••
Bodoh. Altair tak habisnya merutuk. Sudah berkisar seperempat jam dia memutuskan untuk berangkat terlebih dahulu, meninggalkan Oceana yang masih rempong dengan urusan pakaian serta atribut orientasi. Pagar akan ditutup 5 menit lagi dan ujung hidung mancung Oceana belum juga terlihat sejauh mata memandang.
“Res, gantian jaga. Gue ambil buku absensi dulu,” pintanya begitu melihat sosok Fahreza yang baru datang selepas memarkirkan sepeda gunungnya. Untungnya lelaki itu tak menolak dan dengan patuhnya kini meletakkan ranselnya ke salah satu meja panitia, kemudian benar-benar mengambil alih tugasnya tadi.
Altair sedikit membalas tegur sapa yang dilakukan oleh beberapa junior yang dilewatinya. Hanya berupa anggukan, tanpa senyuman tentunya. Malas sekali pemuda itu memasang topeng seperti yang lain hanya demi meningkatkan popularitas. Toh, biarpun dia ketus seperti ini saja masih banyak digandrungi oleh mereka. Kenapa harus sampai repot-repot bermuka dua?
Sesampainya di ruang Tata Usaha, kedatangannya kini telah disambut oleh Razi dan Wildan. Keduanya nampak asyik bercanda tadi sebelum tiba-tiba menunjuk ke arahnya. “Lo dicari sama Pak Harto tadi, Ta. Si Ardana udah melipir duluan tadi, gue kira tuh anak lagi bareng sama lo,” ujar Razi.
“Nggak, tuh. Orang tadi gue sibuk jaga di depan. Ada apaan emang?” tanya Altair, lantas mengambil satu-satunya buku absensi yang tersisa dari atas meja.
Wildan menggidikkan bahu. “Katanya ada kesalahan data siswa. Lo sama Ardana disuruh data ulang mumpung anak baru pada ngumpul hari ini.”
Mendengar itu, tak heran Altair langsung berdecak sebal. “Nambah kerjaan gue mulu hobinya. Data siswa harusnya mereka yang ngurus. Kenapa jadi gue sama tuh anak yang dipanggil?”
“Emang sengaja pengen comblangin lo berdua kayaknya,” ceplos Razi bersamaan dengan sebuah cekikikan menyebalkan milik Wildan. Disambut pelototan tajam oleh Altair yang hampir mengambil ancang-ancang ingin membogem wajah keduanya.
“Bercyandha! Bercyandha!” seru keduanya kompak menyatukan telapak tangan mereka untuk diajak tos.
Altair berdesis geli, “Sinting.”
“Ya maklumlah, Ta. Namanya juga orang tua. Gaptek. Mana tanggap masalah teknologi,” jelas Wildan acuh tak acuh.
Tak menunggu waktu lama, ia bergegas meninggalkan kedua orang yang menurutnya tidak waras tersebut dengan membawa buku absensi diapitan lengan kanannya. Takut tertular, katanya.
Getar ponsel menyita perhatian pemuda itu. Sambil terus berjalan, ia mengambil benda pipih tersebut dari dalam saku celana dan memeriksa isi pesan yang dikirimkan oleh rekan satu organisasinya.
Fahreza : Gue kira adek lo itu ... cowok?
Altair mengernyit tak mengerti. Baru ingin membalasnya, ia justru dikejutkan oleh teriakan bersahutan oleh para anggota kesiswaan lain yang mayoritas adalah perempuan dari arah salah satu barisan siswa baru.
“Buset, ada yang tumbang, noh!”
“Si Ardana mana? Ada yang pingsan, nih!” teriakan itu menggema seiring dengan kepanikan yang ada. Dilihatnya banyak orang tengah mengerubungi sosok yang dikiranya sudah pingsan tersebut. Hingga Altair tergerak untuk menghampiri mereka.
“Ardana ada urusan ...” ujarannya menggantung seiring dengan lirikan yang tanpa sengaja bertemu dengan belah pandang sosok yang dirasa tak asing baginya.
Tak sengaja Altair melirik ke arah sesosok siswi yang berdiri tak jauh dari mereka. Tertegun, begitulah pias yang tengah dipasangnya kala menyadari bahwa sosok itu agaknya terlihat persis dengan presensi cerewet yang senantiasa mengganggunya di rumah.
Gadis itu terlihat sibuk menyembunyikan wajahnya menggunakan surai ekor kuda miliknya. Usaha yang sia-sia lantaran jauh sebelum ia menyadarinya, Altair sudah terlebih dahulu menangkapnya basah.
Altair mengepalkan kepalan tangannya dengan kuat hingga membuat buku-bukunya memutih. Seandainya tak banyak orang berada di sini, kemungkinan besar ia akan mengamuk serta mengeluarkan kemarahan tanpa ampun kepada adiknya itu.
Bisa-bisanya dia nekat memberontak terhadap teguran yang orang tua mereka titahkan tadi pagi!
“Eh, lo yang nutupin muka pakai rambut. Ikut gue ke Aula, sekarang!”
••
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
OCEANA +jaemjen
Fanfiction⚠︎︎ NOT GENDERSWITCH (GS)! ⚠︎︎ Ini rahasianya . . . [Na Jaemin - Lee Jeno]