Chapter 9

27 4 0
                                    

•☠️☠️☠️•

Lima menit Mika dan Carlos terdiam di hadapan pintu kayu berwarna coklat serta nomor 94 tercetak jelas disana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lima menit Mika dan Carlos terdiam di hadapan pintu kayu berwarna coklat serta nomor 94 tercetak jelas disana. Manik mata yang saling memandang dari kedua sejoli ini, Carlos menganggukkan kepala pada gadis di sampingnya seperti memberikan kode. Telunjuknya terangkat menekan sebuah bel di samping kirinya, jakunnya naik turun setelah beberapa kali meneguk saliva dalam mulutnya. Jantungnya berdetak kencang tak beraturan, entah mengapa rasa cemasnya muncul seperti sedang berada di rumah hantu.

Tak kunjung mendapatkan sahutan dari dalam, cowok ini kembali menekan bel. Sebanyak tiga kali ia mengulang dan tetap sama, tak ada suara apapun yang menyatakan bahwa ada orang di dalam sana. Terdengar Mika berdecak, dipegangnya gagang pintu itu dengan sedikit mendorong ke dalam berharap bisa terbuka. Dan bom... Carlos menatap Mika penuh heran mendapati pintu yang terbuka begitu mudah, alias tak terkunci.

Gadis ini melangkah mendahului Carlos, menatap dan memperhatikan sekeliling. Terdapat banyak barang canggih, barang kuno, dan barang berharga lainnya tertata rapi pada rak dinding berwarna putih di sebuah ruangan bernuansa coklat itu.

Pijakan kaki berbalut sepatu boots yang dikenakan kedua polisi ini berdesing ditelinga, dengan suasana yang sangat sepi dirumah itu. Satu persatu anak tangga ia lewati, dengan kepalanya yang terus menoleh setelah sampai di ujung tangga. Bola matanya mengamati sekelilingnya, yang memang tak menunjukkan adanya penghuni dirumah itu.

"Apa kita gagal?" tanya Mika menatap Carlos dengan wajah lelahnya. Cowok ini tak membalas perkataan Mika, langkahnya ia teruskan setelah terhenti oleh gadis itu.

Tuk Tuk Tuk

Sontak dua orang ini membalikkan badan setelah indra pendengarannya menangkap suara langkah kaki dari tangga. Carlos dan Mika saling bertatap mata, saling melempar pertanyaan lewat tatapan itu. Akankah itu suara dari penghuni rumah. Kedua matanya tak berkedip menunggu siapakah sosok yang muncul saat itu, diam tak bersuara. Masing masing telah mengeluarkan senjata dan mengarahkan ke arah sumber suara.

Cklek

Hah!

Kedua tangan terangkat setelah mendapat todongan pistol dari Mika serta Carlos. "Stop!" teriak salah satu dari dua orang yang tengah mengangkat tangan. Kemudian mengangkat kepala dan membuka topi. Napas lega keluar setelah mengetahui bahwa mereka adalah partner polisi yang bersamanya.

"Kau mengejutkan ku" ucap Carlos.

"Kami yang terkejut bukan kau" ucap kedua polisi itu.

"Cepat sekali kalian sampai" ujar Mika. Harry—salah satu polisi itu berucap. "Kami hanya berkeliling lalu membaca lokasi yang kalian berikan ternyata tak jauh dari posisi kami saat itu" Mika mengangguk paham.

"Apa kalian menemukan sesuatu?" tanya Nick—polisi lain. Carlos menggeleng, "Tidak, rumah ini kosong"

"Lalu kita akan pergi kemana?" tanyanya lagi. "Aku akan menghubungi Kenzo, sementara itu kita teliti isi rumah ini siapa tau ada sesuatu" jelas Carlos yang di angguki oleh ketiganya.

A MISSION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang