9

3.4K 228 5
                                    


Typo tersebar!!
















*

*

*

Jeno berniat untuk memasakkan sesuatu untuk haechan, pembantu di rumahnya hanya datang dipagi dan sore hari untuk beberes rumah, untuk urusan masak memasak jeno yang melakukanya.
Itu atas dasar keinginan jeno, jeno memang suka bereksperimen didapur.

Ia mulai mengukus ayam yang telah ia potong, malam ini rasanya ia hanya akan memasak masakan sederhana.
Hanya ayam kukus jahe dengan sambal matah.

Pria mungil itu menyiapkan masakan yang telah ia buat, menatanya dimeja makan beserta teh hangat yang ia buat.
Ingatanya mengatakan, haechan suka minum teh hangat setelah makan.

Pria itu menatap puas hasil masakanya, ia kemudian melangkahkan kaki menuju kamar tamu yang kebetulan masih dilantai yang sama.

"echan, ayo makan dulu" pintanya.

"gak ah, ntar lo kasih obat lagi kayak dulu"

Jeno menggeleng cepat, ia melangkah mendekati haechan yang tiduran diatas ranjang.

"nggak kok, jeno udah bilang ribuan kali kalo jeno udah berubah,tapi kenapa echan gapercaya? Jeno harus gimana supaya echan balik kaya dulu? Jeno harus gimana supaya echan maafin jeno?"

Air mata itu turun begitu saja, membasahi pipi lembut jeno.
Haechan menoleh kearahnya, mendapati pria yang masih memiliki tempat dihatinya itu menangis, tapi ia tak bisa, tak bisa untuk kembali seperti dahulu, menyayanginya, mempercayainya, dan selalu melindunginya.
Atau mungkin belum? Atau ia tak sadar akan rasa itu?.

Jeno memilih pergi kekamarnya, mengambil jisung yang menggeliat saat ia membuka pintu kamarnya dengan kencang.

Ia menggendong buntalan lemak itu, membawanya berjalan mengelilingi kamar.

Melihat wajah damai jisung rasanya
membuat hati jeno tenang.

Di satu sisi, setiap ia melihat wajah anak itu, jeno akan merasakan sakit yang amat dalam, penyesalan yang menyakitkan.
Namun disisi lain, bayi ini menenangkan, setiap ia bersedih, bayi ini selalu ada, membuatnya terus tersenyum disela sela tangisnya.





•••





Jeno terpaku saat melihat haechan yang duduk di meja makan sembari bermain handphone, bahkan pria itu tak menyentuh makanan sedikit pun.

I'm Sorry  ||Hyuckno||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang