Part 7. Darah Jaemin

5.7K 581 48
                                    

07

"Maafkan saya, Pangeran, tapi semuanya tidak terlihat."

"Tidak terlihat?"

"Benar. Itu seperti tertutup kabut gelap dan saya tidak bisa menembusnya seolah itu dilindungi oleh sesuatu."

Haechan diam. Mereka sama-sama diam. Sang penyihir yang merangkap juga sebagai peramal itu juga masih berusaha menembus sesuatu yang tidak pasti.

"Saat saya memaksa, kabut itu semakin pekat dan saya tidak bisa melihat apapun."

Haechan menghembuskan napasnya pelan. Dia mengangguk mengerti.

"Hanya saja ..." Peramal itu memandang putra mahkota. "Saya merasa, pasangan Anda bukan vampire murni."

"Huh?" Haechan mengernyit bingung. "Semua keluarganya vampire, aku yakin itu. Mereka tidak memiliki darah lain."

"Saya merasa, dia memiliki darah lain." balas sang peramal yakin. "Darah langka. seperti darah campuran antar klan."

"Darah langka ..."

"Benar, Pangeran."

Keduanya sama-sama terdiam. Sibuk dengan pikiran masing-masing. Berpikir melewati banyak jalan sampai mereka berada di titik yang sama.

"Darah manusia murni."

Haechan termenung saat dia kembali mengingat pembicaraannya dengan peramal.

Manusia murni.

Jelas-jelas Jaemin itu dilahirkan oleh orang tua yang sama-sama vampire. Kedua kakaknya juga sama. Jadi, tidak mungkin kalau Jaemin memiliki darah manusia.

Kalaupun Jaemin memiliki darah manusia murni, sudah pasti darah itu akan kalah dengan darah kental vampire. Jaemin akan sepenuhnya jadi vampir, bukan setengah vampire.

Tapi, para prajuritnya tampak tergoda dengan bau darah dari luka di siku Jaemin. seharusnya mereka tidak tergoda dengan darah sesama vampire.

Jadi, benar?

"Haechan, ada yang aneh. Pagi tadi, ada anak kecil yang masuk ke dalam kamarku. Dia seperti lebih tua dari Chenle."

Haechan mengernyit, "Anak kecil?"

"Iya! Dia tiba-tiba ada di atas tempat tidurku, lalu dia memanggil namaku seolah dia tau tentang diriku. Tapi, aku tidak tau bagaimana wajahnya. Aku mengantuk sekali."

Mendengar penjelasan Jaemin, Haechan kembali terdiam. Dia kembali mengingat ucapan sang peramal.

"Pangeran, perlu Anda tau, efek dari pembangkitan memang hilang ingatan. Tapi, itu hanya berlangsung selama 3 hari. Kalau sudah lebih dari 3 hari, dia akan mengingat semuanya."

Haechan meremat jari-jari tangan Jaemin. Memandang wajah manis bocah di depannya. Dia menghela napas.

"Jaemin, apa kau masih melupakan semuanya?"

"Melupakan semuanya? Iya, tentu saja. Aku tidak ingat apapun. Sampai sekarang."

Haechan berkedip. Dia kembali mengingat percakapannya dengan si peramal.

"Pangeran, perasaan cinta Anda terlalu besar. Saya menjamin, Anda tidak akan menyadari perubahan darah pada pasangan Anda. Cobalah untuk mencicipi darahnya. Rasanya pasti akan sama dengan sebelumnya, tapi kali ini, cobalah lagi. Cari perbedaannya."

Haechan bangkit berdiri. Beralih duduk di ranjang yang sama. Dia menarik tubuh Jaemin. Mendudukkan anak itu dipangkuannya. Jaemin diam menurut. Kejadian tadi, seolah tidak membuatnya takut.

ETERNAL » HYUCKNA ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang