pertemuan pertama

32 6 0
                                    

Bismillahirrahmanirrahim,
Semoga suka yah dengan cerita aku
Happy reading

Temukan aku di tiktok @penyukamalam_
Temukan aku di Instagram @penyukamalam02

Aku tahu uangku tidak bisa membeli kasih sayang orang tuaku. Tetapi, aku yakin uangku bisa membayar kerusakan mobilmu.

Adiba Afsheen Myesha Al Fariz


Dua hari telah berlalu.

Adiba tetap setia duduk di balkon kamar menatap kosong kedepan, air mata terus bercucuran membasahi pipinya yang mulai tirus.

Selama kejadian itu, Adiba hanya murung dan nafsu makannya pun menurun, tetapi itu berbanding terbalik ketika ia berada di depan ghifari, Adiba akan makan dan tersenyum meskipun itu secara terpaksa setidaknya ia tidak membuat sang kaka merasa khawatir.

Tak ayal pun Rafael selalu mengajaknya keluar bahkan balapan di sore hari tetapi rasanya Adiba tak minat, ia hanya ingin mengurung diri di kamar.

Jari lentik Adiba mengapit sebatang rokok kemudian menyesapnya tak peduli batuknya akan semakin parah. Ia menatap nanar pada layar hendpon yang menampilkan cheat ia dengan Wulan dan Hasyim.

Ibuku tersayang

Ibu, maafkan anakmu yang nakal ini,
Kembalilah Bu, anakmu ini butuh
Pelukan hangatmu meskipun itu
Hanya 5 menit saja.
Ibu, Adiba rindu ketika tangan lembut
Ibu menyuapi ku roti coklat.
Ibu kembali lah.

Adiba kembali terbatuk, meletakkan setengah batang rokok ke asbak dan memukul dadanya yang terasa sesak, karena lagi dan lagi harapannya tak sesuai kenyataan.Tak ada satu pun cheat Adiba dibaca oleh Wulan ibunya sendiri, kini adiba kembali menekan satu nomor tertera nama.

Cinta pertamaku.

Ayah, sampai kapan pun cinta
pertama Adiba Adalah ayah,
meskipun ka ghifari selalu
Cemburu soal itu, tetapi ayah
akan tetap menjadi cinta pertamaku.
Ayah aku masih ingat ketika pertama kali ayah mengantarku ke sekolah, aku melihat air mata ayah lolos membasahi pipi dan dengan cepat ayah menghapusnya agar aku tak melihat air mata itu, karena ayah tahu hal yang paling aku benci adalah air mata kedua orang tuaku Sungguh Aku merindukan momen hangat itu ayah Apa ayah tau, aku ingin merasakan naik motor Vespa dibonceng
ayah, dan ka Ghifari Membonceng ibu,
sungguh aku menunggu momen itu
Ayah, apakah ayah ingin mengabulkannya?

Tetap sama adiba hanya bisa menatap layar hendponnya dengan pandangan buram, karena air matanya sudah menggenang sedari tadi. Kini semua harapan untuk mendapatkan balasan hanya sekedar angan saja, sekali lagi semesta tak mengizinkan seorang Adiba Afsheen Myesha Al Fariz merasakan kasih sayang kedua orang tuanya meskipun hanya melalui media sosial.

Sungguh sesak sangat menyeruak dalam dada, berulang kali Adiba memukulnya, tetapi seakan dadanya dihantam bebatuan. Ia berteriak sekeras-kerasnya, air mata mencelos sedari tadi.

Adiba membuang tiga puntung rokok agar tak ketahuan oleh sang Kaka Ia melangkahkan kaki kedalam kamar, kini tangan gemetar itu, mengambil satu pil obat untuk meredakan sesak di dada. Memasukkan ke dalam mulut dan meminum air satu gelas.

Usai itu iya menyambar kunci motor di atas meja belajar, kini Adiba kembali melakukan balapan melampiaskan semua perasaan sesak di dada.

Langkah kaki Adiba terhenti tepat di daun pintu ketika suara dari wanita paruh baya itu, mengetuk indra pendengarannya.

The first and last love  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang