Braaaakkkkk...
Suara bantingan pintu apartemen tristan bisa membuat siapapun yang sakit jantung harus d larikan ke rumah sakit seketika, tapi tidak dengan pria itu, ia bahkan tidak bergeming sama sekali. Tristan terihat kalut, matanya menerawang dan terdengar ia menghela nafas berkali-kali.
"Tristan...aku sungguh sangat sangat tidak menyangka thalita blaa..blaa...blaaa" jujur ocehan Violet yang sangat panjang kali lebar itu tidak di dengar oleh tristan, pria itu sibuk dengan fikirannya.
"Kita harus segera memberitahu paman"
Braakkl...
"Jangan katakan apapun pada paman" ucap tristan dingin
"Taa..taapii.."
"Ini urusanku, kau tidak perlu ikut campur" bentak tristan, membuat violet membeku
Tristan masuk kedalam kamarnya dan membanting pintu dengan keras.
"Huh dasar pemarah kekanakan" dengus violet kesal.
Jujur gadis itu bukannya tidak tau apa yang menganggu fikiran tristan, ia yakin 100% tristan masih terbayang kenangan menyakitkan 450 tahun yang lalu.
Ceklekk..tristan membuka pintu kamarnya sedikit dan memunculkan kepalanya
"Jika kau katakan itu pada paman, aku akan mencarimu lalu membunuh mu" ucap tristan horor
"Ya setan tengik" teriak violet kesal
Hanya pintu yang kembali tertutup jawaban dari terikan gadis itu***
Tristan duduk diatas kasurnya. Ia teringat pada thalita, kira-kira apa yang gadis itu lakukan?
SementaraitudiRumahThalita
Gadis itu terlihat berguling-guling diatas kasurnya, sesekali ia memandangn tangannya dan menghela nafas panjang. Tiba-tiba senyum mengenbang di wajahnya
"Kenapa aku tidak telfon dan menanyakan pada tristan saja" ucap gadis itu sambil menyambar handphonenya. Seketika ia sadar dari awal berkenal hingga kini ia tidak pernah tahu nomor telfon tristan, hal ini membuatnya kembali menghela nafas dan kembali berbaring di kasurnya.
Tiba-tiba gadis itu bangkut lagi dengan senyum cerah
"Aku pasti salah liat, lagian sekarang ini musim panas dan rumput kering, bisa jadi matahari membuat rumput yang kering itu terbakar hahaha" celoteh gadis itu panjang dan berusaha meyakini dirinya.
Gadis itu mengacak rambutnya dan berteriak
"Aahhkk aku harus mandi untuk mendinginkan kepala huftt" ucap thalita sambil mengepalkan tangannya.***
Dan disinilah ia, berdiri di balkon kamar gadis itu dan seperti biasa balkon kamar itu terbuka lebar. Ntahlah ia fikir ia harus menjelaskan semuanya pada thalita. Tristab masuk ke kamar gadis itu, jujur ia bahkan tidak tahu harus menjelaskan dari mana. Tristan memperhatikan kamar yang kosong itu
"Kemana gadis itu" bathinnya
Tap..tap..tap..
Tristan mendengar langkah kaki, seketika pria itu menjadi panik. Di mana ia harus sembunyi
Kolong tempat tidur gadis itu, ah tidak ada kolongnya, atas lemari di sana pasti berdebu.
"Aku harus sembunyi d mna" gumam pria itu
Cekleekk...
pintu kamar thalita terbuka gadis itu tengah mengeringkan rambutnya (thalita punya kebiasaan habis mandi langsung mengganti bajunya di kamar mandi :v)
Thalita bercermin dan menyisir rambut panjangnya, dari pantulan bayangan cermin ia melihat ada seonggok makhluk berbaju hitam tengah menunging diatas lemarinya.
Gadis itu berjalan pelan ke arah lemari danBraakkk
Thalita memukul lemari itu cukup kuat, membuat tristan panik. Tidak ada reaksi thalita mengambil bangku kemudian naik ketas bangku tersebut sambil berjinjit, hanya sedikit wajah thalita yang terlihat yaitu matanya .
"Kau sedang apa di situ" ucap thalita dingin
Tristan memalingkan kepalanya kaku dan
"Aaahhhkkkk" pria itu kaget dan terjungkal lalu jautuh ke bawah
Gedebukkkk...
"Jantungku..jantungkuu"
"Sedangkan apa kau di kamar anak gadiss" ucap thalita dengan pandangan menyelidik dan menyilangkan tangan di dadanya
"Hahahaha haloo cantik, aku hanya mencari barang yang tertinggal sepertinya sudah ketemu, terimakasih sepertinya aku harus kembali" ucap pria itu gagu.
Tristan berbalik dan berjalan terburu-buru sampai sebuah tangan menahan tangannya
"Tunggu"
Tristan menoleh ke belakang pelan
"Apa yang kau cari diatas lemariku"
Tatapan thalita sangat ini sungguh menyeramkan
"Ahh lupakan saja, aku ingin menanyakan perihal di sekolah tadi padamu, mengenai tangan ku dan kau yg memelukku tiba-tiba"
Seketika hal itu membuat tristan gagu, dia belum tau apa yang harus ia katakan.
"Thalita, aku akan jelaskan jika waktunya tiba" ucap tristan mendadak bijak, dan membuat thalita menunduk lesuh
Melihat thalita menunduk lesuh tristan mengusap kepala thalita pelan
"Jangab khawatir" ucap tristan sambil tersenyum riang
"Kau membuat rambutku berantakan" ucap thalita sebal sambil menepis tangan tristan
"Hahahaha" tawa pria itu kencang dan semakin mengacak rambut thalita
"Sini kau" kesal thalita berusaha meraih kepala tristan dan membalas mengacak rambutnya
Dua makhluk itu kini tengah tertawa sambil mengacak rambut satu sama lain
Ceklekkk...
"Thalita"
Dan seketika susana menjadi tegang, dua makhluk itu berhenti dari kegiatan mengacak rambut seketika.
"Mom" "tante" ucap thalita dan tristan bersamaan
.
.
.Tbc~
Hai..hai ketemu lagi sama author yg unyu ini ^^
Maaf.. Maaf banget author ucapkan untuk para pembaca :(
Karna urusan kuliah, ide yang hilang, serta susahnya mencari wifi disini membuat author tidak bisa update dalam jangka waktu yang panjang.
Maaf kalau part ini banyak typonya dan ceritanya gaje :"
Maaf~Jangan lupa vomentnya ya manteman ^^

KAMU SEDANG MEMBACA
DEVIL BECOME ANGEL
FantasíaKisah cinta unik antara seorang gadis polos berhati beku dan seorang pangeran iblis. penuh konflik dan intrik, hingga suatu rahasia besar mulai terungkap. "Mulai detik ini dan selamanya kau adalah milikku dan hanya akan menjadi milikku" tristan