he's here; ambang kematian

1K 132 10
                                    

"Jaemin, biarkan orang Paman yang mengantarmu sampai rumah, ya? Paman hanya khawatir kalau kamu membawa mobil sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jaemin, biarkan orang Paman yang mengantarmu sampai rumah, ya? Paman hanya khawatir kalau kamu membawa mobil sendiri. Kamu masih terlalu kecil."

Jaemin yang dibilang kecil hanya mengerucutkan bibirnya kesal. Dia sudah kelas 12 kalau pamannya itu lupa! Astaga! Lagipula apa yang perlu pria setengah baya itu khawatirkan? Ada Jeno, tertua di antara mereka siap menjaga sampai mereka tiba dengan selamat. Toh, Jaemin hanya akan menyetir setengah perjalanan lalu digantikan oleh Renjun atau bahkan Lee Jeno. Jangan ada yang bertanya mengapa Haechan tidak mengajukan diri untuk menjadi sopir! Itu bahaya!

Dengan sangat mendadak, Papa pemuda Na itu menghubungi kalau pak supir yang menghantar mereka tidak dapat menjemput karena ada sesuatu hal mendesak menyangkut keluarganya. Jelas saja itu dimanfaatkan oleh pemuda Na agar bisa merasakan memegang kendali mobil sepenuhnya. Setelah bernegosiasi alot dan membutuhkan waktu sangat lama, akhirnya Jaemin memekik keras dan melompat gembira. Pertanda negosiasinya kali ini membuahkan hasil terbaik. Dia diperbolehkan membawa mobil Paman, asal Paman juga mengizinkan Jaemin untuk membawanya seorang diri.

Satu masalah telah Jaemin atasi dan kini tinggal mengurus satu masalah baru. Yaitu meyakinkan pamannya kalau tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Apa pamannya itu takut kalau Jaemin sampai merusak mobilnya? Ah, kalau benar iya hati Jaemin merasa sakit.

"Paman!"

"Jaemin, dengarkan Paman!"

"Jaem, lebih baik kamu menurut saja! Ayah kalau marah sangat menakutkan seperti monster. Lagipula ini demi kebaikan dan keselamatan kalian," bisik Jisung membuat Jaemin mendengus malas. Oh, ayolah! Apa tidak ada seorang pun yang berada di pihak Jaemin?

"Lo seharusnya belain gue, bodoh!" balas Jaemin ikut berbisik. Paman terlihat mengangkat sebelah alisnya penasaran dengan pembicaraan yang tengah dua orang muda itu lakukan. Netranya menatap galak ke arah si tunggal putra kesayangannya. Apa Jisung telah mengatakan sesuatu yang tidak baik?

"Jaemin."

"Ah, paman! Aku mohon, biarkan aku membawanya kali ini! Papa juga setuju aku menyetir asal nanti bergantian dengan Jeno atau Renjun. Paman...izinkan aku, ya?"

Masa bodoh kalau Jaemin dikatakan alay oleh Haechan. Dia tidak peduli! Yang terpenting saat ini adalah izin dari Paman. Jadi, Pemuda Na itu kesampingkan suara tawa ringan Haechan, Renjun, serta Jeno yang sedari tadi menyimak saja.

"Oh, bahaya! Sikap kucingnya keluar!" bisik Haechan pada Renjun. Cukup keras, karena telinga Jaemin masih dapat menangkap suara mengejek yang begitu menjengkelkan itu.

"Lo mau bersusah payah menyetir, Jaem?" Jeno bertanya tidak habis pikir. Menggulung kemejanya sampai sebatas siku, pemuda Lee itu terlihat menaruh tas berukuran sedang di dalam bagasi mobil.

"Setidaknya tutup mulut nggak berguna lo itu kalau nggak bisa bantu gue bujuk Paman, Jen!" cicit Jaemin. Pemuda itu kembali beralih ke arah Paman melancarkan aksinya.

He's Here | Lee Haechan ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang