CH 2

770 41 0
                                    

Wonwoo bangun pagi itu saat merasakan cahaya natural masuk ke dalam kamar mereka. Wonwoo mengusap netranya cuba menyesuaikan dengan persekitarannya sebelum mencapai ponsel yang berada di atas nakas di sampingnya. Jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi. Badannya terasa sakit akibat daripada persiapan pernikahan yang tidak berhenti selama seminggu ini. Akhirnya, Wonwoo dalat menikmati tidur siang tanpa diganggu oleh panggilan ibunya yang menyuruhnya untuk fitting baju, jas, cicin atau sebagainya.

Wonwoo menoleh ke sampingnya, semalam merupakan hari pertama ia tidur bersama seseorang yang sudah bergelar suaminya. Pria itu masih terlelap di sampingnya sembari memeluk bantalan. Wonwoo bangun dari tidurnya dan duduk bersandar ke kepala kasur hanya untuk memeriksa pesanan yang masuk ke ponselnya.

Dari : Ayah
-Wonwoo bercutilah selama 2 minggu dahulu, jangan fikirkan pekerjaan di kantor. Ayah akan mengurusinya. Luangkan masamu bersama Mingyu, dia masih dalam fasa kehilangan orang tuanya.

Wonwoo mendengus, kemudian menganggukkan kepalanya. Setidaknya masa yang diberikan ini dapat digunakannya untuk berehat sejenak memandangkan ia tidak pernah mengambil cuti di perusahaan. Meskipun seorang yang dilahirkan dalam sebuah keluarga yang mewah. itu tidak membiarkan Wonwoo tumbuh menjadi anak yang hidup akan harta orang tuanya. Malah Wonwoo sangat mengutamakan pekerjaan dan sosok pria yang hardworking. Ia ingin menjadi seorang CEO atau kepala perusahaan yang bertanggungjawab selari dengan jabatannya itu.

"S-selamat p-pagi Kak Wonyu" Wonwoo menutup ponselnya lalu menoleh ke arah pria yang menyapanya itu.

Wonyu? Wonwoo mengerutkan dahinya. Sejak kapan namanya bertukar menjadi Wonyu? Wonwoo tidak ambil pusing lalu mengangguk kembali kepada Mingyu.

Berbeza dengan Mingyu yang tidur dengan memakai pakaian tidurnya yang diperbuat daripada satin, Wonwoo memilih tidur hanya beralaskan celana dalamnya sahaja. Ia sudah terbiasa saat tidur sendiri tanpa menggunakan apa-apa atasan yang membuatnya kepanasan di waktu malam. Wonwoo menyibak selimut yang menutupi tubuhnya, menampilkan tubuhnya yang putih bersih ke hadapan Mingyu.

"Bangunlah, bibi Han pasti sudah memasakkan sarapan. Aku akan ke kamar mandi sebentar lalu kita turun" Jelas Wonwoo sebelum mencapai jubah mandi yang terletak di gantungan.

Mingyu di sisi lain mengangguk, memerhatikan bayangan Wonwoo yang hilang di sebalik kamar mandi itu. Pipinya terasa panas, entah kenapa Mingyu bingung, berduaan dengan Wonwoo pria yang lebih tua setahun menurut Ayah Jeon itu membuatkan pipinya terbakar dan jantungnya berdetak dengan lebih laju.

Mingyu sungguh tidak mengerti. Tambahan pula, kulit putih milik Wonwoo terlihat cantik, berbeza dengan kulit Mingyu. Mingyu bergumam sebelum duduk di pinggiran katil sementara Wonwoo keluar.

***

Keduanya sudahpun duduk di meja makan saat ini, Wonwoo masih mengenakan jubah mandinya kerana ia baru sahaja membersihkan diri. Lagipula rumah itu tidak dihuni oleh sesiapa selain mereka berdua. Bibi han akan masak mengikut waktu lalu pergi dari kediaman itu seperti yang telah ditugaskan oleh ayahnya.

Wonwoo melihat Mingyu menyantap makanannya. Tidak banyak perbezaan dengan dirinya. Mingyu bisa menggunakan alat makan dengan baik. Hanya saja mulutnya lebih berlepotan dengan saus karamel yang diletakkan di atas pancake itu. Wonwoo mengambil tisu yang berada di atas meja makan lalu mengelap sisa saus itu yang hanya dibalas senyuman oleh Mingyu.

"Jadi.. kau berumur 26 tahun?" tanya Wonwoo berbasa basi. Wonwoo melihat pria di sampingnya itu mengangguk.

"Kau mempunyai pekerjaan.. atau apa?" tanya Wonwoo ragu-ragu. Takut jika ia menyinggung Mingyu dengan topik sensitif.

MATRIMONY [MINWON FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang