Mohon maaf jika ada kesalahan tanda baca, typo, dsb. Revisi akan dilakukan jika sudah TAMAT. Terima kasih dan selamat membaca 😍
Dalam setiap hubungan harus ada saling percaya. Seperti aku yang percaya bahwa kamu akan selalu kembali padaku.
"Pilih warna biru aja," kata Adrian ketika memilih taplak meja yang baru untuk kelasnya. Hari ini dia mengenakan kaus putih yang dilapisi jaket dipadukan dengan celana kargo cokelat. Tampak lebih santai, tetapi tetap rapi.
Sementara Yuri lebih memperhatikan penampilannya karena tahu akan pergi bersama Adrian. Dia memakai gaun selutut warna merah muda, sepatu kets warna senada, dan tas selempang kecil tersampir di pundak. Belum lagi rambut panjangnya dibiarkan terurai dengan jepit rambut kecil berbentuk kupu-kupu. Siapapun yang melihat pasti terpesona oleh kecantikan alaminya.
"Motifnya yang ini gimana? Ada corak burungnya." Yuri mengambil taplak bermotif batik dengan burung kenari di tengah.
"Boleh."
"Yang ini ya, Bu." Yuri menyerahkan pilihannya pada ibu penjual taplak sekalian membayar sesuai harga yang diberikan.
Setelah itu mereka kembali menyusuri pasar tradisional. Pada hari Minggu pasar lebih ramai ketimbang hari biasa karena sebagian besar orang-orang memilih datang di akhir pekan. Sejak pagi tadi, Adrian dan Yuri memulai hari Minggu mereka dengan membeli kebutuhan kelas. Kemarin Adrian sudah membagi tugas dengan teman sekelas. Dirinya kebagian belanja bersama Yuri sedangkan yang lain tinggal menghiasnya.
"Tadi Maudy ngasih tau gue kalau dia bakal milih beberapa lukisan hasil tugas prakarya Minggu lalu buat dipajang di dinding. Sayang banget kalau dibuang," kata Yuri sambil melihat daftar belanja mereka.
"Oke."
"Terus Si Angga katanya juga mau nyumbang ngelukis dinding kelas."
"Nggak perlu. Terlalu rame," tolak Adrian seraya melihat-lihat toko di sekitarnya.
Yuri mengangguk setuju. "Iya juga, sih."
"Habis ini kita ke mana?"
"Sekarang kita beli bunga plastik. Kayaknya ada di ujung jalan tadi," ujar Yuri sambil mengingat jalan yang tadi dilalui.
"Hmm."
"Oh, iya. Jam dinding kita juga udah rusak. Sering mati meskipun udah diganti batere."
"Boleh."
"Tapi duitnya nggak cukup. Apa kita minta iuran lagi sama anak-anak?"
"Nggak perlu. Biar gue yang tambahin."
Sejak tadi laki-laki itu sibuk berbalas pesan dengan seseorang. Kalau diajak bicara pun menjawab seadanya. Hal itu tentu membuat Yuri kesal. Dia merasa diabaikan padahal hari ini sudah ia tunggu-tunggu karena bisa berdua dengan Adrian di luar sekolah.
"Hari ini kita beruntung banget bisa dapet barang bagus dengan harga murah," ujar Yuri masih berusaha mengajak bicara.
"Masih banyak nggak yang harus kita beli?" tanya Adrian menyela.
KAMU SEDANG MEMBACA
Main Hati
Fiksi RemajaUntuk apa merasa sedih jika ada seseorang yang dengan sukarela mengobati luka hatimu. Risa, seorang adik kelas yang memiliki kepribadian tomboy dan kasar baru saja putus cinta karena diselingkuhi pacarnya. Namun, belum sempat merasakan patah hati, s...