Part 4. Salah Bicara

6.7K 639 31
                                    

04

Sekarang Jaemin mengerti. Dia mengerti segalanya. Tidak, bukan segalanya tentang kerajaan Alodias. Tapi, tentang hidupnya si kecil Nakamoto Jaemin.

Tubuh yang sekarang dia tempati adalah anak bungsu dari keluarga Nakamoto. Dia punya 2 orang kakak, punya 2 keponakan juga. Sekaligus 2 kakak ipar. Si kecil itu menuliskan semua yang membuatnya senang di buku hariannya.

Keluarga Nakamoto termasuk keluarga bangsawan. Memiliki status sosial yang cukup tinggi. Dia tidak bersekolah di academy karena tingkahnya malu-malu, tidak mau pergi ke dunia luar. Seperti ada ketakutan sendiri kalau anak itu keluar.

Kalau dipaksa, dia akan sakit. Makanya, pasangan Nakamoto membawa seorang guru pribadi untuk Jaemin. Mengajarinya banyak hal sampai usia 10 tahun karena setelah orang tuanya meninggal, anak itu dibawa Haechan ke kastil. Mendapatkan pendidikan baru.

Dilihat-lihat dari tulisannya, Nakamoto Jaemin tidak melihat Haechan sebagai seorang pria. Dia melihat Haechan sebagai seorang kakak, seperti Renjun dan Dejun. Agaknya Haechan mengalami cinta bertepuk sebelah tangan.

Nakamoto Jaemin menuliskan apapun yang membuatnya senang. Saat dia diajak jalan-jalan di area kastil oleh Haechan, menulis pernikahan Renjun dan Dejun juga 2 keponakannya itu. Tidak ada kesedihan yang dia tulis, kecuali saat orang tuanya meninggal. Itupun di akhir kalimatnya, dia selalu mengucapkan terima kasih untuk Haechan.

Kalau Haechan membaca 3 buku harian Nakamoto Jaemin, bagaimana perasaan pria itu, ya. Apalagi anak itu tidak pernah menulis kalau Haechan pernah menciumnya. Paling Haechan yang memberikan semua keinginannya.

Apa mungkin, ciuman pertama mereka saat itu?

Seminggu tinggal di kastil tua ini sembari mencari tau tentang Nakamoto Jaemin, dia paham kalau kehidupan anak berusia 14 tahun itu sudah cukup berat. Maksudnya, ada banyak sekali pelajaran yang harus dia terima sebelum bersanding dengan Haechan.

Untuk pelajaran etiket kerajaan, Jaemin menolaknya. Dia tidak mau.

Lagipula, Jaemin ingin memperlihatkan dunia pada si kecil Nakamoto ini. Kasihan lah, 14 tahun hidup dia tidak pernah keluar rumah.

Kalau Jaemin sibuk dengan pelajaran etiket kerajaan, yang ada waktunya akan semakin menipis. Soalnya, kemungkinan besar, dia akan dinikahi oleh Haechan. Pria itu mengatakan akan naik tahta saat usianya menginjak 25 tahun. Dan itu setahun lagi.

Walaupun sepertinya, Jaemin akan menolak menikah dalam waktu 1 tahun lagi. Dia masih 15 tahun!

Jaemin punya pelayan pribadi sekarang, namanya Nara. Dia wanita, berusia 4 tahun lebih tua dari Jaemin. Cantik, ramah juga. Dia juga sudah menikah dengan seorang ksatria kerajaan.

Sekarang, Jaemin sadar kalau pendengaran vampir itu sangat tajam. Tatapan matanya juga sejelas itu. Jaemin yang di dunia asalnya punya minus, sekarang tidak perlu menyipitkan matanya untuk melihat objek lebih jelas.

"Tuan Muda, apa Anda harus belajar memanah sekarang? Etiket kerajaan jauh lebih baik, bukan?"

Jaemin menggeleng. Dia menutup sebelah matanya, "Tidak. Aku akan memilih aksi lapangan." balas Jaemin.

Selama ini, Jaemin hidup dalam jabatan tinggi. Sebut saja CEO. Hal-hal tentang manner di meja, sudah dia pahami betul. Jaemin sudah melihat banyak manusia yang statusnya adalah kliennya. Berbeda sifat dan sikap yang membuat Jaemin jadi pandai berkata.

Kalaupun dia harus berhadapan dengan ratusan rakyatnya Haechan, itu mungkin bukan masalah besar. Dia sering memimpin rapat dengan puluhan orang hanya karena ingin memperebutkan jabatan.

Anak panah itu melesat cepat ke arah lingkaran target. Jaemin tersenyum tipis saat anak panah itu menancap tepat di tengah-tengah lingkaran. Jaemin mengambil anak panahnya lagi.

ETERNAL » HYUCKNA ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang