Wonwoo berhenti mengetik sesuatu di komputernya. Dua minggu kembali dari percutian, ia harus kembali menjalankan tugas seperti biasa. Kali ini Wonwoo di ruangan kantornya. Berkas-berkas yang harus ditandatangani sudah menumpuk meminta persetujuan sang atasan.
Bunyi lantunan muzik keluar daripada mulut Wonwoo. Untuk memecahkan kesunyian kantor. Keadaan hidupnya masih sama, dengan pertambahan Mingyu di dalamnya. Berbicara mengenai Mingyu, Wonwoo mengelamun sebentar, memikirkan apa yang harus dilakukannya untuk Mingyu.
Apa yang terbaik untuk keduanya? Wonwoo tidak meminta Mingyu 'sembuh' atau kembali 'normal'.
Mingyu yang sekarang juga sudah mencapai tingkat fungsional yang tinggi dan mandiri, meskipun harus memerlukan dukungan sepanjang hidupnya.Beberapa bulan bersama Mingyu membuatkan Wonwoo paham dan sedikit sebanyak mengambil tahu mengenai sindrom yang dialami Mingyu. Malah Wonwoo sudah tahu tujuan utama intervensi adalah untuk meningkatkan kualitas hidup dan kemampuan adaptasi individu dengan ASD, bukan mencapai "kesembuhan" sepenuhnya.
Lamunan Wonwoo terhenti saat ketukan di pintu kantornya terdengar. Soonyoung di luar sana tersenyum dengan hanya kepalanya yang muncul sebelum sepenuhnya masuk ke dalam ruangan Wonwoo.
"Apa yang kau pikirkan Wonwoo?" Soonyoung langsung mengambil duduk di kursi hadapan Wonwoo. Wonwoo melihatnya sejenak sebelum menggelengkan kepalanya. Kembali menyandarkan kepalanya ke kepala kursi.
Melihat keadaan Wonwoo yang masih begitu, Soonyoung mengetuk-ngetuk jemarinya ke permukaan meja. "Kau baik baik saja? Kau ingin aku tempah club mana mana supaya kita bisa party sebentar?"
Wonwoo mendelik mendengar kata kata itu. "Kau gila? Aku bisa mati jika ayahku tahu. Lagi pula sudah bukan waktu ku untuk berhibur begitu Soon"
"Ck, sedikit hiburan tidak ada masalah sih menurutku. Oh tapi bener sih, yang menikah mah beda" Soonyoung sengaja, meskipun memang sedari awal Wonwoo bukanlah anak club.
"Oh ngomong-ngomong, hehe bagaimana kau sudah melakukannya dengan suami- Ouch!"
Soonyoung menjerit saat pulpen itu mengenai dahinya. Dasar Jeon Wonwoo. Kedua bola mata tajam itu memandangnya dengan tatapan tidak bersahabat saat ini. "Bercandaa~ Tapi kenapa sih emangnya? Its normal kok for marriage"
"Emang normal tapi yang ga normal itu orang-orang yang bertanya! Kenapa sih? Emang harus?" Wonwoo berdesah kembali memejamkan matanya. Lagi lagi ia ditanya soalan yang sama.
Seolah-olah pernikahan mereka hanya untuk melakukan itu. Tapi Wonwoo faham, hanya saja mereka juga tahu kondisi hubungan pernikahannya bagaimana. Does he need to jump and force himself on Mingyu? Wonwoo kembali menggelengkan kepalanya.
"Cobalah lakukan sesuatu Wonwoo, emangnya Mingyu tidak mempunyai tarikan seksual apa? Yang penting kau! Bagaimana kau bisa menahannya?! I know you're not that innocent Won. Just look at you and Seokmin before"
Benar apa yang dikatakan Soonyoung. Umur Wonwoo sudah 28 tahun. Dan ia juga pernah berpacaran. Wonwoo sendiri adalah pria dewasa yang normal. Mempunyai tingkat seksual dan ingin memuaskannya. Hanya saja setelah pernikahan ini berlangsung, ia belum sempat melakukannya. Tersiksa? Not really. Kerana Wonwoo agak sibuk membantu Mingyu beradaptasi.
Dan untuk Mingyu sendiri, Wonwoo juga tidak yakin apakah ia turut mempunyai rasa tersebut. Apakah tahap seksualnya kompleks atau bahkan tidak ada sama sekali. Tambahan pula untuk berhubungan badan sama individu yang lain. Ia memerlukan pemahaman dan pendedahan yang jauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
MATRIMONY [MINWON FF]
Fanfiction⚠️ MATURED CONTENT ⚠️ Sebuah perjodohan klasik antara Jeon Wonwoo bersama pria keterbelakangan mental, Kim Mingyu. ⚠️ REMINDER : -BxB -Dominant Bottom x Submissive Top -Rate M -Read at your own risks