Mission III

365 28 4
                                    

Malam ini, dikediaman Ray. Jam dinding sudah menunjukkan pukul 21.00 WIB. Tapi sepertinya Ray belum bisa terlelap. Saat ini ia masih ada di ruang tamu. Sepertinya ia sedang memikirkan sesuatu hingga membuatnya tidak bisa tidur.

'Aku bingung, kenapa Ben dan Alex bisa dibunuh? Bukankah semua murid di sekolah itu takut dengan geng kami? Kenapa ini semua bisa terjadi? Aarrggghh! Aku frustasi dibuatnya!' gumam Ray.

Setelah beberapa menit kemudian, tiba-tiba saja ada yang membunyikan bel rumahnya. Itu cukup membuat Ray terkejut dan sedikit terlonjak dari sofa yang sedang ia duduki. Benar-benar terkejut sepertinya.

TING TONG!

Suara bel itu kembali bergema didalam rumahnya. Ya, saat ini Ray hanya sendirian di rumah. Kedua orangtuanya sedang pergi ke luar kota karena ada urusan pekerjaan--katanya. Ray segera keluar untuk membukakan pintu, lalu ia berjalan menghampiri pagar yang menutupi rumahnya. Setelah itu, Ray mendapati seseorang dengan pakaian serba hitam. Ia mengenakan tuxedo hitam, sarung tangan berwarna putih, serta topi bundar--yang bentuknya seperti topi para mafia. Pakaiannya sangat rapih. Seperti orang penting saja.

'Ada apa malam-malam ia datang ke rumahku? Apakah ia teman ayahku? Atau orang suruhan ayahku? Tapi kedua orangtuaku sedang tidak ada di rumah. Apa ia datang untuk menemuiku? Tapi sepertinya mustahil. Aku tidak pernah berurusan dengan orang seperti dia. Sebenarnya dia ini siapa?' gumam Ray dengan beberapa pertanyaan yang hinggap dipikirannya. Yang satu pertanyaanpun belum dapat terjawab.

"S.. siapa kau?" tanya Ray tersendat.

Pria itu menjawab, "Perkenalkan, nama saya Michael Ferran. Anda bisa memanggil saya dengan sebutan Ferran. Saya adalah seorang detektif yang bertugas untuk menyelidiki pembunuhan yang ada di sekolah anda. Kalau tidak salah korbannya bernama Ben dan Alex. Dan, saya dengar anda adalah teman dekatnya. Apakah itu benar, mmm.. Tn. Ray?" ucapnya seraya melihat sebuah kertas berisikan teks, yang diyakini oleh Ray kalau diatas kertas itu tertulis namanya.

"Mm.. Benar. Untuk apa anda malam-malam datang ke rumah saya?" ucap Ray cukup tegas.

"Tadi saya sudah katakan, kalau saya ini adalah seorang detektif. Dan saya sudah berhasil menemukan siapa pelakunya yang telah membunuh kedua teman anda," jelasnya dengan penuturan kata yang amat sopan.

"Benarkah? Anda sudah tahu siapa pelaku yang sebenarnya? Kalau begitu, silahkan masuk. Tidak baik mengobrol soal privasi di luar rumah. Apalagi sudah malam seperti ini," ucap Ray bersemangat, yang mengajak Ferran untuk segera memasuki rumahnya itu, tanpa mengetahui apa yang sebenarnya akan terjadi.

*

_TBC_

I Will Help YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang