Part 28. Rindu

4K 414 22
                                    

28

Seperti apa kata Haechan, pria itu benar-benar sibuk. Entah melakukan apa. Tapi, sering kali Haechan pergi malam-malam. Bersama sekretarisnya dan beberapa pemimpin ksatria.

Semakin hari, rasanya Jaemin semakin jauh dari Haechan. Pria itu memang pulang, tapi sepertinya baru masuk ke dalam kamar saat dini hari. Entah pukul 2 atau 3 malam.

Helaan napas kembali Jaemin keluarkan. Hal itu membuat Doyoung, guru tata kramanya itu langsung memukul bibirnya dengan gulungan kertas.

"Kau terus menghela napas seperti itu. Anggota kerajaan tidak boleh seperti itu."

"Lalu saat aku banyak pikiran, aku harus melakukan apa selain menghela napas?" tanya Jaemin sewot.

Kedua mata Doyoung menyipit. Pria itu berubah santai. Kedua tangannya berada di atas meja.

"Kenapa? Kau memikirkan Pangeran? Atau memikirkan hari pernikahan kalian yang dipercepat?"

Jaemin membulatkan kedua matanya mendengar ucapan Doyoung. "Apa?! Dipercepat?!"

"Kau tidak tau? Dalam 2 tahun, kau akan menikah. Saat kau berusia 17 tahun." balas Doyoung sedikit bingung, "Memangnya kau tidak diberitahu oleh Pangeran?"

Jaemin menggelengkan kepalanya. Dia tidak tau. Selama ini, Jaemin mengira dia akan menikah saat usianya 18 tahun. Itu sudah sangat muda. Dan ini malah dimajuin jadi 17 tahun.

"Sepertinya Pangeran belum terlalu setuju. Ini hanya usul dari para Tetua yang ingin kalian segera menikah."

"Tetua? Para menteri maksudnya?"

"Ya, mereka."

Jaemin mengacak rambutnya gemas. Frustasi karena dia benar-benar merindukan Lee Haechan. Tidak ada pembicaraan kecuali saat pagi, itupun hanya sebentar karena pria itu akan langsung pergi setelah sarapan dan pulang keesokan harinya.

Doyoung tersenyum geli melihat Jaemin yang terlihat seperti kebanyakan remaja baru mengenal cinta. Sering rindu dan rasanya ingin terus bertemu.

"Maklumi pekerjaan calon suamimu."

"Aku maklumi," erang Jaemin. Kepalanya berbaring nyaman di atas meja. "Aku hanya merindukannya."

Doyoung menatap ke cahaya matahari. Sudah sore ternyata. "Kita sudahi pelajaran hari ini. Kembalilah ke kamar dan mandilah. Pangeran mungkin akan pulang cepat."

Jaemin langsung menegakkan kepalanya. "Sungguh?" tanyanya dengan mata berbinar.

"Mungkin. Soalnya nanti malam, ada kunjungan dari bangsawan lain. Untuk makan malam bersama? Entahlah, aku juga tidak tau."

Jaemin mengernyit. Makan malam bersama? Kenapa dia tidak tau? Nara atau yang lainnya tidak ada yang memberitahu hal ini padanya.

"Tidak, bukan makan malam bersama. Tapi, ada yang harus kalian bahas. Dan ini penting. Cobalah datang."

Jaemin bangkit berdiri. Dia tanpa mengatakan apapun, langsung pergi meninggalkan Doyoung.

"Hey! Tidak sopan!"

Jaemin tidak peduli. Dia segera pergi ke kamarnya. Ada Nara yang mungkin sedang menyiapkan air untuk dia mandi.

"Nara!"

Wanita yang Jaemin panggil, langsung keluar dari kamar mandi. Wanita yang tengah hamil 5 bulan itu langsung menatap Jaemin bingung.

"Ya, Tuan Muda?"

Jaemin menatapnya, "Memangnya akan ada pertemuan dengan para bangsawan nanti malam? Kenapa aku tidak tau?"

Nara mengerjap. Memproses sederet ucapan Jaemin yang masuk gendang telinganya.

ETERNAL » HYUCKNA ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang