Illusion or Real

3.6K 239 11
                                    

"Dirimu adalah ilusi yang terlihat nyata di mataku"

Tristan pov

Aku terus berlari menembus kegelapan malam. Akhirnya aku sampai di sebuat rumah mewah, yap ini rumah pamanku, aku sudah lama tidak berkunjung ke sini, ada sedikit urusan yang harus aku tanyakan padanya tapi di lihat dari suasana rumah nya sangat gelap pasti paman sedang pergi. Tunggu aku melihat sepucuk surat di bawah gerbang aku membuka surat itu

Dear Tristan
Paman pergi beberapa hari ini untuk menemuai ayahmu. Jaga dirimu baik-baik di sana, paman akan mengirim orang-orang kepercayaan paman untuk mengawasimu dan jaga sikap mu di dunia manusia jangan sampai ada yang tahu indentitas kita.
Kau tanggung jawab paman selama di sana jadi jangan macam-macam atau ayahmu akan menghukum kita.

Huhh paman selalu mengucapkan nasehat itu sepanjang hari bahkan sepanjang tahun dalam surat itu pun dia menasehatiku dengan nasehat-nasehatnya itu. Tapi selama 2 tahun di sini aku masih baik baik saja huh membosankan ckck

Aku berjalan gontai menuju rumah, malas sekali pulang ke rumah rasanya, tapi tunggu aku tau mau berkunjung kemana lagi yap aku akan berjunjung ke rumah gadis ku, kebetulan rumahnya tidak jauh dari rumah paman hanya berjarak beberapa rumah.

Aku tiba di sebuah rumah mewah, aku menyelinap masuk ke dalam rumah itu. Aku memanjat balkon rumah itu hufft balkonnya terbuka, dasar ceroboh fikirku. Untung saja aku yang datang coba orang lain huhh ntahlah apa yang terjadi. Aku masuk ke dalam kamar yang terkihat mewah itu, seorang gadis tengah tertidur lelap.

Puuffttt huahahaha

Aku berusaha menahan tawaku, posisi tidurnya sangat lucu. Kaki nya di atas tempat tidur sementara kepalanya menjuntai kebawah muahaha dia seperti sadako, ntah bagaimana dia bisa tidur dengan posisi seperti ini.Aku tersenyum memandangi gadis itu lalu merapikan posisi tidurnya dan menyelimutinya

mukanya sangat tenang seperti anak kecil dia terlihat seperti boneka. Aku menyentuh kening hidung lalu bibir gadis itu
"kau karya tuhan yang sungguh sempurna thalita" ucapku lirih. Gadis itu mengeliat, aku tersenyum memandangi wajahnya. Ntah kenapa hatiku damai memandangi wajah gadis itu saat ia tertidur aku duduk di samping tempat tidurnya, memandangi wajahnya dan menggenggam tangannya. Hoaamn aku merasa sangat mengantuk saat ini.

Thalita pov

Selesai mandi aku langsung merebahlan diri di atas kasur empukku, ahhh aku sungguh rindu tempat ini, hampir satu harian aku tidak menyentuh tempat paling nyaman ini. Aku berguling kesana kemari lalu beralih menatap langit-langit kamar ntah kenapa bayangan tristan dan senyuman nya itu muncul di kepalaku.

Bluusssshh

Pipiku mendadak memerah. Aku memukul kepalaku berapa kali. Kenapa aku memikirkannya astgaa aishh, tubuhku mendadak panas di buatnya huhh, panas sekali malam ini, sepertinya neraka bocor. Aku membuka jendela balkon agar angin malam bisa masuk ke kamar ku.

Aku kembali merebahkan diri di atas kasur empukku ntah kenapa angin malam ini membuat ku sangat memgantuk hoaammz aku mulai menutup mataku perlahan.

***

Aku berjalan di antara gelapnya malam, aku terus berjalan hingga menemukan sebuah tangga yang menunuju ke atas bukit, ntah kenapa kaki ku melangkah menyusuri tangga itu, aku terus melangkah di temani lilin kecil yang di letakkan di setiap tangga, hingga aku tiba di sebuah rumah besar yang terlihay kumuh dan tidak terawat, aku memasuki rumah itu, ntah kenapa tidak ada rasa takut di hatiku. Aku menaiki tangga yang menuju ke lantai dua, ketika hendak berbelok kekanan tiba-tiba sebuah angin meniup tengkuk ku, aku membalikkan tubuhku dan aku melihat sebuah kamar. Di balkon kamar itu berdiri seorang laki-laki yang tidak asing bagiku, aku mendekatinya yap dia adalah mysterious man, hari ini dia tidak memakai jubahnya dia hanya mengenakan celana jeans panjang dan kemeja hitam panjang yang tidak di kancing, jangan di tanya bagaimanai badannya, sangat atletis >< aku sampai meneguk ludah beberapa kali *otak author minta digebukin readers* meskipun ia tidak menggunakan jubahnya aku tidak dapat melihatnya karna matamya tertutup poni panjangnya. Dia tersenyum kearahlu dan menarik tanganku untuk mendekat kearahnya, aku berdiri di sampingnya. Angin malam berhembus lembut menerpa wajah pria itu, ia trsenyum lembut. Angin malam membelai rambut pria itu dengan lembut menyingkirkan poni yang menghalangi pandangannya aku bisa sedikit melihat wajahnya sekilahs

Deggghh

Dia sangat tampan, tatapannya itu sangat tajam namun terkesan lembut dan tidak asing. Kenapa aku mendadak teringat pada tristan arhhgg dalam mimpi pun aku mengingatnya. Tiba-tiba pria itu menarikku dia memelukku dari belakang badannya sangat hangat dia berbisik ke telinga ku "kau karya tuhan yang paling sempurnya thalita"

Blussshhh

Pria itu membuat pipiku merona merah "aku akan selalu disimu dan melindungimu, aku selalu bersama hatimu thalita" ucapnya lirih. Tiba-tiba angin malam berhembus lembut, aku merasa ada sesuatu yang menarikku.

Aku membuka mataku perlahan, rasanya berat sekali. Aku melihat seorang pria tengah duduk manis di samping tempat tidurku sambil memangku wajahnya dia tersenyum ke arahku, aku membalas senyumannya wajah ini mysterious man! tangan ku bergerak sendiri menyingkirkan poni yang menutupi wajanyaa, dia trsenyum dan mencubit pipi ku, tapi tunggu cubitan ini sakit ini bukan mimpi. Aku langsung membuka lebar-lebar mataku

Kyaaaaaaaaa....buuuuukkkk

Aku melempar bantal ke arah pria itu
"Menjauhlah dari ku penyusup!!" Ucapku sambil menyilangkan tanganku di dada
"Kau ganas sekali, kepalaku saki" "kau bagaimanan bisa masuk ke sini" aku melihat nya dengan tatapan tajam dan aku baru menyadari pria ini mengenakan piyama.

***

Disinilah aku dan tristan duduk, di ruang makan ku, dia makan sangat lahab dan para pembantuku hanya menatap nya tanpa berani berkomentar
"Di mana orang tua mu?"
"Mereka bekerja, jadi jarang di rumah" ucap ku acuh
"Ohh berarti aku bisa menginjungimu setiap hari" dia tersenyum mesum ke arah ku, aku melotot menatapnya.

Pagi ini aku harus berangkat pagi. Sebelum pergi ke sekolah aku harus mengantar tristan ke rumahnya untuk mengambil seragam sekolahnya.

Author pov

Hari menunjukkan pukul 06.15 thalita tampak sedang menelfon seseorang.

"Hallo" ucap seseorang di sebrang telfon dengan nada malas
"Omi bilang pada adrian hari ini aku tidak bisa berangkat bersama kalian"
"Kenapa?"
"Ceritanya panjang, nanti aku ceritakan bye"

***

Thalita dan tristan sampai di sekolah. Mereka menggunakan mobil tristan, mereka keluar dari mobil bersamaan, banya mata yang menatap iri kepada thalita tapi siapa peduli?.

"Terima kasih atas tumpangannya. Aku pergi duluan" ucap thalita dan bergegas pergi, tapi tangan tristan menahannya kemudian tristan menarik thalita ke dekatnya dan dia berbisik
"kau sangat manis saat tersenyum. Teruslah tersenyum thalita"
Thalita hanya diam dengan pipi memerah, dia meninggal tristan yang tertawa melihat reaksi lucu gadis itu.

Tanpa mereka sadari, sepasang mata tengah menatap tajam kearah mereka, yaa dia adalah adrian
"Jadi itu alasannya tidak bisa berangkat bersama pagi ini, huhh aku tidak tahu hubungan mereka sudah sejauh ini" gumam adrian
Adrian bergegas meningglakan tempat itu dan meninggalkan naomi yang masih bingung atas semua kejadian yang di lihatnya
Tristan mengeluarkan smirknya melihat adrian. Dia sudah tahu..

Haii readers..
gimana part kali ini? makin gaje ya ceritanya. Hahaha maaf typo bertebaran soalnya author lagi males banget meriksanya, buatnya aja udh nguras otak banget *minta digebukin readers*
Makasi buat para readers yang udah ngedukung author buat lanjutin cerita ini ^^
Jangan lupa vote dan commentnya ya ^^




DEVIL BECOME ANGELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang