Wonwoo melepaskan sabuk dan juga headphone/ mufflers di telinga Mingyu. Mereka sudahpun tiba di Krabi, Thailand sebagai lokasi percutian yang dihadiahi oleh ayahnya. Sebulan tepat setelah sesi makan bersama mereka. Sebuah kota yang lebih bebas untuk pasangan seperti mereka. Mingyu terlihat senang, meskipun ia sempat pusing kerana berada di pesawat selama 8 jam termasuk transit antara kota.Kini mereka telah pun tiba di kamar peribadi mereka yang ditempah tepat di pantai Krabi, berhadapan dengan putihnya pasir dan luasnya hamparan lautan biru. Cuaca yang sedikit kering dan panas berbanding dengan Korea yang sedang berada dalam musim luruh. Wonwoo lega pakaian yang mereka kenakan agak nipis atau tidak mereka akan bermandi keringat.
Wonwoo melihat bagaimana mata Mingyu berbinar saat mereka turun dari pesawat sehinggalah mereka tiba ke ruangan kamar mereka. Dengan jendela yang terbuka, pria itu menyedut udara di Pulau Krabi itu. Untung juga ayahnys menyewa bahagian pulau yang lebih privasi dan tidak terlalu ramai orang demi kenyamanan Mingyu dan Wonwoo.
"Kak Won!" Tunjuk Mingyu kepada belahan gua di bahagian kiri pantai yang bersambung dengan lautan. Terbentuk hasil hakisan daripada ombak laut.
Melihat Mingyu yang teruja itu, Wonwoo memilih untuk mengikutinya berdiri memeluk Mingyu dari belakang di balkoni ruangan sambil merasakan lembutnya angin yang membelai wajah mereka. Berusaha untuk menenangkan Mingyu kerana Wonwoo tahu, meskipun pria itu senang namun ia memerlukan masa untuk beradaptasi dengan kawasan yang baru.
"Suka?" tanya Wonwoo sedikit berjengket untuk meletakkan dahunya di atas bahu lebar Mingyu.
"Banget! A-Ayuh ke sana Kak Won" ucap Mingyu sembari mengubah posisinya yang kini menghadap Wonwoo.
Wonwoo tersenyum sembari membenarkan surai Mingyu yang berselerakan di dahinya, "Nanti, kita harus beristirahat dahulu. Kau belum makan apa-apa"
Wonwoo bergerak masuk ke dalam untuk menghubungi room service. Ia berniat untuk makan di kamar sahaja siang ini bersama Mingyu. Mereka tidak perlu terburu-buru, 5 hari percutian yang panjang telah diberikan oleh ayahnya. Malah ayahnya sempat menggoda Wonwoo, menyuruh anaknya bersikap lebih intim kepada Mingyu yang hanya dibalas dengan keluhan oleh Wonwoo.
Mingyu kini mengikutinya dari belakang, dua bulan pernikahan membuatkan Mingyu semakin terbuka kepadanya. Atau Wonwoo boleh mengatakan Mingyu telahpun bergantung kepada Wonwoo. Traumanya mulai pulih berkat daripada terapi yang seminggu sekali dilakukan di rumah sakit. Malah Mingyu bahkan sudah terlalu terbiasa dengan eksitensi Wonwoo membuatkan ia selalu mencari keberadaannya di setiap waktu.
"Sore nanti?" tanya Mingyu sembari mengangkat jari kelingkingnya sebagai bentuk perjanjian.
Wonwoo memicit hidung tinggi Mingyu sebelum membalasnya. "Tentu, sayang" yang kemudian dibalas dengan pelukan super erat daripada Mingyu yang kesenangan.
***
Mingyu terbangun petang itu saat merasakan kasur kosong di sampingnya. Tiada lagi jejak Wonwoo di sana. Ia mengucek kedua matanya, melihat ke persekitaran yang baru didiaminya hari ini. Mingyu menjadi sedikit panik, manusia yang sudah mendampinginya selama 2 bulan ini tidak kelihatan di kamar mereka. Tambahan pula itu merupakan sebuah ruang yang asing bagi seorang Mingyu.
Mingu memeriksa ke ruangan makan, kosong. Di balkoni juga nihil. Sehinggalah Mingyu memasuki sebuah ruangan luas yang diisi oleh kaca gelap dan sebuah tub mandi di antara luasnya kamar itu. Mingyu mungkin tidak mengerti, tapi itulah kamar-kamar mandi bagi pasangan bulan madu yang dicipta khas oleh pihak penginapan.
Dan Wonwoo berada di sana, baru sahaja menutup air pancuran yang keluar daripada shower, tidak ingin merusakkan serangkaian taburan bunga di dalam tub itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MATRIMONY [MINWON FF]
Fanfiction⚠️ MATURED CONTENT ⚠️ Sebuah perjodohan klasik antara Jeon Wonwoo bersama pria keterbelakangan mental, Kim Mingyu. ⚠️ REMINDER : -BxB -Dominant Bottom x Submissive Top -Rate M -Read at your own risks