8|| Sad or Happy?

68 24 64
                                    

Jangan lupa vote dan komennya ya teman²!
Biar aku tambah semangat lagi lanjutin ceritanya...





"Han, kamu jadi datang ke tunangannya Fares 'kan?" Bella tersenyum memandang sang putri yang tengah berias di depan cermin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Han, kamu jadi datang ke tunangannya Fares 'kan?" Bella tersenyum memandang sang putri yang tengah berias di depan cermin.

"Jadi, Bu. Hana kan sudah di undang sama Fares, masa gak datang, sih." Hana mendekat pada Bella yang duduk di tepi kasurnya. "Hana berangkat sama Vina juga kok, jadi Ibu gak usah khawatir."

"Tapi kamu hati-hati ya, nak. Ibu titip salam aja sama Fares." Ibu kandung Hana itu beranjak keluar setelah mengecup pipi anak satu-satunya. "Jangan sampai jauh dari Vina dan selalu waspada sekitar. Ingat pesan Ibu!" peringat Bella.

Hana hanya berdiam diri, berusaha mencerna apa yang ibunya katakan. Kenapa ibunya itu menyuruhnya selalu waspada? Hana masih belum mengerti apa maksud wanita yang sudah melahirkannya itu. "Udah ah, sekarang ke depan aja sambil nungguin Vina."

"Bu, Hana pamit, ya. Do'a-in Hana biar cepet dapat jodoh, hehehe... "

Bella terkekeh geli mendengarnya, "Ibu pasti doakan Hana. Paling juga jodohnya dekat-dekat sini aja, Han."

Dahi Hana mengerut sambil mengerjapkan matanya menatap ibunya. "Siapa? Ibu udah tau? Ibu mau jodohin Hana, ya?" Bella hanya tersenyum penuh arti yang semakin membuat Hana bingung.

"Nanti juga kamu tahu sendiri, Han."

Memang hari ini adalah hari di mana Fares tengah mengadakan tunangan di gedung yang tak jauh dari kediaman pria itu. Hana akan datang bersama dengan dua sahabatnya menuju gedung tersebut.

Gilang membunyikan klakson ketika tiba di depan rumah Hana hingga gadis berusia 23 tahun itu terlonjak kaget. Pria gemulai itu menyengir saat melihat wajah horor Hana, ia menangkupkan kedua tangannya meminta maaf.

"Udah ayo, Han! Nanti telat gak dapat makan, aku udah laper ini!" teriak Vina dari dalam mobil. "Sini, Han." Adik kandung Ghani itu melambaikan tangan pada sahabatnya.

"Emang kamu gak sarapan dulu gitu?" Vina hanya menyengir hingga terlihat gigi rapinya. "Ck, kebiasaan kalo ada acara selalu gitu. Padahal kamu kan holang kaya, Vin."

Gilang terbahak mendengar ucapan Hana. "Vina tuh orang kaya yang suka gratisan. Ya, meskipun dia bisa aja beli tokonya langsung."

"Diem deh, Lang! Fokus aja nyetirnya." sahut Vina sedikit sensi.

"Jangan ribu! Pagi-pagi juga udah ribut aja kalian," tegur Hana.

KisahanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang