7|| Sewa badut?

55 21 33
                                    

Jangan lupa vote dan komennya ya teman²!
Biar aku tambah semangat lagi lanjutin ceritanya...



Setelah mendengar gumaman dari mulut sang kakak dan tak kunjung mendapat jawaban,Vina terus-menerus meneror Ghani dengan pertanyaan yang sama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah mendengar gumaman dari mulut sang kakak dan tak kunjung mendapat jawaban,Vina terus-menerus meneror Ghani dengan pertanyaan yang sama.

Kemana pun pria itu melangkah, Vina akan terus mengikutinya hingga anak sulung Delia itu menyerah. "Kamu gak capek, dari tadi ngekor Kakak terus?" Vina menggelengkan kepalanya.

Huft...

"Selama Kakak gak kasih Vina jawaban, Vina gak akan berhenti ikutin dan teror pertanyaan yang sama ke Kakak! Itu penting banget!"

"Oke, sekarang kamu mau jawaban seperti apa dari Kakak?" Dahi Vina mengerut.

"Kok Kakak malah tanya Vina, sih!" Vina kesal.

"Bukannya kamu yang ingin jawaban dari Kakak?"

"Iya bener, tapi Kakak jawab sendiri menurut hati Kakak. Emang Kak Ghani beneran suka sama Hana? Apa cuma kasian aja?"

Ghani menepuk tepian kasur, meminta Vina agar duduk di sampingnya. Selanjutnya pria itu hanya bungkam sampai suara ketukan pintu terdengar.

"Ghani... ayo sarapan dulu, nak! Panggil adiknya sekalian!" teriak Delia dari luar.

"Iya, Umma. Sebentar lagi Ghani keluar!"

"Umma tunggu bawah, ya!"

"Iya, Umma!"

Sesaat menarik lengan sang adik untuk keluar kamar miliknya, hingga Vina berjalan terseok-seok mengikuti langkah lebar Ghani.

"Kakak belum jawab pertanyaan Vina tadi!" peringat Vina. Ia tak mau lagi menunda untuk mendapatkan jawaban dari Ghani. "Selesai sarapan Kakak harus kasih jawaban yang pasti dan akurat!" Ghani hanya bergumam.

"Kenapa kamu yang ngotot?"

"Ini tuh penting banget buat kelangsungan asmara sahabat Vina, Kak. Kalo Hana sedih karena cinta dia bertepuk sebelah tangan, Vina bakalan ikut sedih juga."

Ghani tersenyum haru mendengarnya. "Kakak salut sama persahabatan kamu dan Hana."

"Hm, harus itu, kak." Vina tersenyum sambil menepuk dadanya bangga. "Vina gitu loh. Udah cantik, baik dan suka menolong."

"Dih, sombong banget," cibir Ghani melirik sinis sang adik di sampingnya.

"Sarapan dulu, jangan ngobrol terus!" Delia mendelikkan matanya seraya berkacak pinggang.

KisahanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang