Mingyu menatap ke luar melalui jendela ruangan baru yang dihuninya, bekas air matanya masih kelihatan segar. Dari siang menuju malam, Wonwoo masih belum pulang. Oh lebih tepatnya belum menjemputnya.
Setelah kejadian siang tadi, Mama Jeon bersama supir peribadinya segera menjemput menantu kesayangan mereka. Untung Ayah Jeon mempunyai bisnis di luar negeri maka keadaan lebih tenang dari biasanya.
Jika ayah Jeon ada, siapa tahu apa yang akan terjadi saat itu.Mama Jeon segera membawa Mingyu yang masih memberontak itu ke rumah besar mereka. Tidak ingin membiarkan Mingyu semakin marah dengan kepergian Wonwoo yang begitu saja. Beliau mengusap pelan belakang Mingyu dengan sabar, turut merasa sedih atas apa yang berlaku.
Hujan deras masih tidak berhenti setelah seharian, sesetengah tempat berkemungkinan sudah dinaiki paras air. Seperti meratapi hati Mingyu yang sedang kesedihan. Mingyu menggumam perlahan, namun masih bisa didengari oleh Mama Jeon.
"Kak Won g-ga sayang s-sama Mingyu."
Begitu lirih sehingga bisa melukakan hati mereka yang mendengarnya. Mama Jeon menggeleng sebelum memeluk pria itu, pria yang sudah dia anggap anaknya sendiri. "Engga sayang.. Kak Won sayang kok sama Mingyu. Kak Won kan punya urusan.."
Namun seperti sudah di setting, Mingyu kembali menggumam perkara yang sama. Seolah-olah dirinya sedang menghipnotis dirinya sendiri dengan lafaz itu. Melihat keadaan Mingyu, Mama Jeon langsung mencapai ponsel untuk menghubungi Wonwoo.
Hanya bunyi deringan yang kedengaran sebelum sambungan terputus. Wonwoo tidak menjawab. Mama Jeon mengeluh kasar, apa yang terjadi sama anaknya. Mingyu di sini terlihat membutuhkan sosok seorang Wonwoo.
"Mingyu, ayuh istirahat dahulu. Nanti mama akan membangunkanmu setelah Kak Won datang.." pujuk Mama Jeon.
Mingyu berhenti menggumam, melirik ke arah mertuanya sejenak. "Nanti Kak Won datang?"
Mama Jeon kembali mengangguk, sembari membimbing Mingyu untuk ke kasur. Tidak bisa mengabaikan lirihan yang keluar dari mulut Mingyu. 'Kak Won bakal jemput Mingyu'
Baru sahaja Mama Jeon ingin meninggalkan ruangan, terdengan panggilan dari Mingyu. "Ma.."
"Ya Mingyu?"
Mingyu terlihat ragu sejenak, "Bangunin M-Mingyu saat Kak Won d-datang ya?"
Mama Jeon menggigit bibirnya, anak malang yang kasihan. Mencoba mengeluarkan senyuman yang meyakinkan, "Tentu nak.."
Lalu menutup pintu ruangan itu, meninggalkan Mingyu yang berharap Wonwoo akan segera menjemputnya sebentar lagi.
***
Wonwoo terbangun dari tidurnya di sofa kantor. Semalaman mengurusi kesalahfahamannya antara Seokmin membuatkan Wonwoo terpaksa tidur di kantor terutama apabila badai dan hujan yang tidak mengizinkannya pulang.
Puas Wonwoo memujuk Seokmin, menenangkannya dan berjanji untuk membantunya semula. Wonwoo merasa dirinya merupakan punca atau lasan mengapa hal ini berlaku. Jika sahaja ia lebih peka dan menangani perkara tersebut dengan dewasa, pasti hal ini tidak akan berlaku.
Mahu bagaimanapun Seokmin juga merupakan orang yang ia kasihi dan pasangannya beberapa bulan yang lalu sebelum ia menikah. Berbicara soal menikah, Wonwoo tersadar sesuatu. Mingyu, suaminya. Wonwoo lupa mengabarkan kepadanya. Terlalu larut menyelesaikan masalah sehingga ia mencipta sebuah masalah lagi.
Wonwoo bangun dengan segera untuk mencapai ponselnya, namun tidak dapat ditemukan. Ia kini ingat jelas, setelah perbualannya dengan Soonyoung lewat telfon kemarin, Wonwoo segera membuangnya ke sembarang arah sebelum fokus mengemudi mobilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MATRIMONY [MINWON FF]
Fanfiction⚠️ MATURED CONTENT ⚠️ Sebuah perjodohan klasik antara Jeon Wonwoo bersama pria keterbelakangan mental, Kim Mingyu. ⚠️ REMINDER : -BxB -Dominant Bottom x Submissive Top -Rate M -Read at your own risks