Chapter 11

31 4 0
                                    

vote dulu ya sebelum membaca...
terimakasii<3

•☠️☠️☠️•

Sebuah tangan terulur mengarahkan sesuatu kepada pemuda yang menatap kosong di dalam tahanan sel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebuah tangan terulur mengarahkan sesuatu kepada pemuda yang menatap kosong di dalam tahanan sel. Setelah terjadinya insiden yang menghasilkan banyak luka dari para tahanan, Jeff merenung seorang diri entah apa yang ada dipikirannya saat itu. Pemuda ini mendongak menatap sosok disampingnya yang tengah mengulurkan sebuah rokok kepadanya. Rupanya tahanan 204 yang membawanya, tak mengatakan sepatah katapun Jeff dengan sigap menerima tawaran itu. Tak lupa korek api yang ia sahut dari tangan 204. Lantas pemberi rokok itu pun juga duduk disamping Jeff. Menyebulkan asap rokok yang telah ia hisap.

"Dari mana kau dapatkan ini?" tanpa menoleh Jeff bertanya, sembari menyalakan korek api pada rokok yang ada di mulutnya.

"Dari mana kau dapatkan ini?" tanpa menoleh Jeff bertanya, sembari menyalakan korek api pada rokok yang ada di mulutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ada. Temanku yang memberi" jawab 204 tanpa menoleh. Pandangan keduanya lurus ke depan hanya menatap sebuah tembok yang kosong.

"Sejak kapan kau merokok?" Manik mata 204 teralih menatap Jeff disampingnya, sontak ia menjawab. "Sejak SMP" Jeff menatap 204 dan sekali lagi melontarkan pertanyaan. "Orang tuamu mengijinkan?"

Dengan pandangan lurus dan wajah datarnya tahanan 204 menjawab pertanyaan Jeff dengan lirih. "Aku tak punya orang tua"

Jeff mengerutkan dahinya tak paham. "Kau yatim piatu?" Tahanan 204 menggeleng. "Lalu?" tanya Jeff kembali, entah ia menjadi sangat penasaran kali ini.

"Aku di usir saat berusia 12 tahun. Ayahku terkena penyakit paru-paru karena terlalu banyak merokok dan meninggal saat aku berusia 10 tahun. Lalu ibuku menikah lagi dengan orang asing" Mendengar cerita 204 yang menurutnya sangat memprihatinkan itu, Jeff membenarkan duduknya sesekali menatap wajah 204 disampingnya.

"Dia menyuruhku pergi dari rumah karena suaminya tak mau aku tinggal satu rumah dengannya. Hanya di bekal i uang 200 dollar, aku menangis sendirian di trotoar jalan. Ditengah hujan sampai tengah malam aku hanya hidup dijalanan" sambungnya.

"Sampai akhirnya aku menemukan brosur apartemen dengan harga murah, aku berniat membeli dan uangku sangat pas tanpa menyisakan sepeserpun"

"Lalu kenapa kau bisa masuk penjara?" tanya Jeff penasaran, karena mendengarkan ceritanya saja tahanan 204 ini bukan seperti orang jahat yang dipikirkan orang.

A MISSION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang