Tristan dan Adrian

3.9K 245 4
                                    

Thalita pov

Kenapa pria ini mendekatkan wajahnya padaku astaga.

"Aku trtarik padamu thalita" ucapnya lirih

Aneh sekali, ada apa dengan tubuhku, aku hanya diam seperti patung mengikuti permainnya. Tapi tidak bisa begini

Hiaaaaahhh...plaaakkk

Aku memukul mukanya dengan sekuat tenaga

"Menjauhlah dariku"

Pria itu hanya trsenyum lalu trtawa. Apanya yang lucu? Fikirku

"Kau tau mukamu tadi sangat menggemaskan. Senang sekali bisa menggodamu"

Dia tersenyum begitu manis. Aku memalingkan wajahku, aku malas berurusan dengan pria aneh seperti dia, jadi aku memilih diam.

***

Aku menunggu adrian dan naomi di koridor sekolah. Aku sudah berancang-ancang memarahi mereka, katanya mereka akan selalu mengunjungi ku di kelasku, tapi nyatanya tadi, aku terpaksa terjebak percakapan konyol dengan monster aneh itu --

Aku melihat naomi berjalan sendirian d koridor kemana adrian ya?.
"Omi mana adrian?"
"Ntahlah aku lihat dia pergi tergesa-gesa, dia bahkan meninggalkan ku, hari ini mood nya sedang tidak baik"
"kenapa?"
"Tadi kami ke kelas mu, kami melihat kau sedang berbicara dengan seorang pria dan kami.mlihat pria itu seperti ingin menciummu. Tiba-tiba Adrian pergi meninggalkan ku bgitu saja. Yaa mau tidak mau aku menyusulnya. Selama jam pelajaran dia juga tidak banyak bicara, ntahlah aku tidak tau dia kenapa"
"ehm aku tidak berciuman dgn monster aneh itu. Kalian salah liat. Jangan salah paham"
"aku tau" ucap naomi tersenyum padaku

Adrian pov

Terlalu banyak kejutan untuk ku hari ini dan itu sangat membingungkan. Aku tidak tahu apa yg aku pikirkan, tiba-tiba saja tubuhku terasa panas dan dadaku sangat sakit melihat thalita bersama pria itu, ntahlah aku tidak tahu aku kenapa. Aku ingin pulang cepat aku ingin menghindari thalita jika melihat wajahnya aku teringat pristiwa siang tadi.

Aku melihat pria itu, ya dia adalah tristan. Sekarang ia di kerumuni banyak wanita, cihhh tadi ia mendekati thalita, sekarang ia malah mengganggu wanita lain. Aku menghampirinya
"Bisa kita bicara"
Tristan melihatku lalu trsenyum aku lihat kelegaan di matanya
"dimana?" ucapnya sambil mengikuti ku

***

"Aku harap kau jgn lagi mendekati thalita"

"Hmm kenapa? Memangnya kau siapa thalita?. Kau tidak punya hak atas dirinya"

"Jika kau hanya menyakitinya lebih baik kau menjauh darinya"

"Kau menyukainya?"

Aku tidak menyangka dia akan bertanya seperti itu. Aku berusaha trlihat tenang.

"Tentu saja, dia sahabat kecilku"

"Apa kau yakin hanya sebatas sahabat kecil? jika kau yakin bagus, setidaknya sainganku berkurang"
pria itu menyeringai dan pergi meninggalkanku. Kemudian ia berhenti dan kembali menatapku

"karna aku juga tertarik pada thalita "

Deg..

Aku trkejut mendengar penuturannya. Sial dia seperti mempermainkan ku, aku memukul pohon di dekatku

"aku tidak akan membiarkamu memdapatkan thalita" ucapku pelan meninggalkan tempat itu

***

"Adriaann"

aku mendengar suara yang sangat khas d telingaku, ya dia adalah thalita

"kau dari mana saja? Kau baik-baik saja? Kenapa kau terlihat pucat?"

Thalita memegangi wajahku, lucu sekali melihat wajahnya yang panik, ini bukan thalita yang biasanya. Aku menggenggam tgn thalita

"aku baik-baik saja. Kau bicata banyak hari ini sangat berbeda"ucapku rsenyum menatap wajahnya

"aku sangat mencemaskan mu kau tahuu itu"

Aku mengusap puncak kepala gadis itu

"Terima kasih sudah mencemas kan ku. Di mana naomi?"

"Dia sudah pulang duluan katanya ada sdikit urusan. Dan aku di sini menunggu mu kau lama sekali huhhh. Kau tau aku sungguh lelah menunggumu, sebagai hukumnya kau haru membelikan ku es krim"

"Siap tuan putri"

Author pov

Thalita dan adrian sedang menikmati es krim mereka, di taman dekat rumah. Adrian masih terlihat murung

"Apa yang kau fikirkan, apa ada masalah?"

Adrian hanya tersenyum dan menggeleng lemah

"Apa kau ingin aku bercerita tentang petualangan es krim yg hebat?" Ucap thslita

Adria menghela nafas lalu menyandarkan tubuhnya di kursi taman, sambil memandang langit dan tersenyum

"kau selalu melakukan ini waktu kita kecil thalita"

Flasback

Saat itu adrian dan thalita berumur 5 tahun

"Huhuhuhuhu" seorang anak laki-laki menangis melihay coklatnya terjatun

"Jangan menangis lagi adrian"

"Tapii..tapii coklatku"

Thalita menghapus airmata adrian dan mengusap lembut kepalanya

"Akan aku ceritakan kisah paling memarik di seluruh dunia padamu"

"Sungguh?"

"Yaa. Ini kisah petuangan hebat dari negri aneh. Tentu sa saja ini lebih hebat dari coklat"

Adrian tersenyum senang lalu memeluk thalita

"Aku menyukaimu thalita"

Flashback end

Thalita dan adrian tersenyum mengingat masa kecil mereka.
Tanpa mereka sadari ada sepasang mata sedang memandang kesal ke arah mereka.

Tristan pov

Aku terus berdiri di depan cermin memandangi diriku. Adrian itu sungguh membuat ku kesal. Aku mengacak-acak rambutku secara frustasi. Aku melakukan suatu kesalahan.

Aku beralih memandangi seorang gadis yang tersenyum bahagia di dalam bingkai foto, di meja kamarku. Aku mengambil foto itu dan membelainya

"Aku sungguh merindukan senyuman mu itu, aku harap kau bersabar"

Aku meletakkan foto itu kembali. Aku di sini datang untuk sebuah misi.

agak susah untuk beradaptasi dengan manusia. Aku terus memasang senyum palsu, ini sangat melelahkan berpura-pura bersikap ramah bak malaikat.

Aku berjalan ke balkon kamarku. Aku menandangi langit dan tersenyum, aku tahu siapa orang yang harus aku temui malam ini. Aku meloncat dari balkon kamarku dan berlari menembus gelapnya malam...

Yeeaayy akhirnya chapter ini selesai juga ^^. Betul-betul menguras otak. Maaf kalo typo nya bertebaran
Mian kalo ceritanya gaje.
Gmna readers kalian suka? Heheh kalo iya jangan lupa vote dan commentnya ya ^^



DEVIL BECOME ANGELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang