Thalita terus mengedarkan pandangannya ke luar kelas, yaa bukan karna ingin melihat sesuatu yang menarik, lebih tepatnya ia hanya ingin menghindari pemandangan romantis di sampinya yaitu tristan dengan gadis cantik berambut silver yang di ketahui bernama violet, sedang bercanda ria.
Violet adalah siswa baru di sekolahnya, yaahh gadis itu baru pindah sudah membuat gempar seluruh sekolah, ia langsung terkenal dan itu membuat thalits kesal, bukan karna ia terkenal atau dekat dengan tristan tapi banyak sekali orang berusaha membandingkan violet dengan dirinya. Jelas saja mereka berbeda.
Thalita beranjak dari kursinya meninggalkan kelas, ia bahkan tidak tahu akan ke mana, kakinya terus melangkah dan melangkah tanpa tahu arah sampai tubuhnya menabrak dada bidang seseorang, adrian.
Pria itu hanya memasang senyum manis di wajahnya, jujur baru kali ini thalita merasa bahwa adrian sangat tampan
"Adrian mana omi?"
"Dia ada urusan keluarga di luar kota selama seminggu ini"
"Haahh bagaimana aku tidak tahu? Bagaimana sekolahnya?"
"Dia mendadak pergi, aku baru tau dari penbantunya oh iya ini ada surat dari omi untuk mu, dia libur sebulan pun rasaku tidak masalah orang tuanya kan sangat berperan sebagai donatur terbesar sekolah ini" ucap adrian sambil memberikan sepucuk surat pada thalita
"Oh" ucap thalita ber oh ria
***
Adrian dan thalita kini tengah asik duduk di bangku taman sekolah, sambil di temani semilir angin lembut yang membelai rambut keduanya.
"Kau banyak berubah thalita, haahh tapi aku senang melihatnya" ucap adrian sembari memberi senyum lembut pada thalita.
"Adrian hmm aku ingin tau rasanya menyukai seseorang" ucap thalita ragu sambil tetap menyeruput jus mangganya
"Apa? Uhuk uhuk" ucap adrian tersedak mendengar penuturan polos thalita
Adrian kini tersenyum lembut ke arah thalita sambil membelai rambut gadis manis itu.
"Kau akan merasakannya jika sudah waktunya"
***
Thalita kembali ke kelasnya sambil bersenandung riang, berbicara dengan adrian memang selalu memerikan efek yang baik, ntah kenapa setiap mendegar adrian berbicara mampu menbuatnya tenang dan bahagia.
Terdengar suara riuh di depan kelasnya dan banyak orang berkumpul di sana
Thalita hanya berjalan santai tanpa mempedulikan segerombolan orang-orang itu dan suara riuhnya
"Bodoh" batinnya
Tapi tiba-tiba sesuatu menghalangi langkahnya, yaa di tengah gerombolan orang-orang itu tampak tristan yang sedang menggendong violet, tampaknya gadis itu pingsan.
Deggh
Tiba-tiba dada thalita terasa sesak dan sakit, perasaan yang sama seperti semalam.
Thalita berlali cepat ke UKS lalu, masuk dengan mendobrak pintu UKS.
"Dokterr aku rasa aku sakit jantungg" teriak thalita lantang sambil melepas almamater sekolahnya, hal itu membuat beberapa dokter terkejut dan menyemburkan minumannya
"Bagian mana yang sakit?" ucap seorang dokter dengan wajah kebingungan
Thalita memegang dadanya sambil berfikir
"Aku rasa sakitnya sudah hilang dokter tapii tadi sakit lho disini" ucap thalita sambil memegang dadanya.
"Jika dada mu sakit lagi kembali lah ke sini" ucap dokter itu dengan senyum aneh sambil menggaruk kepalanya, mungkin baru kali ini ia bertemu pasien aneh bin ajaib seperti thalita
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVIL BECOME ANGEL
FantasíaKisah cinta unik antara seorang gadis polos berhati beku dan seorang pangeran iblis. penuh konflik dan intrik, hingga suatu rahasia besar mulai terungkap. "Mulai detik ini dan selamanya kau adalah milikku dan hanya akan menjadi milikku" tristan