Bismillahirrahmanirrahim,
Semoga suka yah dengan cerita aku
Happy readingaku mencintai segala dalam dirinya, hidupnya. Kekurangan, kelebihan, semuanya yang ada dalam dirinya mampu membuatku mencintai untuk pertama dan terakhir. Satu yang ku tahu cintaku akan selalu bertumbuh untuknya sampai sang maha cinta mencabutnya dari hatiku."
Muhammad Akhtar Hafidz Al Ghaffar
“Akhtar, kamu beneran ngak menaruh rasa kepada Adiba kan?“ Pertanyaan Erna sukses membuat mereka terhenti melangkahkan kaki ke arah ndalem.
“Er, gue mau cerita sesuatu ke lu. Tapi kumohon jangan menceritakannya kepada siapapun,” Akhtar menoleh, menatap sepupu sekaligus berperan sebagai sahabatnya.
Erna menganggukkan kepala, mengajak Akhtar ke salah satu taman dekat ndalem, untunglah sekarang pesantren sepi karena para santriwati maupun santriwan berada di mesjid melakukan kegiatan rutin mengaji malam.
“Kau tahu er, Adiba tidak sebahagia seperti apa yang kita lihat, kau tak pernah membaca sorot luka, kesepian dan kekecewaan dalam matanya?. Ia bagaikan karang yang selalu diterjang ombak, tetapi hebatnya dia masih bertahan.“ Akhtar menatap lurus ke depan.
“Berapa kali aku menangkap matanya mengeluarkan cairan bening, hanya karena ingin mendapatkan kasih sayang kedua orang tuanya, emang terkesan hal sepeleh tetapi bagi adiba itu adalah suatu permata dalam hidupnya ataukah lebih berharga dari kata permata itu sendiri”
“Maka dari itu, aku bertekad untuk membantunya menjadi wanita berlapang atas semua takdir di dalam hidupnya. Jika engkau mengatakan apakah aku mencintainya……” Akhtar menggantungkan ucapnya, nafas berat keluar dari mulut Akhtar mendongakkan wajah ke langit membiarkan udara malam memberikan sapuan di wajah.
“Aku tidak mencintainya” ucap Akhtar, tanpa menoleh ke Erna sedangkan wanita itu menatap Akhtar penuh curiga.
“Tetapi aku mencintai segala dalam dirinya, hidupnya. Kekurangan, kelebihan, semuanya yang ada dalam dirinya mampu membuatku mencintai untuk pertama dan terakhir. Satu yang ku tahu cintaku akan selalu bertumbuh untuknya sampai sang maha cinta mencabutnya dari hatiku.“
“aku tak bisa menjamin akan selalu ada dalam hidupnya, tetapi aku akan berjanji untuk membahagiakannya di sisa hidupku. Dan seorang Muhammad Akhtar Hafidz Al Ghaffar, tak pernah main main dengan ucapannya,” batin akhtar.
“Woi ngelamun bae lo berdua.” suara itu membuyarkan lamunan mereka berdua, secepat kilat Akhtar meraup wajah demi menyembunyikan air mata.
Tak mempedulikan Atha, Akhtar merongoh dompetnya, mengeluarkan empat tiket bioskop. Memberikan kepada Erna.
“Sesuai janji gue” Akhtar berlalu menepuk pundak adiknya, membuat Erna tersenyum penuh kemenangan, Erna mengayunkan kepala ke arah Akhtar, Atha pun mengerti dan melangkah secara beriringan.
✨✨✨✨✨
Di sebuah meja makan pergi panjang terdapat kursi di masing-masing sudut meja, dan terdapat berbagai olahan masakan di muka meja.
Seorang wanita berpakaian daster lengan panjang dipadukan jilbab langsung membawa sebuah piring, di susul seorang wanita bercadar membawa beberapa gelas air putih di atas nampan.
“Assalamualaikum” Erna, Atha, dan akhtar mengucapkan salam tatkala kaki mereka menapaki ruang makan.
“Walaikumsalam” Umi Fatimah, Abah Zikri dan Ning hilya menyahut secara bersamaan pula.
KAMU SEDANG MEMBACA
The first and last love
Romancekisah seorang Adiba afsheen Myesha Al Fariz, seorang wanita yang terlahir dari keluarga konglomerat mendapatkan kasih sayang sedari kecil, tetapi seiring ia bertambah usia kasih sayang kedua orang tuanya sirna bagaikan di telan bumi. Membuatnya menj...