13|| Goodmood

44 15 41
                                    

Jangan lupa vote dan komennya ya teman²!
Biar aku tambah semangat lagi lanjutin ceritanya...




Jangan lupa vote dan komennya ya teman²!Biar aku tambah semangat lagi lanjutin ceritanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







Setelah kejadian menghilangnya Hana dan Vina, kedua pria itu memutuskan untuk mengikat pergelangan tangan mereka. Kedua gadis itu sempat membrontak, namun usahanya tak membuahkan hasil. Kekuatan mereka jelas tak sebanding dengan tenaga Ghani dan Gilang.

Hingga saat ini mereka berada di pantai, sesuai ucapan Ghani kemarin. Tangan mereka masih terikat, kecuali Bella dan Delia yang terus tertawa menyaksikan tingkah anak-anak mereka.

"Lucu ya, Bel. Cuma gara-gara kabur beli bakso aja sampai di ikat begitu," ujar Delia geli.

Bella reflek menoleh lalu mengangguk dengan sisa tawanya. "Kayak ayam takut kehilangan anaknya, hahaha... "

"Apaan Ibu samaain kita kayak ayam!" protes Hana tak terima. "Kak, lepasin ini tangan Hana!"

Tanpa mengindahkan protesan gadis di sebelahnya, Ghani terus berjalan sambil memandang indahnya pantai. Sesekali Ghani melirik Hana dengan ekor matanya, menarik ujung bibirnya menjadi seringai tipis.

"Umma, Ghani tunggu kalian di sana, ya." Pria itu menunjuk pada penjual kelapa muda di bawah pohon. Usai mendapat anggukan dari Delia dan yang lain, Ghani langsung menarik Hana untuk ikut dengannya. "Ayo, ngadem dulu, Han," ajaknya.

Rencana yang Hana buat saat di pantai di gagalkan oleh Ghani, dan sekarang ia hanya bisa mengikuti langkah kaki pria itu kemanapun tanpa bisa membantahnya.

"Pelan-pelan dong, Kak! Hana hampir jatuh, nih!"

"Kamu lelet jalannya, Han. Kalo udah sah, langsung saya gendong aja."

"Itu mau Kakak aja! Kalo Hana mending jalan sendiri."

"Udah jangan ngomel mulu, itu udah deket."

Akibat kesal dengan pria yang bersamanya kini, Hana mengikuti gaya bicara Ghani tapi tanpa suara. Namun tak menyangka jika pria itu bisa mengetahui kala Hana sedang mengejeknya diam-diam.

"Jangan ngejek orang mulu. Sekarang kamu jawab pertanyaan dua hari lalu dan jawabannya harus iya," tegas Ghani menatap lekat Hana. "Kalo kamu cuma diam aja, berarti iya."

"Eh, loh kok... "

• • •

"Ini aja lah, Mas. Lebih bagus yang ini tuh, kelihatan body aku."

"Janganlah, Key... kamu tuh mau nikah apa mau pamer badan?" protes Fares mencoba sabar menghadapi Key.

"Udahlah biarin Key ambil yang itu. Kamu ikutin aja maunya dia, Res," celetuk Ratna tiba-tiba.

KisahanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang