3 ❤️ Sial!

32 21 21
                                    

Mohon maaf jika ada kesalahan tanda baca, typo, dsb. Revisi akan dilakukan jika sudah TAMAT. Terima kasih dan selamat membaca 😍

Jika bisa, aku ingin menjadi orang pertama yang kamu cinta sehingga bisa melindungi hatimu agar tidak terluka.

--0o0--

Risa berlari sekuat tenaga dari halte bus sampai ke pintu gerbang. Gara-gara kemarin seharian jalan-jalan dengan Adrian sepulang sekolah, dia lupa mengerjakan PR yang seharusnya hari ini dikumpulkan. Pagi-pagi sekali ia baru mengerjakan. Alhasil Risa terlambat.

Saat pintu gerbang sudah dekat, langkahnya melambat setelah melihat beberapa murid yang baru datang seperti dirinya langsung dijemput oleh guru kedisiplinan. Risa panik. Dia segera putar arah lewat samping. Untung saja ia sering mendengar dari teman sekelas kalau di samping, tidak jauh dari kelas mereka ada pagar yang sedikit lebih rendah sehingga bisa dilewati dengan mudah. Walau rumor mengatakan demikian, tetapi nyatanya tidak semudah itu.

Pagar yang dimaksud masih cukup tinggi. Untung saja ada pohon mangga di luar pagar yang tidak seberapa tinggi di dekatnya. Dahannya pun sampai masuk ke area sekolah. Selain itu, di bawah pohon terdapat kursi yang sengaja diletakkan di sana. Tidak melewatkan kesempatan, Risa menggunakan semua fasilitas yang ada. Setelah sampai di atas pagar, dia melemparkan tasnya ke bawah lebih dulu. Ketika gadis itu bersiap melompat, sebuah suara mengejutkannya.

"Butuh bantuan? Perlu ditangkap dari bawah, mungkin," kata Daniel yang rupanya sejak tadi berdiri tidak jauh dari sana memperhatikan aksi Risa.

"Gue nggak jadi sekolah aja, deh." Risa memutar badan bersiap melompat ke luar pagar.

"Eh, kok malah balik? Lo nggak mau masuk?" cegah Daniel walau kemungkinannya sangat kecil gadis itu mau mendengarkan.

"Percuma, udah telat." Risa menjawab dari atas pagar.

"Tapi, kan masih bisa masuk."

"Tadinya, tapi sekarang nggak minat soalnya liat lo." Risa masih menyimpan dendam pada Daniel perihal botol kemarin.

Daniel menyembunyikan ekspresi kesalnya. Bisa-bisanya ada adik kelas yang berkata seperti itu dengan wajah tanpa dosa. "Oke, muka gue emang bermasalah buat lo."

Risa mengangguk membenarkan.

"Tapi, lo mau ke mana kalau nggak sekolah? Bukannya mumpung udah sampai sini mending masuk aja?"

Risa sendiri pun tidak tahu mau ke mana jika bolos sekolah. Dia mengambil keputusan itu secara mendadak setelah melihat Daniel.

Sebetulnya Daniel kebetulan lewat. Dia hanya ingin mengecek lokasi yang biasa digunakan oleh murid-murid yang terlambat datang. Tidak disangka justru melihat pacar kapten tim sepakbolanya itu tertangkap basah mencoba melompati pagar. Melihat Risa terdiam, Daniel mencoba kembali membujuknya. "Kalau turun, paling kena hukuman bentar abis itu bisa masuk kelas. Tapi kalau bolos, lo luntang-lantung sendirian gak jelas di jalan."

"Minggir."

Daniel bengong. Kenapa gue malah disuruh minggir?

"Gue bilang minggir! Gue mau turun," ulang Risa.

Ah, rupanya Risa hendak turun makanya Daniel diminta minggir karena dia berada tepat di bawah gadis itu. Daniel mundur beberapa langkah. Memperhatikan Risa melakukan ancang-ancang sebelum akhirnya mendarat dengan sempurna tanpa kesulitan seperti yang ia pikirkan.

Main HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang