lah penyebab ia berlari dan berakhir terjatuh seperti ini. Apakah Mahira lupa, jika sebelumnya wanita itu memberikan gombalan kepada Haura, yang mengakibatkan gadis bermata kucing itu salah tingkah?

"Kenapa kamu harus lari segala sih?" Tanya Mahira dengan gerakan tangannya yang kini menutup luka itu dengan plester. Akhirnya, luka itupun sudah selesai ia obati.

Belum sempat Haura membalas, gadis bermata kucing itu langsung dibuat tak bernafas tatkala melihat Mahira yang mengecup lututnya- lebih tepatnya di permukaan plester yang menutupi luka nya itu.

"Biar cepet sembuh, hehe."

Aksinya itu sukses membuat perut Haura dikerubungi oleh ribuan kupu-kupu yang berterbangan dengan bebas- menciptakan gelenyar aneh, hangat dan rasa geli yang menyerang Haura disaat yang bersamaan. Bahkan, rona kemerahan pun muncul menghiasi kedua pipi nya, disusul dengan debaran jantung nya yang berdegup kencang serta sensasi aliran listrik yang menyetrum tubuhnya.

Mahira, perempuan ini sangat berbahaya untuk kesehatan jantungnya.

Dan anehnya lagi, Haura malah menyukai semua sensasi yang dihasilkan oleh perempuan itu.

"Nah lututnya udah selesai diobatin," ucap Mahira sembari menurunkan kaki Haura dengan perlahan, lalu perempuan itupun tersenyum tipis. "Maaf ya- kamu jadi luka gini karena saya."

Sontak saja Haura langsung menggelengkan kepalanya, tak ingin membuat Mahira menyalahkan dirinya sendiri. "Enggak!" Pekiknya tanpa sadar, lalu gadis itupun langsung mengontrol nada bicara nya. "I-ini salah aku juga, karena malah lari-larian."

Setelahnya, Mahira yang duduk tepat di samping Haura pun langsung tertawa kecil seraya satu tangannya terulur untuk menggusak poni yang menutupi kening Haura. "Tetap aja, kamu juga lari karena saya, kan?"

Twilight | CatnipzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang