Tristan berada di sebuah ruang gelap yang pengap, tanpa setitik cahaya yang menerangi, tiba-tiba sebuah lingkaran api mengelilinginya. Di balik lingkarang api itu seorang gadis menatapnya dengan sendu, tristan berjalan perlahan mendekati gadis itu, tetapi lingkaran api itu semakin membesar. Tristan menggunakan semua kekuatannya untuk melepaskan dirinya dari lingkaran api itu, tetapi lingkaran api itu semakin besar. Tanpa bisa melakukan apapun ia hanya bisa melihat gadis itu pergi meminggalkannya dengan wajah sendu dan kecewa.
"Violeeett hosshh...hoosshh" keringat membasahi tubuh tristan, pria itu hanya mampu menutup wajahnya dengan tangannya, akhir-akhir ini mimpi yang sama selalu menghampirinya
***
Hari ini semua orang sekolah seperti biasa, yah setelah libur yang membosankan kembali bersekolah bukan hal yang buruk hahaha. Tapi tidak dengan satu orang Thalita, gadis itu dari pagi terus menekuk wajahnya. Bagaimana tidak, naomi yaahh kalian taulah dia belum pulang dari urusan pentingnya dan adrian hmm dia sekarang juga pergi untuk urusan pekerjaan dan mungkin beberapa hari baru akan pulang, huhh mereka fikir sekolah ini milik orang tua mereka seenaknya saja.
Thalita hanya mengetuk-ngetuk mejanya. Sesekali ia mempoudkan bibirnya, tiba-tiba pipi thalita blushing ketika mengingat adrian, aahh adrian memang pria yang romantis dan baik hati, kira-kira dia sedang apa ya di sana, ohh jangan-jangan dia sedang melirik wanita lain. Kenapa aku malah memikirkan itu..bodoh bodoh, batin thalita sambil memukul kepalanya pelan
"Aku tahu kau bodoh, tapi kau tidak perlu memukul kepalamu sendiri"
"Eohh apa dia bisa membaca fikiran ku" bathin thalita
"Tidak usah cemas aku tidak bisa membaca fikiran mu" tambah tristan
"Lalu kau tau dari mana"
Tristan mendekatkan wajahnya pada thalita, dengan mimik serius ia berkata
"Semua terbaca jelas d wajahmu"
"Ohh benarkah? Kau bisa membaca masa depan atau apapun dari wajah seseorang" ucap thalita antusias sambil mendekatkan wajahnya"Tentu saja. Uhh wajahmu itu ck nasibmu akan sangat buruk! Mengerikan"
"Woaa sungguh? "
"Hehe aku hanya bercanda bodoh"
"Haaii kalian sedang apa ?? " ucap violet dengan nada childish seperti biasanya. Thalita dan tristan mendadak diam, hening beberapa saat
Kriikk..kriikk..krikk
"Kalian sunggu menyebalkan" teriak violet sambil menghentakkan kakinya dan berlalu pergi.
Thalita kembali measang wajah datarnya, tiba-tiba sebuah tangan menarik pipinya.
"Tersenyumlah"
Thalita hanya memasang wajah bingung
"Ayo tersenyum" ucap tristan sambil menarik pipi thalita lebih kuat
Thalita hanya tersenyum sambil meringis.
"Kau jelek sekali ckckckc tak tertolong, hahahah"
Thalita menatap bingung ke arah tristan, thalita memang biasa melihat tristan tertawa tapi kali ini ia menyadari ada nada kesedihan dari tawa pria disampingnya sampingnya.
"Kau mengingatkan ku dengan seseorang" gumam tristan dengan wajah sendu.
"Siap.." belum sempat thalita menyelesaikan ucapannya, seorang guru masuk ke kelasnya
Thalita sesekali melirik ke arah teman sebangkunya, pria itu hanya diam seperti sibuk memikirkan sesuatu, mata hitamnya menatap kosong buku di hadapannya.
Thalita mengangkat tangannya untuk menepuk pundak tristan, thalita terlihat ragu, di satu sisi ia ingin membuat pria di sampingnya tenang tapi di satu sisi ia takut menganggu tristan.
Greebbb...
Tiba-tiba pria tristan menangkap tangan thalita, dan memggenggam erat tangan nya. thalita berusaha melepaskan tangannya, tapii
"Biarkan aku seperti ini thalita"
Selama pelajaran tristan terus mengenggam tangan thalita. Satu hal yang thalita tahu tangan tristan sedingin es. Ntah kenapa ia seperti melihat sisi lain tristan yang gelap dan dingin, sisi yang betul-betul terlihat rapuh dan menyedihkan.
Bel keluar main berbunyi, thalita langsung menarik kedua tangan tristan kedalam genggamannya, thalita menggosok-gosok tangan tristan sesekali meniupnya.
"Tangan mu dingin sekali, kata ibuku kau harus menghangatkan tangan mu sperti ini" ucap thalita sambil tetap menggosok tangan tristan.
Tiba-tiba thalita meletakkan tangan tristan di pipinya
"Ahh ini dingin sekali, aku suka" ucap thalita sambil memjamkan matanya dan tersenyum lebar, tristan tercengan melihat kelakuan aneh gadis di seblahnya ntah kenapa ini mampu membuatnya tersenyum simpul
"Cukup kau disisiku aku sudah merasa hangat" ucap tristan pelan, tiba-tiba thalita melempar tangan tristan dan pipinya mendadak blushing
"Ehm aku lapar aku harus pergi" ucap thalita kemudian berlari ke luar kelas
***
Yap di sinilah dia, menatap kolam ikan di depannya dengan pandangan kosong, thalita kini berada di taman sekolah menghabiskan waktu istirahatnya secara sia-sia hanya untuk menatap ikan-ikan berenang dengan riang.
"Thalitaa" sapa tristan dengan nada riang kemudian memukul bokong thalita, membuat gadis itu meloncat kaget sambil berteriak keras, untung saja ia tidak masuk ke kolam ikan itu. Tristan hanya tertawa terpingkal-pingkal.
Hawa di sekitar thalita terasa panas, hal itu membuat trisran seketika berhentik tertawa.
"Bercanda mu keterlaluan tristan" ucap thalita dengan nada dingin kemudian mengibaskan tangannya.
Seketika rumput yang membatasi tristan dan thalita terbakar oleh api.
Thalita terlihat bingung melihat kobaran api itu dan kemudian kembali menatap tangannya, apa ia berhalusinasi mengeluarkan api tadi
Sementara tristan hanya tersenyum miring, pria itu melangkah dengan pasti ke arah thalita, dalam sekali injakan api itu padam. Tristan menarik tangan thalita kuat kemudian memeluk gadis itu erat seolah-olah ia takut gadis itu akan menghilang jika ia melepaskan pelukannya. Thalita hanya diam, bingung dengan semua kejadian aneh ini
Sementara itu violet hanya tersenyum di balik pohon, menyaksikan semua itu.
Tbc
Ceritanya makin aneh ya, hahaha. Mulai dari part ini sampai berikutnya makin banyak adegan fantasynya lhoo, jadi jangan bilang ceritanya gaje yaa
Jangan lupa vomentnya ya ^^ makasii semuanya

KAMU SEDANG MEMBACA
DEVIL BECOME ANGEL
FantasiKisah cinta unik antara seorang gadis polos berhati beku dan seorang pangeran iblis. penuh konflik dan intrik, hingga suatu rahasia besar mulai terungkap. "Mulai detik ini dan selamanya kau adalah milikku dan hanya akan menjadi milikku" tristan