CH 10

653 30 1
                                    

Pagi itu terasa dingin, hujan turun begitu deras membasahi bumi meski jam sudah pun menunjukkan setengah 11. Meskipun demikian, kedinginan itu berjaya ditutupi dengan kehangatan dua tubuh yang saling berpelukan. Mingyu terjaga dari tidurnya terlebih dahulu, sedikit meregangkan tubuh yang terasa kaku.

Hidung tingginya bersentuhan dengan permukaan kulit yang sedikit dingin daripadanya. Mingyu baru tahu jika suaminya itu lebih gampang kedinginan berbanding dirinya. Mengingat suaminya, ahh Mingyu kembali mengeratkan pelukan mereka. Membiarkan kedua kulit yang terekspos tanpa sebenang pakaian itu saling bersentuhan.

Wonwoo.. Nama yang begitu indah untuk sosok yang indah. Mingyu merasakan ia seperti memenangi sebuah keberuntungan setelah menikah dengah Wonwoo. Kak Won sayang.. Bisakah Mingyu menjadi sedikit lebih serakah dan memiliki Wonwoo untuk dirinya saja. Bisakah Kak Won nya itu hanya melihat ke arahnya?

Mingyu segera mengeratkan pelukan mereka, tidak meninggalkan sedikit celah pun. Mingyu mendengar erangan yang keluar daripada bibir Wonwoo, yang kini sedang mengucek matanya. Segera Mingyu mendongak ke atas, "S-Selamat pagi Kak Won.."

Ia melihat bagaimana bibir yang sebelumnya tertekuk itu mulai mengulum senyuman, sebelum Wonwoo mengusap surainya lembut, "Pagi sayang.."

Mendengar itu Mingyu langsung tersenyum senang. Terdengar kekehan ketawa keluar daripada mulutnya. Sayang.. Dipanggil begitu oleh sosok yang kini begitu penting untuknya, yang paling dia cintai seperti yang diterangkan Mama Jeon, membuatkan sesuatu mekar dan bergejolak di dada Mingyu.

Mingyu memejamkan mata menikmati usapan yang Wonwoo berikan untuknya. Meskipun sedikit lapar, Mingyu rela menahan asalkan ia bisa menikmati perhatian ini. Mingyu mendengar Wonwoo meringis saat mencoba bergerak bersandar ke kepala kasur. Ia segera bangun untuk melihat keadaan suaminya, dnegan perhatiannya sedikit teralihkan oleh muka Wonwoo yang bersinar dan terlihat segar pagi itu.

"K-kak Won sakit?" Tanya Mingyu meminta kepastian. Tangannya mulai memicit-micit bahagian lengan tangan Wonwoo berusaha membantu.

"Sedikit.. agak lecet ku rasa" jelas Wonwoo sambil menghulurkan tangan agar Mingyu kembali ke pelukannya.

Mingyu tidak berpuas hati, jika bisa ia ingin rasa sakit itu segera pergi. "Di mana s-sakitnya? Biar M-Mingyu bantu"

Mingyu dapat merasakan tatapan Wonwoo lama kepadanya, membuatnya sedikit salah tingkah. "K-kenapa?"

Hal ini membuatkan Mingyu membiarkan Wonwoo menarik tangannya, lalu membawa ke arah bagian belakang tubuhnya. Gementar, Mingyu bingung bagaimana harus merespon ketiba-tibaan ini.

"Kau gede juga ya, Mingyu.. jadi sedikit lecet, tapi aku suka" ucap Wonwoo lirih, tatapannya menggoda. Dua jari besar Mingyu di sekitar lobang analnya.

Mingyu langsung menarik lalu menenggelamkan dirinya ke dalam selimut. Kepalang malu sama kespontanan Wonwoo. Jemarinya masih bergetar mengingat semalam ia sama sekali tidak menyentuh Wonwoo dengan lebih intim kerana ia membiarkan dirinya di bawah kendali.

Dan kali ini, dia menyentuh bagian privat Wonwoo. Mingyu sedikit menjerit saat mendengar gelak tawa meluncur keluar dari mulut suaminya, begitu senang mengerjainya kayaknya.

"Mingyu sayang, ayuh keluarlah dari situ. Kau tidak ingin memelukku hm?"

Mingyu kembali mengeratkan pelukannya ke selimut, "K-Kak Won nakal!"

"Begitukah? Tapi aku kedinginan Mingyu.. Kemarilah" rayuan Wonwoo berhasil kerana meskipun pria yang lebih muda itu masih menggerutu, namun ia masih melakukan apa yang diperkatakan Wonwoo. Iaitu kembali memeluknya erat.

Wonwoo masih terkekeh namun ia selang selikan dengan kecupan lembut di sekitar pelipis Mingyu, menumpahkan rasa sayang yang sudah lama dipendam. "Bibi Han pastu sudah menyiapkan kita makan siang. Kau ingin mam disini apa kita ke bawah?"

MATRIMONY [MINWON FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang