Ini karma untuk Jeno, mau tak mau dia harus menerimanya kan?
Warn⚠
BXB!!
Boypussy!!
Semua karter merupakan kartakter fiksi, dan tidak berhubungan dengan kehidupan asli mereka!!
Haechan tau tentang aska, aska yang sempat menjadi pusat perhatian sekolah karna hampir membunuh jeno.
Setelahnya gadis itu dikeluarkan dari sekolah, berbarengan dengan terkuaknya pembullyan yang terjadi, namun bodohnya, saat itu jaehyun malah membantu jeno untuk lepas, membayar sekolahan untuk mengeluarkan aska, dan membuat jeno tetap berada disekolah itu tanpa adanya hukuman seolah olah tak terjadi apapun.
Seingat haechan gadis itu tengah dirawat dirumah sakit jiwa, berada dalam penanganan khusus, tapi baru beberapa bulan berlalu entah mengapa gadis itu muncul kembali.
Haechan sebenarnya tak ingin merasakan ini lagi, rasa bingung harus berdiri dipihak mana, haechan ingat, dulu aska pernah dicekoki air jus pare sama jeno, aska pernah diceburkan kekolam ikan, aska pernah disiram dengan air bekas mengepel lantai toilet, dan haechan, haechan tak berbuat apapun waktu itu, bahkan saat nayla difitnah oleh jeno pun, haechan percaya, haechan selalu percaya pada jeno, haechan selalu melindungi jeno, tapi kepercayaan itu tak pernah dipegang oleh jeno.
Haechan menatap langit langit kamarnya lamat lamat, bimbang, mengingat aska kembali memiliki kemungkinan besar ia akan kembali berbuat yang tidak tidak kepada jeno, tapi ia sudah lelah, sudah lelah dipihak lelaki itu, takutnya jeno memang masih mengancam aska, makanya aska melakukan hal tadi.
Tapi tidak, bagaimana jika jeno memang sudah tidak mengganggu aska, tapi aska yang mengganggu jeno? Hatinya takut pria itu terluka, bagaimanapun juga, jauh didalam lubuk hati kecilnya yang lembut, jeno masih berada disana.
Haechan melirik sebuah polaroid yang terpajang diantara wish list nya, tangan kanannya bergerak mengambil foto itu, foto yang diambil 3 tahun yang lalu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dia dan jeno terlihat bahagia disana.
"nono... " lirihnya.
Satu bulan berlalu sejak terakhir kali ia menyebutkan nama itu.
Sebenarnya ia rindu, namun akalnya seolah bergerak untuk menjauhkanya dengan pria itu.