he's here; kita dan kematian

995 123 20
                                    

⚠️



Di sini lain Jeno terlihat mengamuk di dalam kamar Haechan. Ia mengacak buku yang tertumpuk rapi hanya untuk menemukan album foto itu. Belenggu yang menahan tubuh Jeno semakin memberat membuat ia setengah menyeret tubuhnya dengan sisa tenaga yang masih ia miliki. Tidak, ia tidak boleh kehilangan semuanya! Ia tidak boleh membuat semua orang di sekitaran mati! Ia akan menyelamatkan Haechan! Ia akan menyelamatkan Jaemin dan Renjun.

Jeno semakin meraung sangat kuat. Rambutnya di jambak paksa yang membuat kepala pemuda itu mendongak untuk sekedar menatap makhluk mengerikan yang kini berada tepat di langit-langit kamar Haechan. Liur itu ikut menetes mengenai wajah Jeno yang memberontak kesetanan. Itu sangat menjijikkan! Itu sangat menjijikkan demi apa pun Jeno tidak berbohong.

Pada akhirnya Jeno harus kembali merasakan tubuhnya terpental dan menatap tembok untuk kesekian kalinya. Membuat sudut mata pemuda itu mengeluarkan cairan bening, Jeno tetap merangkak masih berusaha mencari album foto yang ia yakini berada di kamar Haechan.

Sebelah kaki Jeno sudah di tarik paksa oleh sesosok anak kecil--mungkin sosok itu yang selama ini Haechan lihat? Bocah itu menyeringai lantas memutar kepalanya 360 derajat membuat jeno membulatkan netra panik. Oh, itu semakin gila! Cengkraman pada kaki Jeno juga semakin menguat membuat ia menendang kasar berusaha menyingkirkan bocah tadi yang secara perlahan menusuk kaki Jeno dengan kuku panjangnya.

"Agh!" pekik Jeno keras. Ia menyeringai terlihat menang. Jeno semakin membabi buta berusaha lepas dari sosok tadi. Saat hendak menendang wajah mengerikan itu, tiba-tiba saja wajah kecil Haechan yang tertangkap netra kelam Jeno. Sialan! Sialan! Sialan! Dia tahu kelemahan Jeno apa!

Jeno menutup matanya erat, kembali menendang kuat sebelum sosok itu menghilang dan Jeno bisa kembali bernapas dengan lega. Ini gila! Hari ini sangat gila! Kapan pagi akan segera menyambut Jeno dan yang lain? Atau paling tidak, apakah pemuda Lee itu masih bisa menatap hari esok untuk menikmati suara klakson yang terdengar nyaring di dalam telinganya? Padatnya kota, polusi di udara, entah mengapa Jeno tiba-tiba merindukannya.

Jeno kembali untuk mencari album itu. Netra kelam yang sudah diselimuti embun tampak membentuk sabit indah yang berhasil membuat cairan bening langsung menerabas turun menuju pipi tirus Jeno. Sebelah tangannya merangkak masuk ke dalam kolong tempat tidur berusaha meraih album foto yang ia cari. Ketika Jeno berhasil menggapainya dengan sisa tenaga yang masih bersarang di dalam dirinya, pemuda itu langsung di buat memekik lantaran ada tangan lain yang menarik Jeno semakin ke dalam. Membuat kepala pemuda Lee yang lebih tua dua tahun harus menghantam kasur dengan sangat kuat. Jeno berusaha melawan arus untuk menarik diri mundur tanpa mengendurkan pegangannya pada album foto itu. Ia lantas memeluk album foto itu erat sebelum berjalan tertatih menuju pintu yang masih tertutup.

"Jeno tolong..." Suara rintihan kesakitan yang begitu Jeno kenali. Ia langsung menoleh ke belakang untuk sekedar menemukan tubuh Lee Haechan--adiknya, terlihat semakin merosot ke luar jendela.

"JENO TOLONG!" pekik Haechan semakin pilu. Jeno langsung menyeret kaki Haechan sampai pemuda Lee yang lebih muda kembali bisa menyentuh ubin lantai yang dingin. Tiba-tiba saja Haechan menghilang, membuat kerutan di dahi Jeno kian semakin banyak. Dia--bukan Haechan?

Jeno tidak ingin ambil pusing, ia segera membuka pintu kamar setelah suara benturan terdengar lagi. Netranya di buat membulat sempurna ketika menemukan Haechan sudah terbaring lemas tidak berdaya di anak tangga terakhir. Ia menatap Jaemin dan Renjun secara bergantian dengan tatapan yang sulit untuk di artikan.

"Dia bukan Haechan! Kalau lo mau bunuh gue karena gue pukul iblis itu, gue akan lebih dulu bunuh lo karena usah seret gue sama Renjun!" Tatapan nyalang Jaemin terlibat begitu terluka. Ia masih masih menunggu Renjun sampai pemuda China itu bisa dikatakan kuat untuk kembali melanjutkan semua ini.

He's Here | Lee Haechan ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang